28 Januari 2015

Gagal Move On

#Bimbingan Orang Tua

Setelah purna tugas, biarpun masih bertahan di site gara-gara belum dapat tiket pulang, semestinya statusku cuma wisatawan yang ga ikut campur lagi urusan kerjaan.

Tapi kayaknya orang-orang masih gagal move on...

Masih banyak karyawan yang nyamperin atau nelpon urusan IT. Teman-teman di IT pun sama saja. Pertanyaan, keluhan dan berbagai masalah tetap singgah ke hapeku, bukan ke staf dari Jakarta yang gantiin aku.

Kisruh politik kantor pusat dibawa masuk ke bidang teknik di lapangan tak cuma bikin nasibku saja yang ga jelas. Imbasnya ke teman-teman juga lumayan besar sampai merambah ke sisi psikis.

Tak nyaman rasanya melihat kondisi seperti ini
Bertahun-tahun aku membangun tim dari posisi single fighter sampai sebesar ini agar tetap solid, baru ditinggal beberapa hari sudah berantakan. Padahal aku belum benar-benar meninggalkan mereka.

Siapa tahan melihat semangat kerja mereka menurun drastis padahal aku tahu mereka pekerja-pekerja handal. Aneh aja bisa mendadak berubah jadi robot yang harus selalu dikasih instruksi baru mau jalan.

Tau tiba-tiba pikun atau cuma pura-pura dalam rangka protes aku ga tahu. Yang jelas teledornya jadi setinggi tower. Boro-boro pekerjaan yang rumit. Masalah sederhana saja banyak yang kelewat. 

Jadi sedih ketika aku nengokin mereka masih harus komentar, "kalo mau pulang, lampu, dispenser, ac pokoknya semuanya jangan lupa matiin ya..."

Lebih sedih lagi ketika sampe mess ada karyawan yang nyamperin, "internet gangguan ya, pak..?"

Merasa ga punya wewenang, aku nelpon teman-teman dong. "Internet katanya mati. Ada masalah apa..?"

Dan jawabnya, "kan bapak bilang kalo mau pulang semuanya dimatiin..."
#hening...

Entah kenapa kepala mendadak bau menyan...
*tembok mana tembok..?


Read More

27 Januari 2015

Makin Tedjo

#Bimbingan Orang Tua

Terkatung-katung...
Seolah memaksakan fakta baru bahwa keluar kerja ternyata lebih ribet daripada cari kerja...

Sudah lima hari dinonaktifkan kantor, namun belum juga ada kejelasan kapan dikasih tiket pulang. Tiap hari kerjaan hanya klinthang-klinthung di seputaran mess. 

HRD dikomplen cuma cengar-cengir kaya menteri Tedjo. Jawabannya normatif banget ala Jokowi, "sabar belum ada keputusan, kang. Di Jakarta-nya masih kisruh..."

Naik banding ke ibu direktur dijawab gini, "jangan kemana-mana. Lu cuma korban politik di grup.."
#halah...


Ga nyaman makan tidur modol doang, aku ke HRD lagi ngelobi tiket. "Aku tunggu di rumah aja kan bisa, bos..."

Tetap ga mempan
Malah direktur PT sebelah yang masih satu grup nelpon, "jangan pulang, lu ikut gua aja..."


Eh, di sini IT dipegang sama holding company. Jadi semua perusahaan dibawah grup ga punya IT sendiri. Aku pun nanya, "kerjain apa, gua cuma tukang manjat..?"

"Apa aja lah yang penting lu jangan pergi.."

Makin ga jelas...
Sampai akhirnya si bos kecil itu buka kartu, "lu tau engga kenapa ga boleh pindah mess padahal orang lain dipindahin ke mess baru..?"

"Emang kenape..?"
"Abisnya penunggu pohon deket tower itu nurutnya cuma ke elu. Kalo lu ga ada, siapa yang urus kalo mesin-mesin mulai nyala sendiri.."
#hening...


Cuaca pun terasa makin ga jelas, gaes...
Dan aku mulai nyesel berteman setan...

Eh, kalian temanku kan..?


Read More

25 Januari 2015

Hari-Hari Terakhir

#Dewasa

Setiap kali harus pergi begini, aku seolah tersadar kenapa banyak pemimpin yang menjadi Machiavellian...

Ajaran Niccolo Machiavelli sebenarnya tentang pengelolaan negara. Dimana inti pemikiran politiknya adalah bagaimana kekuasaan diraih dan dipertahankan dengan berbagai cara termasuk menghalalkan ide kekerasan, kelicikan dan egoisme.

Secara sederhana, paham itu mengajarkan bahwa seorang pemimpin lebih baik ditakuti daripada dicintai

Pendekatan ke bawahan lebih banyak mengandalkan kekuasaan. Ke samping main sikut, ke atas menjilat pantat atau apapun bukan hal yang diharamkan selama tujuan bisa tercapai.


Aku tak sepakat dengan filosofi ini. Lebih suka pendekatan personal yang lebih cocok dengan budaya ketimuran. Memang lebih sulit untuk mencapai tujuan secara instan dan butuh banyak pengorbanan. Namun aku merasa lebih sreg ketimbang harus menari di atas luka teman-teman.

Pengorbanan itu tak hanya saat meniti jenjang karir. Ketika harus mengakhiri, pengorbanan rasa nya justru lebih berat. Kedekatan personal dan menjadikan tim sebagai satu keluarga ikatan batinnya terlalu kuat.



Andai aku jadi pengikut Machiavelli, kayaknya enjoy aja melenggang pergi ga perlu bikin teman-teman jadi cengeng.

Aku lebih mampu menghadapi orang yang marah-marah ketimbang yang mewek-mewek. Kalo cewek atau anak kecil nangis sih ga terlalu membebani. Udah terbiasa ditangisin ibue sama si Ncip tiap kali mau berangkat ke hutan.

Tapi lihat cowok yang badan segede kebo dan yang tatonya hampir menuhin badan menitikan air mata, jadi bingung menyikapinya harus ikutan sedih atau ketawa ngakak...



Semangat, teman...
Terima kasih atas kebersamaannya selama ini
Maaf kalo banyak nyusahin dan suka nyuruh-nyuruh

NB
Maaf juga buat pak HRD, kantor IT sampai tutup dua hari
Mereka yang culik aku jalan-jalan dan foto-foto bukan aku yang ajak mereka...


Read More

22 Januari 2015

Mau Demo

#Semua Umur

Aku ga ngerti kenapa surat pengunduran diri belum juga direspon padahal sudah hampir dua bulan aku ajukan. Nanya ke HRD cuma dijawab, "HRD cuma mengadministrasikan saja, pak. Dasarnya surat persetujuan dari manager IT..."

Nah ini yang repot...
Managerku saja sudah sebulan lebih ga pernah mau komunikasi. Ada masalah apa-apa selalu langsung ke staf-stafku. Mau nanya rasanya malas gara-gara chatting terakhir dengan beliau capslock-nya rusak alias hurupnya besar semua.

Dan hari ini beliau kirim orang dari pusat untuk serah terima jabatan. Ini kan sama saja aku sudah diusir. Tapi karena belum ada keputusan dari perusahaan, trus gimana urusan tiket sama ongkos aku pulang..?
#semprul...


Lagi mumet mikirin itu, teman-teman di IT komplen bertubi-tubi. Masalah pro kontra pun melebar sampai ke level direksi dan makin menggantung tanggal 25 bisa pulang kampung apa engga.

Kalo udah gini, aku jadi kepikiran orang sini yang suka ngeblokir jalan hauling batu bara untuk minta pekerjaan. 

Kayaknya bisa jadi sejarah kalo aku juga melakukan demo yang sama
Dengan tuntutan minta dikeluarin dari kerjaan tapinya...
#mondol...


Read More

21 Januari 2015

Beda Perhatian

#Bimbingan Orang Tua

Bahas kucing lagi ah. Bosen bosen dah... :D

Perhatian perempuan memang luar biasa. Cuma ujung jari yang terluka saja, tiap waktu ibue nanya-nanya terus. Udah sembuh belum..? Masih sakit engga..? dll dll...

Sepele memang...
Tapi merupakan fakta bahwa yang sepele itu kadang aku ga lakukan. Dalam kondisi sebaliknya, aku kadang basa-basi doang bertanya sekedar menggugurkan kewajiban. Apalagi cuma jari, saat hati ibue Ncip terluka pun aku suka cuek-cuek saja...
#biadab...


Dan kayaknya itu merupakan sifat dasar manusia
Anak-anak yang belum terkontaminasi kejahatan manusia dewasa pun aku lihat sama

Si Ncip bukan cuma cuek
Waktu nginjek jari bapaknya yang baru saja dijahit, ga ada sedikitpun rasa bersalah di wajahnya. Ada sih sedikit perhatian. Tapi teriak-teriak sambil lompat-lompat, "ayah dimakan kucing... ayah dimakan kucing..."
#bapaknya banget...


Beda sama si Ncit...
Liat jariku berdarah-darah, dia ikutan sibuk bantu ibue pasang perban. Di UGD dia menolak waktu perawat bujuk agar nunggu di luar. Ncit nungguin di sebelah ketika jariku dijahit sambil terus ngajak bicara, "sakit ya, yah..? Ayah jangan nangis ya..."
#jadi pengen nangis...


Sampe di rumah Citra tetap perhatian. Dan ada satu yang bikin aku paling trenyuh. Sambil menatap cemas, dia nanya gini, "ayah nanti berubah jadi kucing engga..?"
#ngelus dada ibue...

Lu kira sapiderman, neng..?


Read More

19 Januari 2015

Dampak Digigit Kucing

#Bimbingan Orang Tua

Ga nyangka kalo urusan digigit kucing jadi trending topic di kalangan teman-teman...

Tapi wajar juga kalo dianggap aneh karena kucing memang jarang banget menggigit. Saat merasa terancam, kucing kebanyakan melawan dengan cara mencakar. 

Makanya banyak yang melupakan asas praduga tak bersalah dan punya opini sendiri kemana-mana.

Teman-teman pada renyah ketawa tiap lihat jari terbungkus perban. Ga mikirin penderitaanku akibat dokter bilang lukanya ga boleh kena air sampai benar-benar sembuh dan jahitannya udah dibuka.

Aku sampe terharu lihat ibue siapin plastik banyak-banyak untuk bungkus jari saat mandi. Kok mau-maunya repot-repot siapin ini itu hanya untuk aku mandi. Atau jangan-jangan ibue ga tau kalo aku jarang mandi ya..?
#mondol...


Positifnya aku jadi bersyukur tinggal Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme. Kebayang kalo aku jadi warga Afganistan. Kayaknya udah dibantai Taliban gara-gara cebok pake tangan kanan. 
#Harooommm...


Dampak negatifnya juga ada
Gara-gara itu aku jadi merasa bakal tambah penggemar

Suer ini bukan kegeeran
Perasaan itu timbul saat kontrol ke rumah sakit. Mbak-mbak petugas pendaftaran mendadak menatapku dengan pandangan aneh saat aku bilang, "mau ganti pembalut bekas kegigit kucing kemaren, mbak..."
#Kereeen...

Kira-kira apa yang mereka pikirkan ya..?


Read More

18 Januari 2015

Digigit Kucing

#Bimbingan Orang Tua

Pagi yang tenang terusik suara kucing ribut di dapur... 

Ibue Ncip sudah bukain pintu tapi si kucing bukannya keluar malah manjat kusen pintu dan kejepit plafon. Atas nama kebinatangan aku ikut manjat bantu tarik tuh kucing di bagian pantat. 

Eh, tanpa rasa kemanusiaan si kucing malah gigit jari tengah padahal aku yakin ga bau ikan asin sisa semalam...

Luka robeknya lumayan panjang dan dalam. Ibue sigap ambil antiseptik dan balut pake perban lalu maksa ke rumah sakit takut tetanus atau rabies. Katanya rabies sama gawatnya dengan rabi neh...
#sampluk panci...


Karena pendarahan ga mau berenti, lukanya harus dijahit. Perawatnya baik dan mau kasih semangat, "untung yang sebelah kiri ga terlalu dalam jadi dagingnya ga sampe lepas, pak..."

Dengar itu, ada yang komplen, "dasar orang Jawa. Dagingnya berantakan begitu masih dibilang untung..?"

Aku cuma diem sambil mbatin, "daging..?"
#mikir...


Urusan kesehatan sebenarnya ada asuransi dari kantor. Entah ada masalah apa di Jakarta, asuransinya ga bisa dipake. Jadilah pagi-pagi nyunat anggaran jajan si Ncip 360 ribu...
#mantep...


Perawatannya lumayan oke. Sakitnya udah ga berasa, pendarahan udah berenti dan aku bisa nenangin ibue bilang jariku bakal bisa berfungsi lagi seperti sediakala.

Eh baru aja bilang gitu...
Lagi duduk lesehan di depan tipi, si Ncip lari lompat-lompat lalu tumitnya mendarat dengan telak di atas jari yang dibungkus perban...
#Hadeuh...


Read More

17 Januari 2015

Mengundurkan Diri

#Semua umur

Tahun sudah berganti, malas ngeblognya masih tetep...

Tak ada catatan akhir tahun atau jurnal resolusi 2015 sebagaimana biasanya dengan dalih tahun lama sama tahun baru ga ada bedanya. 

Yang jelas 2014 merupakan tahun kelabu, tak cuma dalam urusan ngeblog.Di rumah tak ada perubahan apa-apa selain si Ncip masuk PAUD dan Ncit masuk TK. 

Di kerjaan pun sama saja. Bahkan bisa dibilang terjadi penurunan kualitas kerja gara-gara tim yang bertahun-tahun solid mendadak agak kisruh kena imbas kebijakan manajemen.

Dan keputusasaan makin menguat sampai aku ajuin surat pengunduran diri pada pertengahan Desember lalu walau sampai saat ini belum juga ada jawaban dari kantor.

Sebenarnya ini bukan keputusan bijak...
Mundur saat kondisi ekonomi keluarga sedikit berantakan dan belum ada rencana kerjaan baru banyak yang anggap aku gila. 

Namun ini tentang prinsip
Tak mampu lagi mengelola tim dengan baik adalah aib. Memaksakan diri terus gabung di perusahaan dengan alasan belum punya kerjaan lain sama saja dengan kasih makan anak istri pake gaji buta.

Apa yang akan terjadi nanti aku belum tahu
Aku masih nunggu keputusan perusahaan sampai akhir bulan ini

Yang penting
Aku harus tetap semangat...


Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena