24 Desember 2016

Foto Seribu Tiga

#Semua Umur

Selalu ada teman yang mengeluh minder foto-foto jepretannya kurang bagus. 

Padahal ga harus gitu kali...
Foto itu tentang seni yang tidak punya patokan pasti. Bagus atau jelek itu tergantung pemirsa melihatnya dari sisi apa, minat, hubungan sosial, mood dan juga isi dompet...

Soal menuhin hardisk, kayanya itu suratan takdir semua tukang jepret. Jaman digital seperti sekarang beda dengan jaman kamera analog dimana mikir panjang sebelum njepret jadi kewajiban, mengingat keterbatasan jumlah frame dalam satu rol film dan menyangkut biaya.

Tukan jepret senior sekalipun, kebanyakan obral murah urusan tekan tombol shutter. Sampe rumah baru dipilih pilih mana yang layak tayang mana yang sebaiknya tekan tombol Del.

Selain soal skill, insting dan feeling, foto yang menurut orang banyak hasilnya bagus itu lebih banyak karena unsur pilihan. Cari hasil yang terbaik, crop atau edit sana sini baru upload. Sementara isi hardisk yang lain kita tak pernah tahu.

Aku sendiri nasibnya sama kaya judul di atas. Dari seribu kali jepret, paling banter tiga foto doang yang layak tayang. Itu pun menurut pandangan pribadi yang mungkin bagi orang lain fotonya jelek.

Jadi tak perlu kita mengeluh hardisk dipenuhi foto-foto jelek. Pilih satu yang bagus untuk diaplut dan orang lain akan anggap kita tukang jepret jempolan...

Banyakin latihan saja...
Dan keep jepret...

1 comments:

  1. Hahahah nahh ini... buka rahasiya dapur fotographer jadi-jadian.

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena