Tampilkan postingan dengan label lowongan kerja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lowongan kerja. Tampilkan semua postingan

18 Maret 2020

Tips Fresh Graduate Agar Lekas Kerja

Pertanyaan : Tips apa yang bisa anda berikan supaya fresh-graduate cepat dapat kerja?

Jawaban :

Banyaklah belajar. Perbanyak ikut kursus, pelatihan atau magang agar CV tidak kosong melompong. Hindari mencantumkan pengalaman organisasi terlalu banyak apalagi yang tidak nyambung. Bila punya pengalaman organisasi yang patut dibanggakan dan terindikasi mendukung pekerjaan yang anda lamar, sampaikan saja pada waktu wawancara.


Tak perlu ketinggian ekspektasi. Terima saja pekerjaan yang ada. Fokus anda adalah kolom pengalaman kerja di CV tidak lagi kosong di masa mendatang. Mungkin pengalaman kerja tercantum tak bersesuaian dengan yang akan dilamar kemudian. Namun jeda terlalu panjang antara waktu lulus sampai dapat pekerjaan pertama bukan hal menarik di mata HRD.

Lupakan gengsi di pekerjaan pertama. Perbanyak teman dari semua departemen dan jangan sungkan nyolong belajar seluk beluk pekerjaan mereka. Bantu kerjaan orang tanpa bayaran modus yang boleh dilakukan.

Tidak sesuai dengan pendidikan atau keinginan bukan masalah, karena tujuan bekerja adalah cari duit. Ketika ada peluang duit gede di bidang lain, kebanyakan idealismenya autoluntur. Programmer saya ITB jurusan geofisika. Supervisor networking kuliahnya urus sapi di IPB. Yang lulusan informatika Unpar malah jadi customer service.

Saya pernah nemu yang pakai teknik merendahkan diri untuk meninggikan mutu. Buka lowongan untuk satu tim networking di proyek. Selepas masa percobaan, yang staf tetap staf, supervisor saya eliminasi, yang helper loncat jadi supervisor.

Saya tanya kenapa lamar posisi helper pakai ijasah SMA padahal sarjana IT bisa lamar posisi supervisor? Alasan dia, "lamar supervisor pasti banyak saingan, belum tentu saya bisa masuk…"

Saya cek datanya memang benar. Untuk 1 posisi supervisor ada 20-an lamaran masuk, sedangkan helper hanya ada 3 pelamar. Spekulasi yang bikin saya angkat jempol. Bahkan saya merasa perlu angkat 4 jempol melihat cara dia menunjukan kemampuan aslinya selama masa percobaan. Stay cool, banyak kasih ide tanpa kelihatan menggurui dan ternyata bisa mengerjakan dengan baik. Dengan tetap tak ada orang tahu bahwa dia sarjana IT sampai saya interogasi menjelang probation habis.

Terima kasih, semoga membantu
Salam, rwn

Repost dari Quora

Read More

03 Maret 2020

Memulai Bisnis Tanpa Modal

Pertanyaan : Bagaimana cara memulai suatu bisnis dengan tidak bermodalkan uang ?

Jawaban :

Tanpa modal uang secara langsung, bisa.!
Tanpa modal sama sekali?
Tak akan bisa...

Saya pernah jatuh bangkrut. Aset keluarga nyaris habis sampai tidur harus uyel-uyelan berempat, cuma mampu ngontrak satu kamar itu pun bayarnya belakangan. Merasa seiman dengan pemegang kunci surga, saya berusaha santai karena ini ujian, bukan azab.

Yakin masih sehat dan kuat, berkelilinglah saya dari rumah ke rumah menawarkan tenaga. Apa sajalah saya mau jabanin, potong rumput, benerin genteng atau ngosek wc sekalipun. Hasilnya? Cape bro jalan kaki seharian. Dapat kerjaan juga kagak, tetap saja keluar modal 5 ribu perak buat isi perut di angkringan.

Ingat sedikit paham soal listrik dan komputer, saya kepikiran teman-teman yang main di situ. Akhirnya ada yang kasih satu dua kerjaan freelance. Tapi sebelum itu, saya harus keluar duit juga buat beli hp nokiyem 100 ribuan agar bisa menghubungi mereka.



Susahnya, di jaman ini orang royal beli hp mahal tapi mendadak miskin kalau urusan pulsa. Misal ada kerjaan mereka jarang mau nelpon atau sms, maunya Whatsapp. Nah, musti keluar modal lagi kan buat beli android?

Gelap mata dikejar urusan perut keluarga, saya kepikiran miara tuyul, ngepet atau apa kek. Saya samperin temen yang suka urusan mistis. Dapatlah info yang A1 tentang proses yang senjelimet Javascript.

Jebul yang seikhlasnya itu bayar jasa si mbah doang. Uba rampe yang setelah saya kalkulasi melebihi nilai UMR itu wajib bayar di muka. Plus ketika saya tanya apakah tingkat keberhasilannya 100%, teman tanpa rasa dosa menjawab, "namanya juga usaha, hasilnya tergantung sing gawe urip. Kalau gagal ya coba lagi…" #Tapedeh

Gagal di aliran sesat, saya minta kerjaan ke kyai. Malah dikasih wirid panjang yang harus dibaca sehari 1000 kali minimal selama 40 hari. Saya tanya, untuk makan keluarga saya sebelum tamat tirakat bagaimana orang buat makan besok saja belum ada. Beliau jawab, "doa itu cuma pendorong. Kuncinya harus usaha sekuat tenaga dan jangan lupa sedekah tiap hari biar dorongannya tambah kenceng…" #Nah

Sebenarnya ceritanya masih sangat panjang. Tapi segini cukuplah untuk anda dapat menyimpulkan sendiri, bisakah memulai usaha tanpa modal sama sekali..?

Semoga membantu. Salam, rwn

Repost dari Quora

Read More

01 Maret 2020

Adakah Perusahaan Yang Merekrut Lulusan Baru

Pertanyaan : Adakah perusahaan yang akan merekrut karyawan lulusan baru yang tidak memiliki pengalaman organisasi?

Jawaban :

Untuk posisi dan level tertentu, banyaaak…

Jangankan tak punya pengalaman organisasi, rekrut yang cuma punya skill dasar doang sering saya lakukan waktu di Kalimantan. Awalnya saya selalu minta ke HRD HO setiap membutuhkan tenaga tambahan. Namun orang-orang pinter kiriman dari Jakarta itu jarang yang mampu bertahan lama. Umumnya mereka mundur teratur dengan satu kegundahan, "kerjaan di tambang kok gini sih? Perasaan IT tuh ga begini deh.."


Staf networking yang selalu siap di segala medan

Dari hasil ngobrol dengan mereka, umumnya penyebab ketidakbetahan mereka adalah ekspektasi yang terlalu tinggi bahkan sudah mereka bayangkan saat memutuskan akan kuliah IT. Kerja depan laptop, ruangan adem, suasana santuy ala kantor Google dsb dsb. Apalagi ketika dengar kata tambang, bayangan akan kenikmatan gaji dua digit kian melambungkan hayalan yang mendadak jadi PHP ketika tahu situasi di lapangan.

Daripada pusing kerjaan tertunda-tunda kekurangan orang, saya iseng rekrut anak lulusan SMK setempat tanpa banyak berharap karena saya paham kualitas pendidikan di pedalaman seperti apa. Saya cuma berpikir ini kertas kosong. Mau dibikin seperti apa terserah saya.

Ternyata hasilnya bagus. Dikasih tugas apa saja tidak menolak dan berpikir, "IT kok begini..?" 

Kemauan belajarnya tinggi, apalagi setelah saya kasih iming-iming, "siapa yang bisa nunjukin prestasi saya kirim pelatihan di Jawa.."

Mungkin merasa dibentuk dari nol, loyalitas mereka tinggi. Dari 8 orang yang saya rekrut, hanya 1 yang resign dalam waktu 3 tahun setelah saya hengkang dari sana, itu pun karena saya yang kasih rekomendasi ke perusahaan yang lebih bagus.

Programmer yang tak perlu ruangan adem buat coding


Semua rekrutan saya berhasil?

Tidak...

Ada satu dua yang saya eliminasi setelah masa percobaan habis. Tapi biaya gaji untuk 3 bulan mereka percobaan masih lebih kecil dibanding 1 bulan gaji staf kiriman dari HO. Cost departemen saya tetap rendah dan tidak sampai mengganggu cashflow. Setelah saya anggap mampu dan punya sertifikasi baru saya sesuaikan angkanya.

Sejak itu untuk level staf saya lebih suka rekrut fresh graduate. Tapi saya belum tahu apakah metode ini efektif bila dilakukan di kota. Saya baru lakukan di pedalaman.

Oh ya, siapa tahu ada yang penasaran kenapa banyak yang tidak betah jadi IT di tambang, biar gambar ini yang berbicara.




Semoga membantu. Terima kasih.
Salam, Rwn.

Repost dari Quora

Read More

25 Februari 2020

Umur 49 Tahun Masihkah Diterima Kerja

Pertanyaan : Saya berumur 49 tahun, berpengalaman kerja 12 tahun, dan saya berbisnis tetapi karena gagal ingin bekerja lagi tetapi setelah lama melamar tidak pernah dipanggil. Apakah masih ada kesempatan kerja untuk saya?

Jawaban :

Faktor usia memang masalah tersendiri ketika melamar pekerjaan. Posisi jabatan senior lowongannya tidak banyak. Posisi junior, perusahaan lebih pilih pekerja muda yang lebih energik dan update dengan situasi terkini.

Skill pun seringkali bukan nilai tawar yang efektif mengingat perkembangan jaman khususnya di bidang teknologi terlalu cepat.

Saya cukup lama di IT, lepas dari sana 2 tahun saja rasanya sudah ketinggalan jauh. Belum lagi faktor daya ingat yang saya rasakan menurun. Apa yang dulu setiap hari saya kerjakan, ketika ada yang nanyain, saya mendadak ngelag panjang sebelum akhirnya googling.

Makanya ketika bisnis saya jatuh di awal 2017, alih-alih melamar kesana kemari, saya pilih pulang kampung yang biaya hidupnya rendah sehingga bisa dicukupi dengan kerja serabutan. Yang saya lakukan hanya say hello dan hahahihi ke teman teman lama di whatsapp.

Beneran cuma ngobrol ngalor ngidul tanpa pernah terang-terangan minta dicarikan pekerjaan. Saya sok jaim ini karena ingat kelakuan sendiri. Dulu, beberapa teman yang rutin chat mendadak saya kurangi responnya gara-gara dia sering mengeluh serba kekurangan, carikan kerjaan, minta modal atau bahkan minjem duit. Saya justru respek dengan teman yang saya tahu nganggur tapi ceritanya selalu optimis dengan yang dia alami.

Hasilnya ada saja teman yang nawarin walau cuma kerjaan freelance dan beberapa malah proyek terima kasih. Tetap saya jalani karena targetnya, saya punya sarana untuk otak agar tetap hangat dan hubungan dengan relasi tetap baik.

Setelah 3 tahun lebih, alhamdulillah saya dilamar untuk posisi yang menarik. Direkomendasikan ke perusahaan oleh teman yang selama ini suka nyuruh kerja bakti. Dasarnya apa, saya tidak tahu. Suer

Terima kasih, semoga membantu.

Salam…

Repost dari Quora

Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena