Situasi sulit sejak tiga tahun belakangan ini, semestinya mulai membaik sejak tahun lalu. Namun status tahun politik membuat banyak hal khususnya terkait bidang ekonomi jadi melambat dan cenderung berjalan di tempat. Cari info proyek kesana kemari lebih banyak mendapat jawaban, "nanti lah nunggu pilpres selesai..."
Bukan hanya proyek baru. Yang sudah berjalan pun banyak yang mendadak "pending". Memang masih banyak pekerjaan yang bisa terus jalan, namun jumlahnya tak sebanding dengan permintaan. Alhasil banyak yang musti bertahan dalam posisi gigit jari.
Banyak teman yang sampai depresi akut. Kapasitas otak kadang tak lagi mencukupi untuk membagi ruang berpikir tentang cara berkelit dari berbagai kejaran masalah. Sekedar bertahan untuk hidup menjadi prioritas membuat upaya bangkit kembali seringkali menjadi angan yang sulit diwujudkan.
Apalagi bila terus terbelenggu masa lalu alias gagal move on. Di saat susah masih saja kepikiran masa lalu yang bahagia. Melihat anak-anak harus pindah ke sekolah gratisan tak berkualitas, sementara di atas kertas tertulis deretan angka lumayan panjang yang tak bisa ditagih, rasanya tak cuma sakit. Tapi musti ditambah pake kata banget banget dan kebangetan.
Dalam kondisi begini, solusinya hanya teori Darwin. Pilihannya hanya "ndableg" atau jadi korban seleksi alam. Lupakan perasaan dan pikiran yang hanya menambah energi negatif. Biarkan saja orang mau bilang atau bergosip apa. Lebih baik tutup mata tutup telinga termasuk ketika ada yang nagih utang. Kalo ada yang ngotot, kasih saja nasehat dengan tak kalah ngotot, "ketimbang marah-marah gitu, lebih bermanfaat bantu doain cepet dapat kerjaan lagi biar bisa bayar utang. Kalo kondisinya tak juga berubah, berarti Tuhan belum berkehendak duitmu balik. Berani po melawan kehendak Tuhan..?"
Perubahan mindset juga harus ditularkan ke keluarga. Anak-anak musti bisa cuek bermain tanah liat atau beluluk sementara teman sebayanya sibuk dengan hape. Istri belajar senyum dengan uang belanja 200-300 ribu seminggu tanpa mengingat-ingat dulu sebulan pengeluarannya 10-20 juta. Hanya itu step awal untuk bertahan hidup agar lebih banyak bagian otak yang bisa dipakai untuk memikirkan cara bangkit kembali.
Berat banget memang...
Tapi nyatanya bisa. Anak-anak sudah berhenti bertanya kapan ikut robotik atau balapan sepatu roda lagi. Time Zone atau Trans Studio sepertinya sudah terhapus dari kamus mereka. Ibunya pun tak jauh berbeda. Telah mampu melupakan dompet penuh kartu dan kegiatan gesek sana gesek sini. Segala hal yang beberapa tahun lalu dianggap mustahil mampu dijalani, sekarang bisa dinikmati dengan penuh senyuman. Soal senyumnya manis atau kecut itu beda kasus...
Cara menyikapi masalah sudah berbeda, cenderung santai dan bernada optimis. Misalnya ketika bilang, "ayahnya si Dudut sekarang tahan lama di ranjang..."
"Wah pasti seneng dong..?"
"Engga lah. Kasian..."
"Kok bisa..?"
"Lha ga dapat-dapat kerjaan. Akhirnya siang malem pagi sore kerjaannya tidur terus. Piye jal..?"
Wis lah pokoknya kisruh pilpres dah rampung
Yakin saja semua segera membaik
Amiiin...