31 Desember 2016

Catatan Akhir Tahun

#Semua Umur

Ini pergantian tahun kedua dalam posisi nganggur...

Pergantian tahun kemarin bisa dibilang yang pertama aku jalani di Jogja, setelah selama 5 tahun terakhir di tengah pedalaman Kalimantan terus.

Semestinya sih masih di Kalimantan...
Pasca resign dari tambang pertengahan 2015, aku mencoba peruntungan di Banjarmasin bareng teman. Namun nasib rupanya belum berpihak dan menjelang akhir tahun aku putuskan menutup usaha lalu pulang ke rumah.

Awal tahun sempat menjadi karyawan lagi. Ambil kontrak pendek 3 bulan doang karena niatnya cuma buat refreshing sebelum memulai usaha baru.

Menjelang ramadhan aku ke Bandung bikin persiapan bareng teman-teman eks tambang dan setelah lebaran resmi memulai bikin startup IT yang bergerak di bidang software setelah sebelumnya di Banjarmasin mencoba main di infrastruktur.



Walau merangkak, namun perjalanan lumayan mulus. Menjelang akhir tahun saja kondisi agak repot gara-gara sedikit salah perhitungan cashflow terlalu banyak masuk ke riset.

Kondisi sulit di akhir tahun tak aku anggap masalah biarpun kepala cenut cenutnya minta ampun. Begadang malam pergantian tahun pun aku jalani di kantor bareng tim untuk mempersiapkan rencana awal tahun biar segera bangkit dari keterpurukan.

Selamat tahun baru 2017
Tahun yang menjadi berkah bagi semuanya...

Read More

24 Desember 2016

Ambisi Juara

#Semua Umur

"Siapa sih yang ga kepingin anaknya jadi juara..?"

Ungkapan hati yang sering aku dengar dari ibu-ibu yang dampingi anaknya di tempat latihan meroda dan itu benar sekali. Bermacam dukungan mereka lakukan dari sekedar teriak-teriak kasih semangat sampai siapin dana lebih buat bayar pelatih privat.

Ada yang agak kebablasan...
Obsesi anaknya jadi juara diraih dengan cara turun kelas. Sah dan tidak melanggar aturan memang. Namun buatku strategi cerdik itu terasa kurang mendidik.

Aku belajar dari Citra...
Setelah beberapa kali ikut kompetisi dari lokal sampai nasional selalu juara 1, ada yang sedikit berubah dalam latihannya. Ketika aku tanya kenapa, jawabnya, "merodaku kan sudah kencang, yah..."
#Manusiawi...

Kompetisi di Magelang kemarin...
Banyak atlet kelas standar turun di kelas pemula demi piala. Bahkan kontingen dari India, atlet kelas speed ikut nimbrung. Pake sepatu speed pula. Sama saja anak SMA ikut ujian SD...

Yang aku lakukan sebaliknya
Usai balapan di kelas pemula, Ncit aku ikutkan di kelas standar.

Satu dua teman yang mempertanyakan, "balapan standar pake sepatu pemula apa bisa menang, pak..?"




Dan itu benar...
Dari 9 anak yang balapan dalam satu race, cuma si Ncit yang pake sepatu pemula dimana ukuran rodanya lebih kecil kurang bisa dibawa kencang. 

Hasilnya memang tidak bisa juara dan nongkrong di posisi ke 5. Tapi dengan itu aku bisa bilang ke dia, "berarti mbak latihannya masih kurang..."

Biar kekalahannya tidak bikin berkecil hati, aku tambahin, "tapi mbak hebat loh. Pake sepatu pemula bisa kalahin 4 atlet kelas standar. Kalo pake sepatu standar, pasti menang. Besok dibeliin tapi harus semangat latihan, mau..?"

Beberapa kali latihan pasca kompetisi Magelang, ibue laporan kalo Citra kembali semangat. Tinggal aku yang mumet mikirin anggaran beli sepatunya...
#Mondol

Read More

Foto Seribu Tiga

#Semua Umur

Selalu ada teman yang mengeluh minder foto-foto jepretannya kurang bagus. 

Padahal ga harus gitu kali...
Foto itu tentang seni yang tidak punya patokan pasti. Bagus atau jelek itu tergantung pemirsa melihatnya dari sisi apa, minat, hubungan sosial, mood dan juga isi dompet...

Soal menuhin hardisk, kayanya itu suratan takdir semua tukang jepret. Jaman digital seperti sekarang beda dengan jaman kamera analog dimana mikir panjang sebelum njepret jadi kewajiban, mengingat keterbatasan jumlah frame dalam satu rol film dan menyangkut biaya.

Tukan jepret senior sekalipun, kebanyakan obral murah urusan tekan tombol shutter. Sampe rumah baru dipilih pilih mana yang layak tayang mana yang sebaiknya tekan tombol Del.

Selain soal skill, insting dan feeling, foto yang menurut orang banyak hasilnya bagus itu lebih banyak karena unsur pilihan. Cari hasil yang terbaik, crop atau edit sana sini baru upload. Sementara isi hardisk yang lain kita tak pernah tahu.

Aku sendiri nasibnya sama kaya judul di atas. Dari seribu kali jepret, paling banter tiga foto doang yang layak tayang. Itu pun menurut pandangan pribadi yang mungkin bagi orang lain fotonya jelek.

Jadi tak perlu kita mengeluh hardisk dipenuhi foto-foto jelek. Pilih satu yang bagus untuk diaplut dan orang lain akan anggap kita tukang jepret jempolan...

Banyakin latihan saja...
Dan keep jepret...

Read More

09 Desember 2016

Menanam Sirih

#Bimbingan Orang Tua

Mudik kemarin...
Lihat ibue Ncip punya bibit sirih di polibag, langsung aku minta buat ditanam di Bandung. Katanya itu sirih kraton. Tapi bodo amat lah yang penting namanya sirih aku pikir ga ada bedanya...

Aku perlu daun sirih sebenarnya berawal dari kebiasaan jadul. Kerjaan tiap hari mantengin layar monitor bikin mata suka terasa lelah. Simbah yang dulu ngajarin untuk merendam mata pake air rebusan daun sirih.

Kebiasaan itu agak lama terlupakan, apalagi setelah ngungsi ke Bandung. Aku pikir kalo mata lagi lelah, dibawa cuci mata ke seputaran kampus bisa bikin seger. Ternyata malah pindah ke hati lelahnya...

Namanya di kota ga kaya di kampung. Celingukan ke tempat tetangga ga ada yang nanam sirih. Nanya dimana ada yang jual, malah dikomentarin, "kaya nenek nenek aja mau nyeupah..."
#Ahelah...


Tanya ke tukang sayur, ada pencerahan, "ada di pasar Cicadas, tempat orang jual sajen..."

Baru mau bilang tengkiu
Eeeh komentar lanjutannya ga enak. "Bikin sajen mau buat penglaris apa melet anak orang, mas..?"
#Mondol...


Terakhir...
Kebetulan ada teman yang bilang lagi keluyuran seputaran Antapani, sekalian aja aku minta tolong beliin. Dan jawabannya, yess...

Begitu teman sampe dan nyerahin kantong keresek, perasaan ga enak tiba-tiba datang. Setelah buka oleh-oleh, spontan aku nanya, "ini apaan..?"

Jawabannya tanpa rasa dosa sama sekali...
"Jaman instan. Sudah ga masanya rebus daun sirih sendiri..."



Ya bener sih...
Tapi niatnya kan buat nyuci mata...
Kalo sabun sirih bukannya untuk nyuci mulut..?
#Mbuhlah...



Read More

08 Desember 2016

Buntutan Demo

#Bimbingan Orang Tua

Demo...
Aku ga pernah mikir negatif atau benci. Hanya secara pribadi saja aku tak pengen ikutan walau berlabel aksi damai sekalipun...

Bisa saja aku dianggap tak peduli "ketidakadilan" menurut versi tertentu pastinya. Namun tetap saja aku kurang suka acara rame-rame semacam itu.

Seperti dulu, ketika teman teman mengajak demo menuntut kenaikan gaji yang menurutku memang layak dinaikkan. 

Sayangnya aku lebih suka berpikir lain. Kalo pimpinan disamperin secara pribadi bilang tidak mau naikin, mending aku cari perusahaan lain yang mau bayar lebih. Karena siapa tahu, gajiku kecil karena memang kinerjaku cuma seuprit dibanding kebutuhan perusahaan. Dan buatku ini lebih fair daripada memaksakan kehendak melalui demo...

Bukan aksi demonya yang aku pikirkan, tetapi efek dominonya...

Kegiatan demo bisa saja berjalan damai, namun yakin tidak ada buntutnya? Ketika ada pengikut yang numpang anget, yakin penggagas demo itu mau tanggung jawab..?

Contohnya aksi di Monas kemarin. Aku salut saat demo tidak terjadi hal-hal yang tak diharapkan. Menjadi tidak salutnya ketika ada yang terinspirasi. Merasa kelompoknya lagi di atas angin, arogansi muncul. Hal serupa mereka lakukan karena merasa benar dan dibenarkan oleh banyak pihak.



Buntut pertama kelihatan di Bandung...
Acara Natal dibubarkan dengan alasan gedung ITB adalah fasilitas umum. Menurutku ini mengada-ada. Gedung mereka bayar sewa dan tidak mengganggu lalu lintas masyarakat. Mengganggu mana dengan acara di Monas yang meluber ke jalan raya yang begitu padat..?

Buntut kedua terjadi di Jogja...
Panitia penerimaan mahasiswa UKDW dilarang pasang spanduk atau bikin brosur dengan model perempuan berhijab. Kalo memang orang muslim harus sekolah di sekolahan muslim, ya banyakin sekolahnya dan perbaiki kualitasnya, jangan jadi sontoloyo...

Arab Saudi saja yang Islamnya mestinya Islam banget banyak kasih beasiswa untuk belajar ke universitas di Eropa atau Amerika. Aku malah belum dengar mereka kasih beasiswa untuk belajar di UIN. Makanya aneh kalo di sini, belajar di sekolahan kafir terus dilarang-larang.

Buntut selanjutnya ditunggu saja...

Mungkin akan berlanjut lebaran nanti
Dilarang shalat Ied di lapangan karena itu fasilitas umum...

*Sengaja pake gambar ga nyambung
 Takut ada orang nista yang merasa ternistakan...


Read More

06 Desember 2016

Gagal Fokus

#Semua Umur

Lanjut lagi ah bahas jepret balapan...

Di lintasan rame penonton, masalah lain adalah obyek cenderung tenggelam oleh penonton di latar belakang. Skinsuit atlet biasanya berwarna menyolok, tapi penonton dan spanduk seringkali tak kalah ngejreng.

Bisa diakalin pake bukaan lebar, biar ruang fokusnya tidak terlalu lebar, sehingga obyek bisa tajam dengan background blur alias bokeh.

Repotnya ini acara balapan dimana pergerakan obyek cenderung cepat. Waktu tersedia antara proses mengunci fokus dan ngejepret relatif sempit. Lebih-lebih kalo jepretnya dari arah garis finish, telat jepret setengah detik saja obyek sudah keluar fokus. Apalagi sampe telat 3 bulan, judulnya sakit kepala akut...

Bisa sih pake mode Sport atau fokus diset ke AI Servo dimana fokus tidak terkunci total tapi mengikuti pergerakan obyek. Namun ini juga tak selamanya mudah karena dalam menentukan fokus, kamera biasanya cari obyek paling menonjol terutama soal warna. Tak jarang kamera salah baca. Kita maunya jepret si A, kamera malah fokus ke si B...



Kasus salah baca ini tak cuma menimpa kamera
Tukang jepret juga kadang salah fokus kok...



Ribet tapi justru di situ asiknya...

#Keep Jepret

Read More

Jepret Balapan di Lintasan Sempit

#Semua Umur

Masih tentang jepret acara olah raga balapan...

Kalo sebelumnya jepret berpanas ria di tempat terbuka, kali ini di tempat teduh tapi penonton rame di sisi lintasan yang sempit memanjang.

Dalam kasus ini, posisi paling nyaman untuk ambil gambar adalah di garis finish. Jepret dari samping bakal repot karena ruang jepretnya sempit. Nongkrong di garis start lebih tidak direkomendasikan, kecuali memang diniatkan mau jepret pantat atlet...

Sangat bagus bila posisi penonton jauh dari garis finish. Kalo penontonnya mepet garis, itu masalah. 

Misal di lintasan lomba kelas 100 m, pake lensa 55 - 250 mm, posisi atlet dari garis start sampai pertengahan lintasan masih oke di frame. Begitu mendekati finish, obyek sudah tidak terkejar lagi lensanya kepanjangan.

Alternatifnya harus siapin 2 kamera, satu pake lensa tele satunya berlensa lebar. Biaya tinggi...

Ada satu lagi masalah dengan penonton saat jepret di lintasan terbuka. Atlet ancang-ancang di garis start, kita pun tak mau kalah ambil posisi dengan sudut jepret yang kira-kira paling baik. Baca bismillah sampai 7 kali, begitu pencet tombol jepret, eeeh ada emak emak tanpa dosa nyelonong di depan moncong kamera...



Kepiye..?

Read More

05 Desember 2016

Jepret Balapan Di Siang Bolong

Memotret acara sepatu roda di siang bolong itu gampang gampang susah...

Kondisi yang terang benderang adalah kabar baiknya. Bukaan lensa bisa pake yang sempit agar gambar tajam di jarak dekat dan jauh, kecuali memang mau bikin foto KTP ganjen full bokeh

Kecepatan bisa dinaikan setinggi mungkin untuk antisipasi gambar ngeblur karena gerakan obyek. Juga tak perlu takut gambar bakalan pecah gara-gara ISO nya ketinggian.

Susahnya, terik matahari bikin nilai kontras jadi tinggi. Level pencahayaan di bagian obyek yang terkena matahari langsung dan yang tertutup bayangan sangat jauh perbedaannya. 

Jepret orang bisa bikin wajahnya keliatan separo doang. Salah-salah malah dikira bajak laut bermata satu...

Untuk itu, persiapan cari posisi jadi hal yang wajib. Paling umum sih dengan membelakangi matahari agar wajah obyek relatif berada di posisi terang. 

Hal lain yang perlu disiapkan adalah sarapan yang kenyang dan bawa air minum. Berjemur ria bakal banyak menghabiskan cairan tubuh alias cepat haus. Topi dan pakaian lengan panjang jadi hal yang wajib kecuali lagi pengen menghitamkan kulit. 



Mata pun sebenarnya harus dilindungi dari paparan sinar UV. Tapi kalo ketauan penggemar, sibuk jeprat jepret sambil berkacamata hitam kira-kira bakal dipuji apa dihujat..?

#KeepJepret

Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena