Tampilkan postingan dengan label marketing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label marketing. Tampilkan semua postingan

08 Maret 2020

Teknik Pemasaran Di Pedesaan

Pertanyaan : Bagaimana teknik pemasaran yang baik di pedesaan?

Jawaban :

Harus dilihat pasarnya ke mana. Kultur masyarakat pedesaan di pesisir berbeda dengan pedalaman.

Masyarakat pesisir cenderung lebih terbuka dengan pendatang dan lebih mudah menerima hal baru. Hanya saja menjadi nelayan membutuhkan investasi lumayan besar untuk peralatan. Sebagian besar menjadi buruh nelayan sehingga taraf perekonomian umumnya relatif di bawah standar.

Memasarkan suatu produk di sana, mesti melihat kondisi cuaca. Ada masa paceklik ketika angin laut memburuk. Dalam kondisi itu, masyarakat umumnya tidak punya uang dan kehidupan sehari-hari ditopang oleh warung yang bisa bayar belakangan, ngutang ke tengkulak atau rentenir. Siapkan modal cadangan untuk antisipasi. Ambil keuntungan lebih di musim angin bagus, karena masyarakat nelayan biasanya royal saat punya uang.



Sedikit berbeda di pedalaman. Masyarakat agraris cenderung lebih tertutup dengan hal baru. Perlu pendekatan personal lebih banyak untuk bisa diterima. Kabar baiknya, bila sudah dipercaya mereka tak mudah pindah ke lain hati.

Kasus gagal panen tetap ada, namun selama belum terlalu parah dalam artian tidak berlarut-larut sampai 2 atau 3 kali masa tanam, tidak sampai bikin paceklik. Berbeda dengan nelayan yang segera menguangkan hasil laut, masyarakat petani lebih suka menyimpan gabah untuk cadangan makan sehari-hari dan sebagian jual selewat masa panen agar harganya lebih bagus. Mereka relatif lebih punya uang namun tidak terlalu royal dalam pengeluaran.

Strategi pemasarannya bagaimana?

Pahami saja kulturnya lalu sesuaikan dengan produknya. Musim paceklik ya jualan sembako dan harus siap dibayar tempo. Jual jaring mana ada yang beli. Contohnya begitu.

Semoga membantu, terima kasih
Salam, rwn.

Repost dari Quora

Read More

06 Maret 2020

Cara Membuat Merk Dagang Yang Acceptable

Pertanyaan : Bagaimana cara menciptakan merk dagang yang acceptable di dunia?

Jawaban :

Bikin merk dagang, secara umum teorinya sebagai berikut :
  • Mewakili produk
  • Punya makna atau filosofi
  • Singkat, jelas dan menarik
  • Mudah diucapkan, enak didengar dan gampang diingat
  • Universal
Saya bilang teori karena dalam prakteknya kita boleh suka-suka dan yang melanggar aturan di atas ternyata sangat diterima masyarakat juga banyak.

Mewakili maksudnya biar sekali dengar orang sudah nyambung ke produk. Misal Aqua, orang langsung ngeh oh air. Tapi boleh saja produk yang berkaitan air dikasih nama Kaki Tiga.

Merk bahan bangunan


Bermakna lebih ke sisi harapan kita atau apa yang bisa konsumen harapkan dengan merk yang diusung. Misal Durex. Katanya berarti Durability (Ketahanan), Realibility (Tahan uji) dan Excellence (Keunggulan). Teori ini banyak dipakai pada penamaan perusahaan, contohnya PT Sido Muncul atau PT Maju Mapan Sejahtera dll dll

Haruskah selalu bermakna baik? Belum tentu. Di jaman generasi milenial berkuasa, nama-nama ajaib justru lekas naik daun. Misal, Kerupuk Pelakor atau Macaroni Ngehe. Pelakor Ngehe memangnya bagus secara norma umum? Justru itu yang menjadi daya tariknya.


Singkat, jelas, menarik sebenarnya masih berkaitan dengan poin selanjutnya yaitu gampang diucapkan, didengar dan diingat. Disarankan tidak terlalu panjang. Ades atau Equil lebih mudah diucapkan ketimbang Le Minerale atau EternalPlus. Tapi Kapal Api lebih cepat saya tangkap sebagai kopi ketimbang Top.

Universal itu bisa dipakai di mana-mana. Misal, bikin warung makan pakai merk Sudi Mampir. Di Jawa nama itu bagus sekali dan tidak melanggar semua teori pembuatan merk. Di Kalimantan hasilnya beda, orang Dayak Maanyan akan bertanya-tanya, karena Sudi itu berarti alat kelamin. Jadi nama tersebut tidak lah universal.

Tapi anda pernah kan dengar aplikasi keuangan yang mendadak melejit gara-gara kebanjiran bintang 5 dari netizen Indonesia Raya?

 


Itu semua hanya gambaran umum. Saya pribadi cenderung seenaknya ketika bikin merk yang penting suka. Saya pernah bikin keripik dari bibit lele seukuran kelingking, sekenanya saja saya namakan Lebay. Ketika ada yang mempertanyakan, saya bilang saja artinya lele bayi.

Buat saya, merk sekedar nama. Sah-sah saja kita berharap banyak ketika menciptakan nama asalkan tidak lupa bagaimana cara membesarkannya. Ada teman namanya Afiyah yang saya yakin orang tuanya berharap dia selalu sehat. Sayang keluyuran malam terus, hasilnya sakit-sakitan melulu.

 


Saya pilih nama yang susah diucapkan macam Tag Heuer atau yang bermakna kurang bagus seperti Es Teler tapi dikelola dengan baik sehingga orang melupakan arti sebenarnya.

Yang penting, ketika dapat ide jangan lupa untuk ketik di google. Sangat bagus bila nama itu belum ada yang pakai. Takutnya sudah digunakan orang lain dan dipatenkan. Bakal bikin repot bila nanti bisnisnya sudah bertambah besar.

Kira-kira begitu. Mohon maaf bila pendapat saya di atas justru bikin tambah bingung. Semoga bisa segera nemu merk yang bagus dan produknya berkembang pesat sesuai harapan, amiiin.

Terima kasih
Salam, rwn

Repost dari Quora
Read More

05 Maret 2020

Bikin Startup Butuh Keberuntungan

Pertanyaan : Apakah dibutuhkan keberuntungan untuk membuat startup?

Jawaban :

Keberuntungan dibutuhkan di segala hal. Saya pernah kerja sangat keras tanpa berlanjut kaya, pernah usaha dengan modal lumayan ternyata hasilnya minim. Namun sebaliknya pernah lagi bengong tak tau mau ngapain tahu-tahu dikasih proyek besar.


Lanjut ke startup, saya sampai dua kali gagal karena kurang beruntung

Pertama mencoba di aplikasi untuk sekolah dengan pemanfaatan teknologi RFID. Modal sendiri dikerjain keroyokan bareng teman. Riset dan survai pasar oke, supplier perangkat dari China sudah dapat, development hampir selesai, pokoknya tidak terlihat ada masalah besar.

Kesialan terjadi menjelang launching. Bea cukai mendadak ada aturan baru dan lebih ketat, sementara saya kepedean dengan cara lama. Masukin barang secara retail tidak lewat importir.

Saya bilang sial, karena peraturan itu keluar saat pesanan saya sudah dikapalkan. Tidak diurus progres jadi mandek, diurus bikin cashflow saya berantakan dan tidak bisa operasional. Cuma ada dua pilihan yang sama-sama berdampak tidak bisa berlanjut, saya pilih bikin proyek lain dengan niat apabila nanti ada hasilnya bisa dipakai untuk urus itu.


Saya riset lagi cari yang implementasinya relatif tak butuh biaya banyak. Saya nemu kearifan lokal yang mewabah di kampung saya tiap hajatan nanggap dangdut, saweran. Desain dan bisnis plan dibikin, aplikasi mulai dikerjain dan alhamdulillah ada investor yang berminat.

Saya kerjain pakai C++ tapi keberuntungan malah main PHP. Di tengah jalan, viral yang namanya Bigo Live. Investor menarik diri dan saya gagal meyakinkan beliau untuk terus. Alasannya untuk bersaing dengan Bigo, butuh investasi lebih banyak dan waktu yang lebih panjang untuk BEP.



Sejak itu, ide-ide startup saya kubur dulu dalam-dalam. Saya pilih kerjaan kecil-kecilan dulu saja. Suatu saat juga akan besar bila keberuntungan sudah kembali berpihak.

Kira-kira begitu
Terima kasih.
Salam, rwn

Repost dari Quora
Read More

Strategi Bersaing Di Bidang Kuliner

Pertanyaan : Apa saja strategi kita agar bisa bersaing di bidang kuliner?

Jawaban :
Usaha di bidang kuliner, pondasinya adalah citarasa.

Citarasa merupakan kerjasama dari semua yang diterima panca indra yakni perasa, penciuman, perabaan, penglihatan, dan mungkin pendengaran. Atribut makanan hendaknya dapat dinikmati rasanya, aromanya, penampakannya, teksturnya, suhunya dan bila memungkinkan suaranya saat dikunyah.

Penerimaan tentang rasa sangat subyektif, beda orang beda selera. Jadi langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar. Mau ke mana, ke siapa produk itu ditawarkan. Pasar baby boomers umumnya suka yang simpel dan kuat unsur kenangan akan masa lalu. Akan berbeda dengan kalangan milenial yang cenderung suka makanan berpenampilan rame dan rada nyeleneh.





Bila menyasar kalangan bawah, harga murah adalah wajib. Tak masalah ambil margin tipis asal perputarannya cepat. Konsumen level ini juga tak terlalu banyak menuntut fasilitas sehingga investasi awal tak harus besar. Di Jogja, Burjo Andeska adalah contoh warung indomie andalan anak kos yang omset sehari mencapai 7 juta dan mempekerjakan 16 karyawan.

Perlu investasi lumayan bila targetnya menengah ke atas, karena buat mereka kuliner bukan sekedar soal makan tapi juga life style. Selain cita rasa, kualitas, pelayanan dan pemilihan lokasi perlu mendapat perhatian lebih. Untuk kasus ini anda bisa berkaca pada Starbucks.

Di jaman medsos hampir menjadi segala-galanya, menjadi viral adalah promosi terbaik. Mendesain interior dan tampilan makanan seinstagramable mungkin adalah cara alami agar pelanggan tertarik berswafoto lalu membagikannya ke follower medsos pribadinya.

Ingin lebih cepat, berikan insentif. Misal diskon sekian persen untuk pembeli yang posting swafoto di warung atau bersama produk. Agar subsidi diskon tidak terlalu jadi beban, tambahin saja syarat ketentuan berlaku misal pembelian minimum, diskon berlaku hanya untuk produk tertentu, follow official account medsos produk, dll dll

Pajang foto-foto menarik dan berkualitas di medsos atau website produk. Bila perlu bayar fotografer profesional, khususnya bila melayani penjualan online atau delivery order.

Jangan sepelekan kekuatan ojek online. Saya pernah menemukan penjual es di seputaran Ambarrukmo. Lokasi warungnya nyelempet di gang sempit agak susah ditemukan. Belum pernah saya lihat ada pembeli tapi selalu ramai oleh pasukan berjaket hijau. Saya tak sempat menanyakan omset tapi secara kasat mata hasilnya lumayan hanya dengan strategi es-nya tampil cantik di aplikasi ojol.



Selain itu, generasi milenial juga suka penasaran dengan produk bernama unik bin ajaib. Untuk sekedar membuka pasar dalam jangka pendek, cara ini bisa diterapkan. Orang Jawa bilang sagropyokan doang. Jadi tanpa didukung citarasa dan kualitas makanan serta pelayanan yang terus dijaga, ga pake lama bakal ditinggal pelanggan.

Kayaknya sih begitu, semoga membantu. Terima kasih.
Salam, rwn

Repost dari Quora
Read More

29 Februari 2020

Cara Promosi Melalui Instagram

Pertanyaan : Bagaimana cara yang efektif mempromosikan atau membesarkan sebuah brand makanan atau minuman yang baru melalui instagram?

Jawaban :

Tips trik promosi di Instagram bejibun di Google atau Youtube yang umumnya sebagai berikut :
  • Profile akun Instagram anda harus menarik
  • Foto produk yang diposting berkualitas tinggi
  • Buat video kreatif
  • Pergunakan hashtag yang tepat
  • Posting di jam orang lagi santai misal istirahat siang, jam orang pulang kerja dan menjelang tidur

Karena instagramers kebanyakan kaum milenial, yakinkan dulu produk anda menyasar kalangan tersebut. Untuk brand baru yang belum dikenal, anda harus mengupayakan bagaimana caranya menjadi viral. Misal anggaran promosinya cukup besar, cara paling praktis adalah mengendorse selebgram.

Cara lain, manfaatkan konsumen dengan imbalan tertentu. Misal kasih diskon menarik dengan syarat follow akun IG anda dan posting foto selfie bersama produk di akun pribadi konsumen.







Bila anda memiliki cafe, both atau warung untuk produk tersebut, desain tempat dan interiornya seinstagramable mungkin agar pengunjung auto tertarik untuk selfie di situ dan mempostingnya di akun mereka.





Dan yang paling penting anda harus siap 24/7 ngejagain akun anda agar bisa fastresponse membalas setiap komentar atau pesan yang masuk. Jawab komentar atau pertanyaan dengan asik. 

Anda bisa lihat bagaimana cara admin twitter TNI AU merespon mention tak peduli pertanyaannya tak serius bahkan absurd dengan gaya kocak. Bila tentara yang semestinya saklek saja mampu, anda semestinya lebih mampu bikin pelanggan betah.

Kayaknya sih begitu, semoga sukses jualannya.
Terima kasih
Salam, Rwn.

Repost dari Quora

Read More

28 Februari 2020

Cara Marketing Baru Menarik Pelanggan

Pertanyaan : Bagaimana cara menarik pelanggan untuk orang yang belum pernah terjun dalam dunia pemasaran ?

Jawaban :

Saya marketing yang sangat buruk. Sebagai orang teknik yang lebih banyak gaul dengan benda mati, komunikasi verbal saya tidak bagus. Saya sering gagap ketika harus bicara berbusa-busa mengenai kehebatan suatu produk dan menutupi kelemahannya.

Dulu saya pernah jualan komputer...
Sebelumnya saya cuma tukang servis panggilan. Karena hanya jual jasa, saya selalu bilang apa adanya tentang kelebihan dan kekurangan produk. Saya tidak pilih-pilih konsumen dan tidak pasang tarif. Konsultasi gratis via telepon atau sms pun saya layani. 

Sampai suatu saat saya punya tabungan dan buka toko komputer, hubungan baik dengan pelanggan servis itu sangat mendongkrak penjualan. Saya tak perlu banyak omong untuk menarik pembeli kereka mereka telanjur percaya bahwa saya jujur tentang harga dan kualitas barang yang saya jual.

Contoh kedua saya pernah bikin agen wisata...
Sebelum sampai tahap itu, saya memulainya sebagai tukan ojek dan sopir rentalan. Setiap dapat penumpang dari bandara atau stasiun selalu saya tanya, berwisata kah, pernah ke Jogja kah, dll dll

Saya tak segan menjelaskan situasi sebenarnya tentang Jogja. Sebabnya banyak wisatawan yang datang ke suatu obyek hanya karena viral di medsos. Saya jelaskan tips trik dan kondisi sebenarnya agar mereka tidak ketinggian ekspektasi di awal. Sering juga saya rekomendasikan rute agar perjalanan mereka bisa efektif. 

Cerita-cerita pengisi perjalanan itu tak jarang berlanjut dengan permintaan, "nomor hpnya saya simpan ya, mas. Siapa tahu nanti saya nyasar, boleh kan dibantu kasih info…"

WA saya lambat laun jadi ramai. Awalnya sekedar menanyakan dimana tempat makan atau souvenir murah lama-lama ada yang minta diantar dengan sistem borongan atau harian. Setelah itu sering masuk WA dari nomor tidak dikenal yang ternyata dapat nomor saya dari teman yang pernah saya antar sebelumnya.

Jadi…
Menyadari kelemahan dalam mempromosikan produk, saya cenderung mempromosikan diri saya pribadi dan menunggu iklan dari mulut ke mulut itu berkembang secara alami

Langkah selanjutnya adalah memelihara baik-baik hubungan dengan relasi. Setelah modal pelanggan loyal dirasa cukup, barulah saya bikin usaha yang rada bener. Dan untuk menutupi kekurangan pribadi itu, saya siapkan yang beginian…



Betul. Rekrut orang yang pinter ngomong untuk mencari pelanggan baru. Toh saya sudah mampu bayar.

Kira-kira begitu
Semoga membantu
Salam
Rwn

Repost dari Quora

Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena