Ada seorang teman yang mengeluh tentang privasinya yang terganggu oleh seseorang yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan dia selain sekedar penggemar semata. Dan entah mengapa si pengemar ini tak mau tahu dengan permintaan teman untuk tidak melintasi batas-batas pribadi. Dari cerita teman itu seolah ada sedikit kisah tentang penghakiman sepihak terhadap kehidupan pribadi.
Saya sendiri suka heran, mengapa orang seringkali suka menghakimi orang lain. Sementara dirinya sendiri belum tentu benar. Saya jadi ingat, temen-temen nongkrong di cafe Nologaten waktu masih di Jokja dulu. Walau saya seringkali duduk satu meja dalam keremangan yang sama, saya tak pernah tahu isi hati teman-teman saya itu selain apa yang saya lihat saat itu.
Anggap saja si A seorang penyair yang begitu puitis dan berambisi ke luar negeri walau tidak pernah bisa bahasa Inggris Si B seorang calon pengusaha yang kuliah matematika tapi kerjanya pacaran melulu. Si C Aktivis mahasiswa yang kuat baca buku dan tipe lelaki setia. Si D seorang pengelana yang susah tidur dan gemar mabuk berat.
Apa kita tahu, setelah meninggalkan meja cafe, ternyata si aktivis gemar main perempuan. Atau si calon pengusaha begitu hafal lagu dan sejarah karier Rhoma Irama. Atau si penyair ternyata pemabuk juga. Kombinasinya sangat mungkin diputar balik. Dan kita tak pernah tahu, bukan hanya karena semua hati punya rahasia, tetapi juga karena semua orang punya kesukaan yang gampang berubah.
Apakah kita perlu merasa heran, ketika nongkrong bareng kawan penyair meneriakan keagungan puisinya dan mengatakan dangdut terkutuk, bikin keriting otak. Lalu kawan di sebelahnya menimpali dengan bernyanyi, "Selamat malam, duhai kekasih..." Setelah itu apa kita bisa menerka kalau diam-diam si pengutuk dangdut itu berkata dalam hatinya, "Lagunya asyik juga nih..."
So, marilah kita biarkan setiap pilihan berlangsung tanpa paksaan dan penghakiman. Karena Tuhan saja tidak otoriter kepada umatnya, mengapa kita harus sok kuasa terhadap sesama..?
Harus saling memahami kali ya mas, kadang BT juga kalo lagi nongkrong ada temen yang ngomongin hal yang spesifik dengan bidangnya tapi kita ga tau, hmmm
BalasHapussida meng jokja wulan ngarep apa kang?
BalasHapus@Jakober
BalasHapusBenul banged kang. Kadang kita menahan rasa sebel tapi yang bersangkutan tidak mau tau.
@pacul
Kayane awal bulan Cuy...
kaya nya mas ini jg doyan dangdut yahh, hehehhe :P
BalasHapusnah...mas ini yang A,B,C,D? hehehe :)
BalasHapusterkadang seringkali kita mendengar kata2 "selalu positive thinking aja"... tapi kenyataannya... :)
@juned
BalasHapusSuka musik apa aja asal gak bikin budeg.
@Yuliana
Kan aku temennya. Aku E F G H deh...