#Bimbingan Orang Tua
Setiap kali bilang berburu ke hutan, suka ada yang komen, "emang engga dilarang..?" atau "lu tegaan yah bunuh binatang..."
Komentar yang wajar dari mereka yang hidup di tengah peradaban. Andai saja mereka mau ikut masuk hutan dan melihat kehidupan masyarakat pedalaman, aku yakin apa yang ada di benaknya bakal berubah.
Ini sama kasusnya dengan ketika aku cerita tentang peladang atau perambah hutan. Tak jarang dikasih komen, "pantesan global warming orang hutan ditebangi terus..."
Memang betul masyarakat pedalaman hidup dari hutan. Namun sulit bagiku untuk menimpakan pemanasan global kepada mereka yang tahu betul harmoni alam. Menebang pohon sebatas kebutuhan untuk bikin rumah misalnya.
Kalopun ada yang mata pencahariannya jualan kayu, untuk menebang pohon dan membuat jadi papan sehari paling banter cuma satu dua pohon saja. Itu pun jarang karena kebanyakan orang sini hidup dari ladang atau mencari ikan di sungai.
Yang menghabiskan hutan adalah perusahaan loging yang kerjanya menggunakan alat berat. Sehari bisa satu dua hektar dibabat tanpa diikuti program enviro yang benar.
Kesadaran warga aku lihat sudah bagus. Mereka rajin mengingatkan kalo ada yang nyolong-nyolong cari ikan yang tidak ramah lingkungan misalnya pake setrum atau potas. Di beberapa tempat terlihat ada poster tentang pelestarian lingkungan dari Pemerintah Daerah.
Sama halnya ketika melihat aku dan teman-teman bawa senapan. Selalu ada yang nanya mau cari apa. Misalkan aku bilang mau nembak monyet, pertanyaan selanjutnya pasti, "mau dimakan engga..?"
Setidaknya ini membuktikan bahwa mereka peduli dengan lingkungan. Boleh nembak tapi karena butuh perbaikan gizi bukan sekedar mengikuti hobi membunuh.
Tapi ga tau juga sih...
Bisa saja mereka nanya gitu karena heran ada monyet tega makan teman...
#mondol...