Penerimaan Karyawan

#Semua Umur

Tiap kali permintaan staf tambahan disetujui sebenarnya aku seneng. Tapi proses penerimaannya itu yang bikin bete.

Ketika panggilan tes ke pelamar dikirim oleh HRD, hapeku makin sering bunyi oleh mereka yang sanak saudaranya ikutan melamar.

Males repot, aku selalu jawab, "tugasku cuma ngetes doang. Diterima atau tidak itu urusan HRD..."

Ternyata jawabannya seragam. "Saya tanya HRD, katanya gimana bapak sebagai usernya..."

#Semprul...

Sekarang kondisinya memang lebih beradab tak serem seperti beberapa tahun lalu. Dalam map lamaran paling banter terlampir memo bupati, kepala desa, tokoh masyarakat dan sejenisnya. Kalo dulu lampirannya golok...

Biar begitu tetap saja  menyebalkan. Tak cuma satu dua orang temen seperusahaan yang dulunya akrab jadi tak mau kenal lagi gara-gara adik atau keponakannya tidak aku loloskan.

Tapi bodo amat

Aku tak mau timku nantinya berjalan pincang gara-gara orang titipan. Tanpa mikirin itu pun aku sudah repot nyeleksinya terutama di tes akhir. Persaingan nilai antar kandidat demikian ketat sampe susah milihnya.

Kalo sudah gitu biasanya aku minta stafku yang nantinya akan jadi atasannya langsung untuk memilih. 

Tapi dasar anak muda

Sampe mumet aku sampaikan detil pertimbangan dan penilaian agar dia tak salah comot. Ternyata penyelesaiannya begitu mudah dan sederhana, "pilih yang paling cakep aja, pak..."

#Cerdas...