Tampilkan postingan dengan label gaptek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gaptek. Tampilkan semua postingan

18 Maret 2020

Tips Fresh Graduate Agar Lekas Kerja

Pertanyaan : Tips apa yang bisa anda berikan supaya fresh-graduate cepat dapat kerja?

Jawaban :

Banyaklah belajar. Perbanyak ikut kursus, pelatihan atau magang agar CV tidak kosong melompong. Hindari mencantumkan pengalaman organisasi terlalu banyak apalagi yang tidak nyambung. Bila punya pengalaman organisasi yang patut dibanggakan dan terindikasi mendukung pekerjaan yang anda lamar, sampaikan saja pada waktu wawancara.


Tak perlu ketinggian ekspektasi. Terima saja pekerjaan yang ada. Fokus anda adalah kolom pengalaman kerja di CV tidak lagi kosong di masa mendatang. Mungkin pengalaman kerja tercantum tak bersesuaian dengan yang akan dilamar kemudian. Namun jeda terlalu panjang antara waktu lulus sampai dapat pekerjaan pertama bukan hal menarik di mata HRD.

Lupakan gengsi di pekerjaan pertama. Perbanyak teman dari semua departemen dan jangan sungkan nyolong belajar seluk beluk pekerjaan mereka. Bantu kerjaan orang tanpa bayaran modus yang boleh dilakukan.

Tidak sesuai dengan pendidikan atau keinginan bukan masalah, karena tujuan bekerja adalah cari duit. Ketika ada peluang duit gede di bidang lain, kebanyakan idealismenya autoluntur. Programmer saya ITB jurusan geofisika. Supervisor networking kuliahnya urus sapi di IPB. Yang lulusan informatika Unpar malah jadi customer service.

Saya pernah nemu yang pakai teknik merendahkan diri untuk meninggikan mutu. Buka lowongan untuk satu tim networking di proyek. Selepas masa percobaan, yang staf tetap staf, supervisor saya eliminasi, yang helper loncat jadi supervisor.

Saya tanya kenapa lamar posisi helper pakai ijasah SMA padahal sarjana IT bisa lamar posisi supervisor? Alasan dia, "lamar supervisor pasti banyak saingan, belum tentu saya bisa masuk…"

Saya cek datanya memang benar. Untuk 1 posisi supervisor ada 20-an lamaran masuk, sedangkan helper hanya ada 3 pelamar. Spekulasi yang bikin saya angkat jempol. Bahkan saya merasa perlu angkat 4 jempol melihat cara dia menunjukan kemampuan aslinya selama masa percobaan. Stay cool, banyak kasih ide tanpa kelihatan menggurui dan ternyata bisa mengerjakan dengan baik. Dengan tetap tak ada orang tahu bahwa dia sarjana IT sampai saya interogasi menjelang probation habis.

Terima kasih, semoga membantu
Salam, rwn

Repost dari Quora

Read More

Buku Artikel Film Disarankan Untuk Startup Pemula

Pertanyaan : Buku, artikel, film, atau situs apa yang kamu sarankan untuk pemula yang hendak membangun startup?

Jawaban :

Saya orang teknik. Cara pandang saya ke banyak hal didominasi oleh pengamatan dan perhitungan, termasuk dalam menyusun rencana dan mengambil keputusan. Saya kurang suka terlalu muluk-muluk dan berpotensi bikin saya melupakan logika dalam prosesnya sebagaimana yang sering diungkapkan para motivator.



Pola pikir saya bisa dibilang old school yang memandang bisnis ala milenial ini dengan cara jadul. Bagi saya, bisnis itu tetaplah cara menjual dan mempertahankan pelanggan. Yang kekinian hanya kemasan saja agar bisa diterima oleh gen Z.

Saya tak bisa merekomendasikan buku atau tutorial apapun. Hanya bisa menyarankan baca saja semua yang anda suka, termasuk karya-karya motivator bullshit sekalipun, namun fokus di mempelajari proses bisnisnya untuk menghindari masuk jebakan betmen.

Perhatikan saja ke sekeliling. Banyak pemula di bidang startup yang terjebak, terlalu sibuk dengan kemasan sampai lupa inti dari bisnis itu sendiri, jualan. Saya bisa bilang karena pernah mengalami sendiri, berantakan…

Susun saja perencanaan yang baik dengan sumber daya yang ada. Jalani dengan hati-hati. Tak perlu mikir terlalu jauh jadi unicorn, decacorn, popcorn dst dst apalagi bikin rencana bakar-bakar duit, karena cari investor tidak semudah ngupil pakai jempol.

Bonyok di hasil akhir itu hak prerogatif tuhan, namun gagal di proses itu ambyar seambyar-ambyarnya…

Kira-kira begitu, terima kasih
Salam, rwn

Repost dari Quora

Read More

12 Maret 2020

Jenis Bisnis Original

Pertanyaan :
Apakah jenis ide bisnis yang terbaru dan original?

Jawaban :

Tidak ada...
Satu-satunya bisnis terbaru dan original adalah meniru bisnis yang ada kemudian memodifikasi agar bisa mengikuti perkembangan jaman.

Unicorn kebanggaan NKRI Gojek misalnya. Tak bisa dianggap original, karena dia hanya meniru bisnis ojek konvensional kemudian dilengkapi dengan aplikasi mobile

Ojek konvensional kan penumpang harus nyamperin ke pangkalan? 

Tidak juga. Begitu hp mulai digemari masyarakat, tukang ojek pangkalan sudah berinovasi menyebar nomor hp nya agar pelanggan bisa pesan sambil duduk manis di rumah via telepon atau sms.



Meniru lebih hemat karena bisa menekan biaya riset. Tahun 2005 saya harus riset pasar cukup lama hanya untuk mendirikan warnet di kampung. Begitu berdiri saya pun perlu jatuh bangun mengedukasi karena masyarakat masih memandang internet sebagai hal yang negatif. Setelah warnet saya kelihatan ramai, tak perlu waktu setahun kampung saya kebanjiran warnet hampir tiap seratus meter satu. Mereka berani banting harga sewa per jamnya, karena komponen HPP hanya bayar tempat dan perangkat. Tidak ada biaya kasak-kusuk kesana kemari sebelum warnetnya berdiri seperti yang saya lakukan.

Yakin dengan meniru bakal sukses?

Pertanyaannya kan cuma tentang ide bisnis, bukan cara mengembangkan atau mempertahankan. 

Kira-kira begitu, terima kasih
Salam, rwn.

Repost dari Quora

Read More

10 Maret 2020

Mengubah Rating Gojek

Pertanyaan : Bisakah mengubah rating bintang di gojek?

Jawaban :

Perlu diperjelas pertanyaannya, rating gojek yang mana yang ingin diubah.

Rating aplikasi gojek di playstore? Ini mudah, tinggal buka playstore, klik bintang yang diinginkan. Review juga bisa diedit dengan mudah.

Rating driver di aplikasi penumpang hanya bisa kita berikan sekali dan tak bisa diubah lagi. Driver yang telanjur ratingnya turun, hanya bisa menaikan lagi dengan cara mencari bintang 5 sebanyak-banyaknya.

Ada sih cara praktis. Pacarin programmernya gojek lalu rayu dia ubah rating. Itu pun kalo dia siap dipecat bila ketahuan.

Terima kasih
Salam, rwn.

Repost dari Quora

Read More

07 Maret 2020

Tips Pemula Sebelum Jadi Fotografer Pro

Pertanyaan : Apa saja tips untuk seorang fotografer pemula sebelum ia menjadi fotografer profesional ?

Jawaban :

Tak perlu berpikir terlalu jauh dulu.

Gunakan apa yang ada, jeprat jepret lah setiap waktu dan periksa hasilnya di komputer. Rasakan apa yang seolah kurang dari hasil jepretan dan pikirkan apa yang bisa dilakukan agar hasilnya lebih baik.

Cobalah minimal satu bulan. Bila anda tidak merasa bosan, mulai baca-baca teknik fotografi dan terapkan untuk jepretan selanjutnya. Jangan pedulikan anda pakai kamera ponsel, tinggal cari di playstore aplikasi kamera yang menyediakan fitur seting manual misal FV5.



Satu bulan berikutnya masih merasa enjoy, tak ada salahnya mulai menyiapkan anggaran untuk beli kamera SLR, murahan pun bukan masalah. Teruslah jeprat jepret sambil cari teman atau gabung komunitas fotografi. Grup online boleh, offline lebih bagus. Belajar dan konsultasilah tentang hasil jepretan anda kepada mereka yang lebih senior.

Dirasa hasilnya sudah layak termasuk menurut teman-teman komunitas, barulah anda mulai belajar editing. Di tahap ini ada baiknya anda mulai cari proyek untuk berlatih lebih baik. Hubungi teman di komunitas atau ke salon rias pengantin bilang mau magang jadi asisten tukang foto. Tidak dibayar pun jangan dipersoalkan dulu.

Jepretan sudah oke, editing mahir, pengalaman kerja beneran juga ada, itu saatnya anda menjadikan fotografi sebagai profesi.



Lama amat pakai tahapan sebulan sebulan?

Karena banyak yang ingin jadi profesional tapi males melalui prosesnya. Saking menggebunya langsung beli kamera mahal, belanja buku-buku keren tapi sebulan berikutnya sudah bosan. Betul, bosan adalah penyakit umum orang lagi belajar.

Di awal jeprat jepret dengan gear seadanya itu untuk mengasah feeling. Teknik cenderung lebih mudah dipelajari ketimbang feeling. Banyak loh, tukang foto yang teknisnya bagus, gearnya canggih, hasil fotonya pun keren, tapi gambarnya tidak bisa bercerita.

Bila asal jepret modal perasaan doang fotonya sudah bagus, ketika anda mulai belajar teknik fotografi apalagi didukung kamera canggih, hasilnya pasti yakin lebih yahud.

Langsung pakai DSLR di awal bisa mengaburkan penilaian anda. Biasa lihat hasil jepretan ponsel, lihat jepretan SLR anda bisa tertipu. Terpuaskan dengan hasil bagus padahal karena kualitas sensor kamera, bukan teknik atau feeling anda yang bikin. Sama halnya dengan editing, kenapa saya sarankan paling akhir dipelajari. Alasannya juga sama.



Jadi santai saja. Tak perlu terburu-buru ingin jadi profesional apalagi mikir dapat duit. Nikmati saja prosesnya dan biarkan otak, perasaan, jari menyatu dengan lensa memperhatikan terang gelapnya udara. Karena pada dasarnya fotografi adalah seni melukis dengan cahaya.

Tapi itu pendapat saya pribadi. Ikuti saja arahan fotografer senior, itu jalan yang benar. Semoga sukses menjadi pro.

Terima kasih
Salam, rwn

Repost dari Quora

Read More

06 Maret 2020

Blogger Menghadapi Algoritma BERT

Pertanyaan : Apa poin penting yang bisa dilakukan seorang blogger dalam menghadapi alogaritma Google BERT?

Jawaban :

Sepertinya sih masih sama dengan Fred. Hanya diupgrade kemampuan yang sebelumnya cuma mengenali kata per kata jadi mengenali kalimat. Keterkaitan antar kalimat dalam satu halaman bisa jadi akan lebih diperhatikan untuk mengindari spam dari blog gado-gado atau ala-ala AGC.

Dengan peningkatan ini, saya kurang paham apakah meta keyword masih bisa kata per kata atau dibikin kalimat lengkap layaknya meta tittle atau descriptions. Langkah paling aman mending ikutin apa yang disarankan Webmastertools. Toh Bert baru diterapkan di web berbahasa Inggris. Jadi masih ada waktu buat cari info lebih lengkap dan menyesuaikan konten blognya.

Mohon maaf belum bisa banyak membantu.
Terima kasih.
Salam, rwn

Repost dari Quora
Read More

04 Maret 2020

Ngemplang Kredit Online

Pertanyaan : Kenapa saat ini begitu mudahnya orang mengajukan kredit online? Bukankah risikonya lebih besar untuk ditinggal kabur pengemplangnya?

Jawaban :

Ada yang berbeda antara bisnis jadul dengan kekinian. Bila dulu umumnya bisnis itu berbasis produk, saat ini bisnis berbasis data tengah merajalela.

Dalam bisnis digital berbasis data, produk hanya umpan yang harus dibikin semudah dan semenarik mungkin. Sebagian digratiskan bahkan kalau perlu disubsidi dengan target dapat pelanggan sebanyak mungkin.

Sedikit keluar topik…



Saya contohkan ojek online. Mitra ojol dapat bonus yang yang menurut website Infojek mencapai 200 ribu bila sehari mencapai 30 transaksi. Asumsikan per transaksi 10 ribu, artinya omset mitra 300 ribu. Setoran tukang ojek ke aplikator 20%, berarti hanya 90 ribu tapi berani bonus 200 ribu, itu untung dari mana? Selain itu penumpang juga sering dapat promo kan?

Itu yang saya maksud, produk hanya umpan kecil untuk mendapatkan umpan besar yaitu DATA. Baik data driver maupun penumpang termasuk kebiasaannya pergi dari mana, kemana atau sukanya pesan makan apa dll dll.

Ok, kembali ke pinjaman online

Setiap instal aplikasi dari playstore, anda tentu sering mendapatkan permintaan agar aplikasi tersebut bisa mengakses apa yang ada dalam ponsel. Telepon, sms, file media, lokasi, speaker, kontak dsb dsb.


Dengan modus itu aplikasi pinjol bisa mendapatkan info lokasi tepat anda sesuai GPS dan seluruh kontak yang tersimpan di ponsel. Ketika anda kabur dari kewajiban, bagian penagihan bisa nelponin seluruh nomor tersimpan di kontak untuk mencari dimana anda berada. Tidak terlacak karena anda ngumpet di planet Mars misalnya. Tetap saja anda malu ketika gebetan jadi tahu bahwa anda ngemplang pinjaman yang tak seberapa.

Selain aplikator merasa aman dengan cara itu, anda tak bayar pun bukan sebuah kerugian besar, karena tujuan mereka adalah data. Ingat bagaimana ojol bakar uang untuk mengumpulkan data penggunanya.

Bila anda mau baca-baca review di playstore atau surat pembaca, akan banyak pengguna pinjol yang komplain sudah setor data lengkap tapi tidak di-acc juga. Atau di-suspend-nya padahal tak merasa melakukan kesalahan. Ini terjadi karena aplikator memang sudah tak perlu lagi adanya anda. Data anda saja yang dibutuhkan.



Ngumpulin data doang dapat duitnya darimana? Ingat kasus facebook kena denda pengadilan sampai 70 trilyun gara-gara dianggap menyalahgunakan data penggunanya untuk pilpres Amerika?

Nah, begitulah cara mereka dapat duit. Data pengguna dianalisa, dipilah-pilah kemudian dijual kepada pihak yang membutuhkan. Dan dalam kasus di atas, facebook hanya sedang sial saja. Kasus lain yang tidak muncul ke permukaan jauh lebih banyak.

Jadi berbahaya dong ngutang ke pinjol?

Itu mah terserah anda. Pinjem duit ke tetangga juga beresiko dibacok. Kalaupun kepepet dan harus berurusan dengan pinjol, jangan cari yang abal-abal. Pilih yang resmi minimal terdaftar di OJK dan baca-baca dulu reviewnya.

Kira-kira begitu
Terima kasih
Salam, rwn

Repost dari Quora

Read More

02 Maret 2020

Mengapa Photo Profile Bentuknya Bulat

Pertanyaan : Mengapa di sosial media, kebanyakan foto profil ditampilkan dalam bentuk bulat dibanding persegi seperti dulu?

Jawaban :

Karena foto profil identik dengan identitas yang semestinya cepat dikenali orang lain. Dengan bentuk bulat, kita bisa lebih fokus ke wajah tanpa harus terganggu oleh elemen lain di sekitarnya yang muncul pada bentuk persegi.


Dalam fotografi, foto portrait yang baik katanya harus menonjolkan obyek agar terpisah dari latar belakang. Karena frame berbentuk kotak, latar belakang seringkali menganggu fokus. Makanya digunakan teknik bokeh, mengaburkan gambar latar.

Dengan bentuk bulat, tanpa bokeh, mata bisa langsung tertuju ke obyek utama dalam hal ini wajah pemilik profil. Metode ini hanya efektif untuk gambar profil menggunakan wajah.

Dan memang ini tujuan dari pengelola platform medsos, memaksa pengguna untuk menggunakan foto wajah agar mudah dikenali. Toh kita juga mikir panjang kalau ada yang minta pertemanan tapi profilnya pakai foto pemandangan. "Siape lu..?"

Kayaknya sih begitu, terima kasih.
Salam, rwn

Repost dari Quora
Read More

27 Februari 2020

Apa Yang Harus Dilakukan Pada Blog Baru

Pertanyaan : Apa yang harus dilakukan pada blog yang baru 3 bulan?

Jawaban :

Teruslah menulis minimal satu artikel perhari sampai ke titik dimana anda merasa jenuh. Tak perlu sibuk optimasi SEO atau buang duit bayar domain atau hosting sebelum anda tahu kemana arah blog anda. Cukup perbanyak blogwalking.

Berpikir komersial di awal sebaiknya jangan dilakukan. Terlalu memikirkan nilai uang berpotensi menurunkan semangat menulis ketika hasilnya tak seberapa. Blog terbengkalai, hanya diurus beberapa bulan saja sangat banyak.

Lebih baik fokus menulis secara konsisten, biarkan pengunjung datang secara alami. Setelah berjalan setidaknya setahun, sudah yakin siap terus menulis, pengunjung organik sudah lumayan banyak, silakan lakukan optimasi dan keluar duit. Setelah itu baru mikir monetize.

Kayaknya sih begitu
Terima kasih semoga membantu
Salam, Rwn

Repost dari Quora

Read More

25 Februari 2020

Mengapa Platform Blogger Lebih Disukai

Pertanyaan : Mengapa platform Blogger lebih disukai oleh pemula daripada platform blog dan CMS lainnya?
Jawaban :

Bagi pemula, Blogger itu praktis dan mudah dikelola. Tidak perlu pemahaman html dll terlalu banyak, orang awam mampu menangani. Templates bawaan relatif memadai dan penyedia template gratisan cukup banyak.

Ketika ingin meningkatkan level dengan domain sendiri, Blogger mengakomodasi. Berbeda dengan Wordpress yang mewajibkan self hosting bila pengen custom domain. Artinya Blogger lebih ekonomis dibanding cms lain.

Secara SEO, saya pernah meragukan keadilan sosial Google terhadap Blogger dan platform lain. Rasanya pengguna blogspot lebih mudah masuk indeks. Tapi itu dulu, untuk kondisi sekarang saya kurang update. Sudah terlalu lama tiarap ngeblog

Dalam hal komersialisasi, Blogger juga memberi kemudahan monetize langsung dari dashboard. Bahkan sekitar 10 tahun yang lalu ketika jaman masih susah, mendaftar Google Adsense melalui Blogger relatif lebih mudah diterima dibanding platform lain. Sampai beberapa teman pengguna fanatik Wordpress mendadak bikin blogspot hanya untuk registrasi Adsense saja, begitu diterima mereka balik lagi ke selera asal.

Tapi kenapa di website yang menyajikan perbandingan popularitas platform Blogger kalah sama yang lain? Karena begitu mereka merasa expert, fitur-fitur atau plug in Blogger dianggap terlalu miskin dan susah dikustomisasi. Tak perlu yang terlalu rumit, kolom komentar Blogger dari dulu begitu-begitu saja, ribet dan kurang menarik kalah jauh dengan Wordpress.

Sebenarnya masih banyak. Tapi segitu saja dulu saya kira cukup. 
Terima kasih, semoga membantu.

Repost dari Quora


Mengapa platform Blogger lebih disukai oleh pemula daripada platform blog dan CMS lainnya?

Jawaban :

Bagi pemula, Blogger itu praktis dan mudah dikelola. Tidak perlu pemahaman html dll terlalu banyak, orang awam mampu menangani. Templates bawaan relatif memadai dan penyedia template gratisan cukup banyak.

Ketika ingin meningkatkan level dengan domain sendiri, Blogger mengakomodasi. Berbeda dengan Wordpress yang mewajibkan self hosting bila pengen custom domain. Artinya Blogger lebih ekonomis dibanding cms lain.

Secara SEO, saya pernah meragukan keadilan sosial Google terhadap Blogger dan platform lain. Rasanya pengguna blogspot lebih mudah masuk indeks. Tapi itu dulu, untuk kondisi sekarang saya kurang update. Sudah terlalu lama tiarap ngeblog

Dalam hal komersialisasi, Blogger juga memberi kemudahan monetize langsung dari dashboard. Bahkan sekitar 10 tahun yang lalu ketika jaman masih susah, mendaftar Google Adsense melalui Blogger relatif lebih mudah diterima dibanding platform lain. Sampai beberapa teman pengguna fanatik Wordpress mendadak bikin blogspot hanya untuk registrasi Adsense saja, begitu diterima mereka balik lagi ke selera asal.

Tapi kenapa di website yang menyajikan perbandingan popularitas platform Blogger kalah sama yang lain? Karena begitu mereka merasa expert, fitur-fitur atau plug in Blogger dianggap terlalu miskin dan susah dikustomisasi. Tak perlu yang terlalu rumit, kolom komentar Blogger dari dulu begitu-begitu saja, ribet dan kurang menarik kalah jauh dengan Wordpress.

Sebenarnya masih banyak. Tapi segitu saja dulu saya kira cukup. Terima kasih, semoga membantu.

Repost dari Quora


Read More

03 Mei 2018

Registrasi SIMCard


Atas nama pengetatan anggaran akhirnya ikut jadi jamaah paket data perdana sekali pake buang. Sempat heran ketika kartu bisa aktif tanpa registrasi. Infonya yang tidak didaftarkan menggunakan NIK akan diblokir total per 1 mei kemarin.

Terjawab ketika instal aplikasi dari provider, ternyata kartu yang aku pake sudah terdaftar atas nama silviatun. Ingat batasan 1 NIK untuk 3 nomor, apa mungkin nomor nomor yang dijual didaftarkan atas nama pemilik konter..?

Buntutnya jadi berburuk sangka setelah beberapa kali melihat ada yang bawa kartu keluarga untuk minta tolong pihak konter meregistrasikan kartunya. Tak terlalu susah KK dijepret dan NIK nya digunakan untuk registrasi kartu jualannya. Misal 1 KK warganya 5 orang, berarti konter punya stok 15 NIK untuk satu provider. Tapi apa ya begitu..?

Wes mbuhlah...
Antisipasi saja ndak usah bawa-bawa KK ke konter. Mending sedikit ribet daftarkan sendiri ketimbang disalahgunakan...

Read More

13 April 2018

Dua Tahun Nganggur



Dua tahun mungkin belum terlalu lama. Tapi buat praktisi IT itu terlalu panjang. Tanpa penyegaran catatan lama dan penambahan catatan baru, ketertinggalan isi kepala dibanding kemajuan teknologinya sudah terlalu jauh. Kasarnya, Ubuntu saja sudah melewati 4 kali update system, skill malah dibiarkan duduk manis di ujung gang buntu.

Apalagi bila dua tahun itu otak tidak terlalu banyak bekerja selain mikir kebutuhan dasar sehari-hari, kemampuan analisa masalah pasti merosot drastis. Perlu perjuangan teramat panjang bila harus kembali ke bidang itu dengan kondisi seperti saat berhenti. Itu baru dalam hal kemampuan berpikir, belum membahas masalah finansial mengingat proyek IT juga memerlukan kapital yang besar.

Jadi istilah "istirahat sejenak" kemarin sepertinya sudah tidak lagi relevan. Perlu nambah wawasan untuk membuka bidang baru yang sesuai dengan kondisi terkini namun memiliki peluang berkembang di masa mendatang.

Apa itu..?
Lah embuh
Mending ngopi ketoknya...


#OdjekBedjo
#Mumet
Read More

07 April 2018

ECash Mandiri Error


Sejak pagi layanan ecash Bank Mandiri tidak bisa dipergunakan. Nanya ke Mandiricare katanya lagi peningkatan sistem.

Untuk BUMN sebesar itu jawaban ini rasanya keren abis. Peningkatan sistem itu sesuatu yang direncanakan, bukan gangguan yang datang tiba-tiba tanpa permisi. IT di perusahaan ecek-ecek mau ganti access point wifi saja umumnya menyiapkan backup agar user tidak terlalu terganggu. Kebutuhan waktu sampai pekerjaan selesai pun bisa diperkirakan dan disampaikan ke user sebelum pekerjaan dimulai.

Rasanya tak sulit untuk sekedar kirim sms ke nasabah apalagi ecash menggunakan no hp sebagai nomor rekeningnya. Apa Mandiri tak mampu menambah pos biaya sms saat membuat anggaran pekerjaan upgrade tersebut..?

Atau karena aset Mandiri teramat besar sementara omset ecash cuma recehan isinya paling seratus ribu perak makanya dipandang sebelah mata? Untuk karyawan Mandiri yang gaji sebulan kali aja cukup buat hidup tiga bulan mungkin bisa bilang egepe. Tapi buat level tukang ojek yang narik pagi agar keluarganya bisa makan siang dan narik siang untuk persiapan makan malam, di masa aplikator mengobral promo seperti sekarang dimana sebagian penghasilan masuk ke deposit aplikasi yang harus ditarik lewat ecash, jelas ini masalah besar.

Tapi kepiye yo? 
Di Indonesia Raya konsumen adalah raja. Dan raja yang baik kata si buntel kadut umumnya plonga plongo dan tak boleh rewel.

Jadinya ya sudahlah...
#AkuRapopo

Read More

14 Maret 2018

RIP Hawking

"Einstein salah saat dia berkata 'Tuhan tidak bermain dadu'. Pertimbangan dari lubang hitam telah menunjukkan bahwa Tuhan memang bermain dadu, tapi terkadang Dia membuat kita bingung dengan melemparkan dadu ke tempat yang tidak terlihat". (The Nature Of Space And Time, 1996).

Read More

23 Januari 2018

Katanya IT Itu Mahal #3

Yang menilai IT tanpa melihat outputnya bukan cuma orang awam. Beberapa bulan lalu, ada permintaan presentasi dari perusahaan retail apparel yang sudah lumayan punya nama. Beliau menyerahkan poin poin yang mesti dikerjakan sistem, aku hitung volume pekerjaannya lalu ajukan sederet angka.

Komentarnya pendek, "kok mahal, pak..?"

"Kalo mau murah jangan bikin, pak. Beli saja aplikasi jadi di glodok atau online. Aplikasi legal ada yang 200 ribuan. Beli bajakan, satu CD harga 50 ribu isinya banyak aplikasi..."

"Tapi itu kan aplikasi generik, pak. Customisasinya sulit. Kita butuhnya aplikasi yang spesifik..."
"Nah. Bapak bisa kan bedakan kenapa pakaian di butik sama batik kodian di Beringharjo harganya beda..?"
" Yang di pasar kan bikinnya masal..."
"Trus bedanya sama aplikasi apa..?"

Beliau diam sejenak kirain dapat pencerahan. Ternyata komentarnya masih senada, "iya sih, pak. Tapi tetap kemahalan kalo segitu..."
"Indikatornya apa..?"
"Nominal biayanya..."

Nyerah...
Wegah cari contoh kasus lain...

Masa harus diceritain soal sistem ibadah malem jumat yang kebutuhan biayanya unlimited kalo pengen aplikasi yang multitasking bisa umbah-umbah segala.

Pengen murah yo cari aplikasi generik dengan resiko susah dibawa multitasking. Kalo multiuser bisa banget, sodara...

Kira-kira begitu...

Read More

IT Kok Mahal Pak..?

Yang menilai IT tanpa melihat outputnya bukan cuma orang awam. Beberapa bulan lalu, ada permintaan presentasi dari perusahaan retail apparel yang sudah lumayan punya nama. Beliau menyerahkan poin-poin yang mesti dikerjakan sistem, aku hitung volume pekerjaannya lalu ajukan sederet angka.

Komentarnya pendek, "kok mahal, pak..?"

"Kalo mau murah jangan bikin, pak. Beli saja aplikasi jadi di glodok atau online. Aplikasi legal ada yang 200 ribuan. Beli bajakan, satu CD harga 50 ribu isinya banyak aplikasi..."

"Tapi itu kan aplikasi generik, pak. Customisasinya sulit. Kita butuhnya aplikasi yang spesifik..."
"Nah. Bapak bisa kan bedakan kenapa pakaian di butik sama batik kodian di Beringharjo harganya beda..?"
" Yang di pasar kan bikinnya masal..."
"Trus bedanya sama aplikasi apa..?"

Beliau diam sejenak kirain dapat pencerahan. Ternyata komentarnya masih senada, "iya sih, pak. Tapi tetap kemahalan kalo segitu..."
"Indikatornya apa..?"
"Nominal biayanya..."

Nyerah...
Wegah cari contoh kasus lain...

Masa harus diceritain soal sistem ibadah malem jumat yang kebutuhan biayanya unlimited kalo pengen aplikasi yang multitasking bisa umbah-umbah segala.

Pengen murah yo cari aplikasi generik dengan resiko susah dibawa multitasking. Kalo multiuser bisa banget, sodara...

Kira-kira begitu...

Read More

18 Januari 2018

Katanya IT Itu Mahal #2

Produk IT harus mahal..?
Tidak cukup dengan menyebut nominal semata tanpa menghitung outputnya.

Gambaran mudahnya, krupuk harga 500 perak lebih murah ketimbang singkong goreng yang harganya seribuan. Tapi untuk memperoleh rasa kenyang yang setingkat dengan singkong seribu, beli kerupuknya mungkin harus 2 ribu perak.

Di lain sisi, kalo cuma bicara kenyang, minta air putih di warung banyak yang bisa kasih gratis. Soal rasanya tawar, itu bab yang berbeda walau bukunya sama.

Jadi sebenarnya mahal atau murah..?
Jawabannya tergantung kebutuhan, isi dompet dan amal ibadah masing-masing orang...

Katanya begitu...

Read More

IT, Kerupuk dan Singkong Goreng

Produk IT harus mahal..?
Tidak cukup dengan menyebut nominal semata tanpa menghitung outputnya.

Gambaran mudahnya, krupuk harga 500 perak lebih murah ketimbang singkong goreng yang harganya seribuan. Tapi untuk memperoleh rasa kenyang yang setingkat dengan singkong seribu, beli kerupuknya mungkin harus 2 ribu perak.

Di lain sisi, kalo cuma bicara kenyang, minta air putih di warung banyak yang bisa kasih gratis. Soal rasanya tawar, itu bab yang berbeda walau bukunya sama.

Jadi sebenarnya mahal atau murah..?
Jawabannya tergantung kebutuhan, isi dompet dan amal ibadah masing-masing orang...

Katanya begitu...

Read More

17 Januari 2018

Katanya IT Itu Mahal

Beberapa bulan lalu ada yang nelpon, ceritanya ingin bikin aplikasi ala startup yang sekarang lagi marak. Ketika sampai ke masalah biaya, aku sampaikan, "siapkan saja sekitar 500 jutaan, pak..."
"Terlalu mahal, kemarin ada yang nawarin 30 jt saja untuk bikin aplikasi..."
Pembicaraan selesai sampai di situ tanpa minta kejelasan lebih lanjut. Sore tadi beliau nelpon lagi, curhat sudah habis 150an juta tapi bisnisnya belum berjalan sesuai yang diharapkan dan akhirnya kandas di tengah jalan.
Biar gampang dipahami, aku cerita gini. "Bapak ingin ikutan taksi online, cuma nyiapin uang muka mobil doang langsung mikir penghasilan jutaan tiap bulan. Cicilan kredit, bensin, servis, pulsa dll tidak diperhitungkan padahal beban biaya terbesar ada di situ. Gagal bisnis taksi masih mendingan mobilnya bisa dipake yang lain atau dijual untuk mengurangi kerugian. Aplikasi gagal dapatnya cuma kode kode program yang saya sendiri ga tau enaknya diapain..."
"Habisnya masnya bilang 500, ada orang lain bilang 30 cukup. Gimana saya tidak mikir macam-macam. Enaknya gimana ya, saya susah habis banyak..."
"Enaknya anggap saja itu biaya sekolah, pak. Lanjut kumpulin dana lagi kalo memang masih minat di bidang itu..."
Case closed...
Sekilas infonya...
Yang seperti itu bukan cuma beliau seorang. Satu tahun terakhir ada 6 orang yang ngontak dengan cerita dan pola pikir sama. Bikin aplikasi, pajang di playstore, dapat duit banyak...

Tapi yang lain ndak curhat seperti beliau, semoga sih sukses.


Read More

Bikin Startup atau Bikin Aplikasi..?

Beberapa bulan lalu ada yang nelpon, ceritanya ingin bikin aplikasi ala startup yang sekarang lagi marak. Ketika sampai ke masalah biaya, aku sampaikan, "siapkan saja sekitar 500 jutaan, pak..."

"Terlalu mahal, kemarin ada yang nawarin 30 juta saja untuk bikin aplikasi..."

Pembicaraan selesai sampai di situ tanpa minta kejelasan lebih lanjut. Sore tadi beliau nelpon lagi, curhat sudah habis 150 jutaan juta tapi bisnisnya belum berjalan sesuai yang diharapkan dan akhirnya kandas di tengah jalan.

Biar gampang dipahami, aku cerita gini. "Bapak ingin ikutan taksi online, cuma nyiapin uang muka mobil doang langsung mikir penghasilan jutaan tiap bulan. Cicilan kredit, bensin, servis, pulsa dll tidak diperhitungkan padahal beban biaya terbesar ada di situ. Gagal bisnis taksi masih mendingan mobilnya bisa dipake yang lain atau dijual untuk mengurangi kerugian. Aplikasi gagal dapatnya cuma kode kode program yang saya sendiri ga tau enaknya diapain..."

"Habisnya masnya bilang 500, ada orang lain bilang 30 cukup. Gimana saya tidak mikir macam-macam. Enaknya gimana ya, saya susah habis banyak..."

"Enaknya anggap saja itu biaya sekolah, pak. Lanjut kumpulin dana lagi kalo memang masih minat di bidang itu..."

Case closed...

Sekilas infonya...
Yang seperti itu bukan cuma beliau seorang. Satu tahun terakhir ada 6 orang yang ngontak dengan cerita dan pola pikir sama. Bikin aplikasi, pajang di playstore, dapat duit banyak...

Tapi yang lain ndak curhat seperti beliau, semoga sih sukses

#ITMumet


Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena