11 Juli 2015

Selfie First

#Semua Umur

Beberapa hari lalu sempat baca, demam selfie mulai memakan korban sampai-sampai pemerintah di beberapa negara mengeluarkan peraturan khusus.

Buatku itu aturan basi. Di sini pihak Safety Dept sudah menerbitkan larangan selfie di area terbatas sejak lama. Tapi namanya Indonesia Raya dimana aturan dibuat untuk dilanggar, kegiatan swafoto di tempat terlarang masih saja terjadi.

Punya tim yang sebagian anggotanya masih ABG, aku memahami bahwa aplut foto diri di tempat ekstrim adalah sesuatu banget. Daripada mereka nyolong-nyolong yang akhirnya susah dikontrol, aturan itu aku bikin longgar.

Boleh foto-foto dengan syarat tidak mengabaikan faktor keselamatan. Alat pelindung diri wajib dikenakan dan harus ada teman yang mengawasi agar ada yang mengingatkan saat timbul potensi bahaya.

Aku lihat teman-teman patuh pada aturanku. Kalo pun ada yang ngeyel, alasannya bisa aku terima. Misalkan waktu kerja di atas tower, mereka suka minta tolong aku jepretin. 

Disuruh jepret sendiri malah jawab gini, "sama bapak boleh, tapi sama orang safety kan ga boleh selfie..."

"Tau dilarang, kenapa maksa..?"
"Kalo bapak yang motoin kan bukan selfie, berarti halal..."
#jawaban cerdas...




Sama ketika harus menempuh perjalanan menggunakan perahu. Bila kepengen foto, permintaannya sama, "fotoin kita, pak. nih tongsisnya..."

Seringkali begitu, makanya tak aneh kalo hapeku isinya lebih banyak foto-foto mereka. Sepintas merepotkan tapi tak aku anggap masalah demi keselamatan timku sendiri.




Merasa salut...
Kemarin aku puji pemahaman mereka akan prinsip safety first. Aku ga mau prestasi divisiku yang sudah 5 tahun mempertahankan predikat zero accident sampai gugur hanya karena pengen eksis bin narsis. 

Di akhir ceramah...
Aku kasih penekanan, "aku harap semua itu atas dasar kesadaran. Bukan keterpaksaan, okey..?"

"Iya, pak. Kita sadar keselamatan itu penting. Makanya saya minta tolong bapak yang moto. Biar kalo hapenya jatuh, bukan hape saya yang rusak..."
#tongsis mana tongsis...

Mendadak pengen ngemut...



Read More

09 Juli 2015

Motivator Dadakan

#Bimbingan Orang Tua

Melihat, menimbang dan memperhatikan usaha pertambangan kian lesu, teman-teman aku sarankan untuk menebar lamaran ke bidang usaha lain.

Memang terasa berat bila ingat segala kesulitan yang harus kuhadapi ketika membentuk tim ini menjadi solid. Namun pepatah Dayak "life must go on" saat ini rasanya lebih relevan ketimbang falsafah "mangan ora mangan asal kumpul..."

Satu dua umpan mulai nyangkut. Salah satu teknisi andalanku yang melamar di bank lokal menerima panggilan tes. Tes pertama ga ada masalah. Saat tes kedua dia laporan lewat telepon, "aku males lanjutin, pak..."
#whaaat..?

Ternyata cuma soal minat
Dia melamar jadi IT, tapi sama panitia penerimaan berkasnya dimasukan ke kelompok frontliner. Tak ingin dia lepaskan peluang hanya karena idealisme fresh graduate, aku coba kasih pengertian tentang dunia kerja dan kesempatan yang kadang tak mau datang dua kali.

"Dulu aku ngelamar di tambang juga sebagai IT, tapi dikasih kesempatannya jadi teknisi serabutan. Biar ga sesuai minat tetap aku terima. Nyatanya setelah sekian bulan, perusahaan nyadar soal potensi dan aku dioper ke IT. Kalo dulu aku tolak, keturutan ga aku jadi IT di tambang..?"

Dasar bocah, dijelasin gitu masih saja ngeyel. Mungkin idealisme terlalu kental itu yang jadi sebab kenapa sekarang banyak sarjana pengangguran. 

Ditawarin kerja ga sesuai pendidikan malah bilang gini, "apa belajarku masih kurang sampai dianggap engga mampu jadi IT..?"

"Hei, bisa ga lu belajar mikir positif..?"
"Maksudnya..?"
"Jangan melemahkan semangat menganggap diri ga mampu. Pede dikit kenape..?"
"Gimana bisa pede udah mati-matian belajar IT malah disuruh jadi frontliner..?"
"Lu ubah pemahaman lah. Motivasi diri dengan bilang ternyata aku terlalu cantik untuk jadi IT..."
"Si bapak lebay..."

Aku potong tegas, "engga.!"
"Buktinya begini..?"
"Eh, gua kasih bocoran ya. Waktu lu masuk dulu, semua tim rekrutmen sepakat terima elu pegang posisi administrasi dan user service yang identik dengan frontliner kalo di bank. Ga ada yang mikir lu bakal mampu manjat tower, bawa excavator atau belepotan lumpur. Inget ga, berapa bulan di user service sebelum akhirnya dipindah ke lapangan..?"




"Jadi harus gimana, pak..?"
"Lanjutin tesnya sampai sukses. Anggap frontliner sebagai batu loncatan..."
"Berarti sia-sia dong selama ini aku belajar IT..."
#ngeyel...

Ngelus jidat, "batu loncatan, oneng. Yang penting lu diterima, kerja yang baik, trus tunjukin ke pimpinan potensi lu yang sebenarnya..." 

"Masalahnya di situ, pak. Aku ga ada pengalaman sama sekali, gimana bisa kerja dengan baik..."

Mulai geregetan...
Ngomong di telepon rada tereak, "jangan suka mikir susah apa engga kalo belum coba. Yang penting masuk dulu. Kalo udah masuk tar juga enak..."

Eh ada yang nabok dari belakang, "ga bener lu ngajarin anak orang. Inget bulan puasa, bray..."

Lanjutin bentar, tutup telpon lalu bengong inget teguran teman barusan. Emang salah ya memotivasi anak buah agar ga patah semangat meraih masa depan yang lebih cerah..?

Trus apa hubungannya sama bulan puasa..?
#mikir...

Read More

07 Juli 2015

YM Sepi

#Bimbingan Orang Tua

Biarpun sudah lama ga pake, sesekali aku sempatin buka Yahoo Messenger...

Ada rasa gimana lihat YM begitu sepi penghuni padahal beberapa tahun lalu begitu hingar bingar. Kontak sampai ratusan dan semuanya menyala kuning. Chat windows berjejalan memenuhi layar monitor sampai sering dapat Buzz karena kelamaan jawab.

Kalo sekarang karena pesbuk, dulu kebanyakan orang kenal internet cuma buat YM. Blog belum merajalela, web berita masih jarang, sekalinya browsing paling banter cari gambar porno.

Email juga belum merakyat, padahal akun Yahoo banyak yang punya. Banyak yang celingukan bingung waktu ditanya emailnya apa, namun sigap menjawab bila pertanyaannya diubah, "ym-nya apa..?"

Itu berkelanjutan saat Friendster berjaya sebagai identitas maya. Kenalan sama cewek ga bakalan minta alamat email, apalagi wasap atau pin BBM. Melainkan, "fs-nya apa..?"

Dan akan tetap dijawab, "gambarpacul@yahoo.com..."
#Kereeen...


Ngeri-ngeri sedap itu kalo malem minggu. Harus ke warnet dari sore takut ga kebagian tempat. Begitu login, tinggal berjuang masuk room Surabaya dimana TKW Hongkong banyak nongkrong. 

Berhasil masuk room itu baru setengah jalan. Kesulitan berikutnya adalah cari pojokan. Mungkin merasa banyak peminat, teman-teman di Hongkong banyak yang jaim. Asal ketik hai, langsung ditodong dengan jawaban pendek, "cam..."

Ga buka webcam jangan harap dilayani. Udah buka saja kadang terus dicuekin gara-gara tampang kurang memenuhi syarat. Makanya warnet yang operatornya ganteng pasti rame. Operatornya diminta jadi joki saat kenalan. Setelah direspon, webcam ditutup, baru ambil alih YM-nya.

Kenal internet langsung ke YM juga bikin keren. Banyak yang ingin dianggap senior, chat pake gaya MIRC tapi modal nebak-nebak doang. Salah satunya ketika ditanya "ASL pliss..." cuma jawab Cilacap.

Dikiranya ASL itu nanya asalnya dari mana. Padahal maksudnya Age Sex Location yang semestinya dijawab 24 M Clp alias umur 24 tahun kelamin Male lokasi Cilacap.

Ada lagi yang lebih parah
Kebelet pipis ketik BRB. Pas balik udah ada komplen, "kenapa lama jawabnya..?"

"Abis dari toilet. Kan tadi udah bilang BRB..."

Chatting minggu berikutnya, teman itu bilang, "seharian aku BRB terus, mas..."
"Seharian..? Katanya baru online..."
"Gara-gara makan kepedesan..."
"Apa hubungannya..?"
"Ya mules, makanya berak berak terus..."

Kirain BRB itu artinya Be Right Back
Ternyata berak-berak...
#Mikir...


Ada yang pernah ikutan rame-rame di YM..?
Kalo ngalamin, itu tandanya anda sudah tua...

Read More

06 Juli 2015

Keblokir

#Semua Umur

Hari minggu kemaren...

Sambil leyeh-leyeh pengen menyapa penggemar, heladalah blognya malah ga bisa dibuka. Utak-atik ini itu tetep ga bisa sementara blog teman lancar jaya, jadi inget di email sempat masuk pemberitahuan kalo domain rawins.com expired.

Aku tahu kalo otak mulai tumpul. Takut kelewat masa jatuh tempo, sengaja aku simpan deposit di Masterweb. Selama ini cara itu ga pernah ada masalah, makanya aku cuekin tuh pemberitahuan domain kadaluarsa.

Minggu malam komplen, senin paginya baru dapat jawaban, "kami cek memang ada deposit, tapi semestinya bapak konfirmasi kepada kami..."

Jawaban ngasal...

Tapi sudahlah. Toh selama 7 tahun baru kali ini nemu masalah dan tetap menganggap Masterweb dengan kesederhanaan Spanel-nya sebagai recomended hosting. Yang berminat pake domain atau hosting sendiri bisa lihat-lihat melalui link di atas.


Blog sudah bisa kebuka, nemu masalah baru di blog Asal Jepret. Blognya sih engga keblokir, tapi beberapa foto ilang berganti tulisan Removed by Nawala.



Lapor ke Nawala dan segera beres. Namun tetap saja muncul pertanyaan filter apa yang dipake untuk menyusun databasenya.  Dianggap pornografi rasanya ga mungkin orang isinya cuma gambar pemandangan atau foto human interest. Semuanya jepretan sendiri, masa ada yang laporin itu gambar colongan..?

Bisa jadi filternya bekerja menggunakan judul atau nama file mengingat salah satu foto yang diblok aku kasih judul Buritan. Tapi Nawala emang pake filter bahasa Banjar..?

Dalam bahasa Indonesia, buritan kan artinya bagian belakang perahu, lawannya haluan. Kecuali judulnya Bujur Ganal mungkin aku bisa ngerti...

Ada yang pernah keblokir juga kah..?

Read More

03 Juli 2015

Musuhan Sama Mang Lembu

#Semua Umur

Mendadak ngakak waktu ada yang japri nanya, "ada masalah apa sih sama Mang Lembu. Komen-komennya sinis pake ngajak berantem segala..."

Menghindari salah paham berkepanjangan, aku cuma bilang bahwa teman itu salah mengerti bila dua orang yang ceplas ceplos ketemu ceritanya akan begitu. Sama-sama ngomong apa adanya tanpa ewuh pekewuh termasuk hal ga mengenakan bukan berarti lagi ga akur.

Buktinya kalo jalan-jalan ke Bandung aku sempatin bersilaturahmi ke Cilembu. Penuh keakraban dan ga ada permusuhan sama sekali. 

Ibue Ncit ngegosip sama mamahnya Geo. Ncip main air di kolam renang sama Troy. Dan mang Lembu yang merasa tua selalu rajin membagikan tausyah kepadaku yang lebih muda.

Pamitan pulang, ada sekeranjang ubi matang gratis sebagai oleh-oleh. Bahkan si mamang sempat nawarin dua karung ubi mentah juga, walau dengan berat hati aku tolak. Dan yang ini suer karena bagasi mobil sudah penuh, bukan karena disertai bisikan, "sama teman 3 kali bayar gapapa lah..."

Aku ga menyalahkan apa yang teman pikirkan
Manusiawi banget dan sering terjadi

Satu contoh lain pernah ada yang nanya, "lu ada sesuatu sama si Cemut ya..?"

Si Cemut itu teman lama dapat kenal di Multiply almarhum. Tapi biarpun kenal di udara sejak tahun 2008an, sampai sekarang ketemu darat aja ga pernah. Anggapan "ada sesuatu" itu ternyata dari kebiasaanku kalo komen suka nyebut dia "beb..."

Lah terus musti gimana..?
Aku kan manggil dia Bebek, makanya sebutan pendeknya beb. Mau nyebut bek tar dikira pemain bola. Lebih ga enak lagi kalo ek. Ketiban sial kibod rada ngehang trus ketulis eek, bisa-bisa aku dilempar bunga berikut potnya...


Dari semua pengalaman itu...
Melalui jurnal ini aku sampaikan bahwa intinya cuma keliru paham. Bukan kesalahan berat karena membaca jurnal hanya judulnya saja langsung komen itu sudah umum banget disini. Don't judge the book by the cover itu kan cuma teori ideal, bukan realita yang sesungguhnya. 
Betuuul..???


Read More

02 Juli 2015

Cungkuo Eksodus

#Bimbingan Orang Tua

Sekali-kali ngomongin hal serius...

Berawal dari komentar di status pesbuknya om Pacul tentang isu eksodusnya tenaga kerja Tiongkok ke Indonesia. Payahnya, yang buka lapak siapa, yang didaulat nuliskan itu sama si Cemut malah aku. 

Okelah kalo begitu...

Sebenarnya aku ga terlalu mengikuti berita itu. Ikut komentar karena di PLTU tempat aku numpang tidur, waktu masih tahap pembangunan memang banyak tenaga kerja asing yang teman-teman biasa sebut cungkuo.

Informasi resminya aku ga tau. Aku cuma dengar selentingan bahwa keberadaan mereka di proyek terkait dengan perjanjian kerja antara pemilik dengan investor. 

PLTU merupakan proyek padat modal dimana Bank of China mau memberikan kredit lebih lunak ketimbang bank lokal. Pemilik hanya menyediakan lahan dan cadangan batubara sedangkan pembiayaan sepenuhnya ditanggung bank. Rendahnya bunga yang ditawarkan diikuti syarat kontraktornya harus dari Tiongkok.

Aku pikir ini berkaitan dengan prinsip One Country Two Systems. Ke dalam pemerintahnya menjadi naga yang tegas, ke luar menjadi panda yang menarik hati. Politik luar negeri sebagai panda ini membuat Tiongkok giat berbagi dana murah asalkan warganya bisa kerja.

Kalo disebut eksodus sebenarnya kurang tepat. Pekerja Tiongkok itu hanya ikut saat tahap konstruksi saja. Setelah proyek selesai, operasionalnya mereka ga ikutan lagi. Pada tahap operasional seperti sekarang, karyawannya memanfaatkan tenaga kerja lokal.

Secara legalitas pekerjanya aku lihat ada yang kurang beres juga. Beberapa kali teman di HRD sempat mengeluh terseret urusan dengan Disnaker dan Imigrasi soal visa sebagian pekerja yang penyelesaiannya bukan ke ranah hukum melainkan tentang angpao.

Di luar masalah itu, aku suka dengan cara kerja mereka. Jauh banget dengan kinerja sebagian dari kita yang masih nyempatin ngobrol duduk manis atau mainan hape di jam kerja. Mereka benar-benar kaya robot yang ga punya cape atau mikirin jam kerja yang over dosis.




Masalah komunikasi saja yang rada nyebelin. Banyak di antara mereka yang boro-boro bahasa Inggris, bahasa Mandarin saja ga ngerti. Hanya paham bahasa daerah saja makanya tiap ada sesuatu harus lewat mandornya. Itu pun dibantu bahasa tubuh karena bahasa Inggrisnya sama belepotannya sama aku.

Paling ga asik adalah joroknya. Kebelet boker ada yang lebih suka ke bawah pohon. Dibilangin suruh ke toilet bilangnya kejauhan cuma buang-buang waktu. Padahal jarak lokasi kerja ke mess paling 300an meter.

Trus ada yang tiap sore kencing sembarangan di tempat terbuka. Memang benar dia kencingnya membelakangi kantor. Tapi masalahnya ada CCTV di towerku yang mengarah ke kantor dan kadang dalam posisi zoom

Empet beberapa kali ketiban sial lihat yang pamer selang di depan mata, aku coba tegur lewat mandornya. Setelah itu, aku jadi kurang kerjaan tiap sore mantengin monitor kamera.

Beberapa hari ga liat yang kencing sembarangan lagi, pas ketemu mandornya aku bilang thank you sambil komen, "itu bisa kan kencing di toilet..."

Eh, dia jawab gini, "masih kencing di situ kok. Cuma ngumpet aja..."

Mendadak berfirasat buruk
"Ngumpet dimana..?"
"Itu di belakang mobil..."
"Mobil mana..?"
"Ford Ranger yang ada tulisan IT-69..."

Haram jadah...
Panci mana panci...
*&^$$@$^&*!@$#%%^^$#@!#$...

Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena