30 Juni 2007

Rawins

Aku sendiri bingung kenapa memilih nama itu untuk MP aku. Yang pasti itu dulu nama genk aku waktu di STM dulu. Geng pengacau di sekolahan itu punya lima anggota :


Andi Thauland (Baturraden) jurusan listrik, ketua OSIS, kalem dan dewasa dalam bertindak. Lama aku tidak bertemu Andi. Terakhir aku sempat main ke tempat kerja dia di Tifico Tangerang pas lagi pindahan ke Bridgestone Bekasi sekitar tahun 97an. Setelah itu hilang tanpa kabar.

Eko Heri Purnomo (Somagede Banyumas) jurusan mesin produksi, seksi belanegara di OSIS, pemangku adat di ambalan, sedikit pendiam tapi suka nyruduk. Selepas sekolah diapun lama menghilang. Baru beberapa bulan lalu aku ketemu dia di Banyumas. Baru aja diangkat guru PNS sudah punya satu anak.

Marsidi (Jatilawang Banyumas) jurusan mesin produksi, pradana di ambalan dan di OSIS aku lupa seksi apa. Tegas, keras, disiplin dan penggemar berat dangdut. Selepas sekolah aku berpisah sekitar dua tahun. Aku bertemu dia saat pelantikan polisi di SPN Watumas Purwokerto. Cita-citanya sejak dulu kesampaian akhirnya. Setelah itu hilang lagi. Aku bersua lagi saat aku masih menjadi teknisi telepon umum di Kandatel Tasikmalaya sekitar tahun 99. Wilayah kerjaku mulai dari Kancatel Kawali sampai Kancatel Pangandaran membuat aku sering kali lewat dan mampir di Polres Ciamis. Marsidi di bagian Ident, cocok dengan kebiasaannya dulu disekolah, tukang potret.

Tabah Rijanto (Purwokerto) jurusan mesin produksi, seksi sibuk di segala kegiatan sekolah. Lepas STM aku agak sering bertemu dengan dia. Mungkin karena garis hidupnya yang sama-sama dari kalangan elit (ekonomi sulit-red). Jalan hidupnya mulai menjadi penjaga wartel,guru sampai bisa wiraswasta di gypsum dan desain interior aku sedikit mengikuti. Kini sudah punya dua anak dan tinggal di Wangon, Banyumas.

Lalu aku sendiri, jurusan listrik, cuek, bandel, norak dan suka bolosan. Aku juga sempat aktif di OSIS, PMR dan pradana di ambalan juga sempat dituakan di Saka Bhayangkara Polres Banyumas.

Lima kawanan pengacau ini cukup tenar di kalangan sekolah lanjutan tingkat atas se Purwokerto pada waktu itu. Tenar dengan prestasinya, juga tenar dengan kenakalannya. Prinsip kami waktu itu biarin bandel asal pinter. Sampai-sampai guru-guru kami di STM bingung dengan prinsip geng kami, nekadku pengabdian terbaik. Kami sering nekat bolos dan sering disetrap karena tetap berangkat mengikuti kegiatan tertentu walaupun dilarang oleh pihak sekolah.

Dua tahun Rawins Smatex dengan logo gambar kartun yang lidahnya menjulur di syal pink berkiprah hingga dikenal dimana-mana, khususnya dikalangan pecinta alam dan pramuka. Akhirnya kita berpisah setelah lulus sekolah dan kami menganggap Rawins telah sampai di akhir hayatnya.

Ternyata tidak. Waktu itu kami punya cukup banyak pengikut setia yang kami namakan Unthul's. Setahun setelah lulus aku main ke Purwokerto. Aku kaget, ternyata para unthul telah berani mengibarkan bendera Rawins dan dengan nekat mereka menamakan dirinya sebagai Rawins.

Aku terharu, ternyata perjuanganku dan teman-teman teroris masih ada yang mewarisi. Padahal mereka tak tahu, kalau asal kata Rawins itu berasal dari kejengkelan seorang guru kepada kami. Beliau selalu mengumpat (karena sayang tentunya - red) kami dengan kata-kata "DASAR RAWIN!!!" karena Rawin itu nama orang gila yang suka mengacau di desa beliau.

begitulah...
Read More

29 Juni 2007

18 Juni 2007

Celilian


Aku jan bingunge ngudubulah setan.
Gemagus, kemlithak, semelekethenjonthe pokoke lah.
Bisa nulis be ora koh kemlinthi nggaweni blog.
Jal siki arep diseni apa?
Watu..?
Oooo wong mandan gemblung pancen...

Lah mbuh kepriwe mengko lah...
Go sing maca aja gela, ya...
Karep-karepe rika lah arep ngomong apa
Sing jelas... jejeli gelas
Aku kepengin bisa nulis tapi urung teles..
Sing wis rumangsa pinter
Ngeneh aku dewaraih
Karo kirimi carane nulis sing apik
Syukur dikirimi duwit

Wis lah...
Wassalam... klepat..

rawin mumet
Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena