Dua hari menduda, terasa benar capenya mengurus rumah dan anak sendirian.
Habis subuh, masak, nyuci, nyetrika baju sekolah lalu mengantar jagoan ke sekolah. Sesudah itu terus bengong. Mau keluar cari rejeki kok cuaca kurang mendukung, ditambah mata berat banget tadi malam habis ngerecovery data hardisk laptop temen yang rusak sampai hampir subuh. Akhirnya nongkrong di depan komputer ditemani secangkir kopi sambil membuka-buka blog yang lama tidak ditengok.
Istri pergi ke rumah temannya yang sedang punya gawe di luar kota. Sialnya ponsel istriku ketinggalan di rumah sehingga aku tidak tahu kapan dia pulang. Yang bikin lebih jengkel, istriku tidak nelpon dari wartel atau nebeng SMS pakai ponsel teman.
Belum begitu lama, ada SMS masuk…
“Ah…. OSIS iseng itu lagi…”pikirku
Memang sudah dua hari ini aku kebanjiran dari seseorang yang aku sendiri tidak kenal tapi mengaku dari SMA 1 kelas XI. Awalnya ingin kenalan dan katanya suka memperhatikan aku kalau pas ngobrak-abrik komputer di warnet. Semula aku cuek saja, tapi sepertinya tuh cewek pantang mundur banget.
Ada satu SMS yang sedikit menarik buat aku. “Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, aku dah sayang masa sih ga boleh kenal..?”
Buset dah…. Lalu aku jawab begini, “Ke sesama manusia kan harus sayang, masa harus berantem…”
Eh… dijawab sekali malah keterusan SMSnya, pakai mengajak jalan segala. Aku bilang “apa tidak pernah lihat jagoanku suka ikut nongkrong di warnet, aku sudah tua, nduk…”
Malah dijawab “Mendingan yang dewasa, bisa ngemong (ngasuh)”
SMS-SMS lanjutannya kalo tidak salah bunyinya begini :
“Aku punya istri satu saja ga habis-habis, nduk… boro-boro pengen nambah”
“Aku belum pengen diperistri kok, masih sekolah”
“Jalan kamu tuh masih panjang…. Nikmatilah masa muda dengan positif”
“Kan laki-laki lebih suka sama daun muda? Bisa memberi efek yang positif.”
“Tapi aku punya prinsip, teman hidup cukup satu. Kebanyakan aplikasi terinstal bisa bikin otak hang…”
Walah… Diserang terus, aku malah mulai error nih. Tata bahasaku mulai ngacak kemana-mana. Jangan-jangan aku hang beneran nih. Apalagi setelah SMS jawabannya begini bunyinya.
“Sebelum hang, ya diupgrade dong ke versi 2.0…Tampilan lebih fresh dan kinerja lebih oke. Versi 1.0 kan suka banyak bugnya.”
“Tapi gimana ya. Aku punya aplikasi paling penting di dunia. Child 1.0 yang cuma kompatibel dengan Wife 1.0. Tidak bisa pakai Widow segala versi, apalagi Virgin yang rentan virus”
“Ga masalah, Virgin versi 2.0 kan bisa multiuser sharing asal statusnya hidden.”
Walah-walah… aku malah bingung sendiri. Setelah itu aku kembali cuek. Walau kadang kepikiran kata-kata teman, “Tidak apa-apa kok iseng sedikit buat hiburan…” Duuuh…
Lagi pusing memikirkan itu, anak sebelah rumah malah nyetel musik kenceng banget, lagunya Ungu.
Andai Kau Tahu…..
Demi Waktu…
Para Pencarimu…
Dari Satu Hati…
Tercipta Untukku…
Kekasih Gelapku…
Belum tamat lagu terakhir.. Preeeet… Listrik mati. Puaaaaassss….. loe..!!!! Teriakku tanpa sadar, tapi dalam hati.
Lagi pusing, malah jadi bengong mendengarkan lagu cengeng. Kayak anak muda saja. Cuman…
Kayaknya asyik juga ya… Bagaimanapun rumput tetangga suka kelihatan lebih hijau daripada di halaman rumah sendiri. Tapi… apakah kekasih gelap tidak akan bikin hidup kita jadi ikutan gelap nantinya..?
Huuuh… aku mengeluh panjang. Godaan itu ditambah provokasi teman sedikit banyak membuat aku mulai berfantasi. Tokek di sudut rumah bernyanyi seolah tahu isi hatiku. Dan ajakan paduan suara itu aku ikuti dengan semangat
“Sikat..”
“Jangan..”
“Sikat..”
“Jangan..”
Saat aku cengar-cengir sendiri membayangkan sesuatu, ponselku berbunyi. Kali ini bukan SMS, tapi panggilan. Ya ampun… calon kekasih gelapku tahu keinginanku. Sambil nyengir kuda sigap kuambil ponsel itu. Yess… kutekan sekuat tenaga sambil menyiapkan senyum seindah mungkin.
Suara merdu terdengar diujung speaker mungil.
“Yah… selamat ulang tahun ya… Ibu sudah hampir sampai nih, bawa hadiah istimewa buat ayah… Tapi ibu beli HP baru kemarin sama nomornya. Pergi tidak bawa HP rasanya aneh sih. Ayah harus ganti lho… Soalnya yang buat beli HP kan anggaran dapur bulan ini”
Setelah itu aku tidak tahu harus berkata apa…
Read More
Habis subuh, masak, nyuci, nyetrika baju sekolah lalu mengantar jagoan ke sekolah. Sesudah itu terus bengong. Mau keluar cari rejeki kok cuaca kurang mendukung, ditambah mata berat banget tadi malam habis ngerecovery data hardisk laptop temen yang rusak sampai hampir subuh. Akhirnya nongkrong di depan komputer ditemani secangkir kopi sambil membuka-buka blog yang lama tidak ditengok.
Istri pergi ke rumah temannya yang sedang punya gawe di luar kota. Sialnya ponsel istriku ketinggalan di rumah sehingga aku tidak tahu kapan dia pulang. Yang bikin lebih jengkel, istriku tidak nelpon dari wartel atau nebeng SMS pakai ponsel teman.
Belum begitu lama, ada SMS masuk…
“Ah…. OSIS iseng itu lagi…”pikirku
Memang sudah dua hari ini aku kebanjiran dari seseorang yang aku sendiri tidak kenal tapi mengaku dari SMA 1 kelas XI. Awalnya ingin kenalan dan katanya suka memperhatikan aku kalau pas ngobrak-abrik komputer di warnet. Semula aku cuek saja, tapi sepertinya tuh cewek pantang mundur banget.
Ada satu SMS yang sedikit menarik buat aku. “Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, aku dah sayang masa sih ga boleh kenal..?”
Buset dah…. Lalu aku jawab begini, “Ke sesama manusia kan harus sayang, masa harus berantem…”
Eh… dijawab sekali malah keterusan SMSnya, pakai mengajak jalan segala. Aku bilang “apa tidak pernah lihat jagoanku suka ikut nongkrong di warnet, aku sudah tua, nduk…”
Malah dijawab “Mendingan yang dewasa, bisa ngemong (ngasuh)”
SMS-SMS lanjutannya kalo tidak salah bunyinya begini :
“Aku punya istri satu saja ga habis-habis, nduk… boro-boro pengen nambah”
“Aku belum pengen diperistri kok, masih sekolah”
“Jalan kamu tuh masih panjang…. Nikmatilah masa muda dengan positif”
“Kan laki-laki lebih suka sama daun muda? Bisa memberi efek yang positif.”
“Tapi aku punya prinsip, teman hidup cukup satu. Kebanyakan aplikasi terinstal bisa bikin otak hang…”
Walah… Diserang terus, aku malah mulai error nih. Tata bahasaku mulai ngacak kemana-mana. Jangan-jangan aku hang beneran nih. Apalagi setelah SMS jawabannya begini bunyinya.
“Sebelum hang, ya diupgrade dong ke versi 2.0…Tampilan lebih fresh dan kinerja lebih oke. Versi 1.0 kan suka banyak bugnya.”
“Tapi gimana ya. Aku punya aplikasi paling penting di dunia. Child 1.0 yang cuma kompatibel dengan Wife 1.0. Tidak bisa pakai Widow segala versi, apalagi Virgin yang rentan virus”
“Ga masalah, Virgin versi 2.0 kan bisa multiuser sharing asal statusnya hidden.”
Walah-walah… aku malah bingung sendiri. Setelah itu aku kembali cuek. Walau kadang kepikiran kata-kata teman, “Tidak apa-apa kok iseng sedikit buat hiburan…” Duuuh…
Lagi pusing memikirkan itu, anak sebelah rumah malah nyetel musik kenceng banget, lagunya Ungu.
Andai Kau Tahu…..
Demi Waktu…
Para Pencarimu…
Dari Satu Hati…
Tercipta Untukku…
Kekasih Gelapku…
Belum tamat lagu terakhir.. Preeeet… Listrik mati. Puaaaaassss….. loe..!!!! Teriakku tanpa sadar, tapi dalam hati.
Lagi pusing, malah jadi bengong mendengarkan lagu cengeng. Kayak anak muda saja. Cuman…
Kayaknya asyik juga ya… Bagaimanapun rumput tetangga suka kelihatan lebih hijau daripada di halaman rumah sendiri. Tapi… apakah kekasih gelap tidak akan bikin hidup kita jadi ikutan gelap nantinya..?
Huuuh… aku mengeluh panjang. Godaan itu ditambah provokasi teman sedikit banyak membuat aku mulai berfantasi. Tokek di sudut rumah bernyanyi seolah tahu isi hatiku. Dan ajakan paduan suara itu aku ikuti dengan semangat
“Sikat..”
“Jangan..”
“Sikat..”
“Jangan..”
Saat aku cengar-cengir sendiri membayangkan sesuatu, ponselku berbunyi. Kali ini bukan SMS, tapi panggilan. Ya ampun… calon kekasih gelapku tahu keinginanku. Sambil nyengir kuda sigap kuambil ponsel itu. Yess… kutekan sekuat tenaga sambil menyiapkan senyum seindah mungkin.
Suara merdu terdengar diujung speaker mungil.
“Yah… selamat ulang tahun ya… Ibu sudah hampir sampai nih, bawa hadiah istimewa buat ayah… Tapi ibu beli HP baru kemarin sama nomornya. Pergi tidak bawa HP rasanya aneh sih. Ayah harus ganti lho… Soalnya yang buat beli HP kan anggaran dapur bulan ini”
Setelah itu aku tidak tahu harus berkata apa…