Pertanyaan : Adakah perusahaan yang akan merekrut karyawan lulusan baru yang tidak memiliki pengalaman organisasi?
Jawaban :
Untuk posisi dan level tertentu, banyaaak…
Jangankan tak punya pengalaman organisasi, rekrut yang cuma punya skill dasar doang sering saya lakukan waktu di Kalimantan. Awalnya saya selalu minta ke HRD HO setiap membutuhkan tenaga tambahan. Namun orang-orang pinter kiriman dari Jakarta itu jarang yang mampu bertahan lama. Umumnya mereka mundur teratur dengan satu kegundahan, "kerjaan di tambang kok gini sih? Perasaan IT tuh ga begini deh.."
Jawaban :
Untuk posisi dan level tertentu, banyaaak…
Jangankan tak punya pengalaman organisasi, rekrut yang cuma punya skill dasar doang sering saya lakukan waktu di Kalimantan. Awalnya saya selalu minta ke HRD HO setiap membutuhkan tenaga tambahan. Namun orang-orang pinter kiriman dari Jakarta itu jarang yang mampu bertahan lama. Umumnya mereka mundur teratur dengan satu kegundahan, "kerjaan di tambang kok gini sih? Perasaan IT tuh ga begini deh.."
Staf networking yang selalu siap di segala medan |
Dari hasil ngobrol dengan mereka, umumnya penyebab ketidakbetahan mereka adalah ekspektasi yang terlalu tinggi bahkan sudah mereka bayangkan saat memutuskan akan kuliah IT. Kerja depan laptop, ruangan adem, suasana santuy ala kantor Google dsb dsb. Apalagi ketika dengar kata tambang, bayangan akan kenikmatan gaji dua digit kian melambungkan hayalan yang mendadak jadi PHP ketika tahu situasi di lapangan.
Daripada pusing kerjaan tertunda-tunda kekurangan orang, saya iseng rekrut anak lulusan SMK setempat tanpa banyak berharap karena saya paham kualitas pendidikan di pedalaman seperti apa. Saya cuma berpikir ini kertas kosong. Mau dibikin seperti apa terserah saya.
Ternyata hasilnya bagus. Dikasih tugas apa saja tidak menolak dan berpikir, "IT kok begini..?"
Daripada pusing kerjaan tertunda-tunda kekurangan orang, saya iseng rekrut anak lulusan SMK setempat tanpa banyak berharap karena saya paham kualitas pendidikan di pedalaman seperti apa. Saya cuma berpikir ini kertas kosong. Mau dibikin seperti apa terserah saya.
Ternyata hasilnya bagus. Dikasih tugas apa saja tidak menolak dan berpikir, "IT kok begini..?"
Kemauan belajarnya tinggi, apalagi setelah saya kasih iming-iming, "siapa yang bisa nunjukin prestasi saya kirim pelatihan di Jawa.."
Mungkin merasa dibentuk dari nol, loyalitas mereka tinggi. Dari 8 orang yang saya rekrut, hanya 1 yang resign dalam waktu 3 tahun setelah saya hengkang dari sana, itu pun karena saya yang kasih rekomendasi ke perusahaan yang lebih bagus.
Mungkin merasa dibentuk dari nol, loyalitas mereka tinggi. Dari 8 orang yang saya rekrut, hanya 1 yang resign dalam waktu 3 tahun setelah saya hengkang dari sana, itu pun karena saya yang kasih rekomendasi ke perusahaan yang lebih bagus.
Programmer yang tak perlu ruangan adem buat coding |
Semua rekrutan saya berhasil?
Tidak...
Ada satu dua yang saya eliminasi setelah masa percobaan habis. Tapi biaya gaji untuk 3 bulan mereka percobaan masih lebih kecil dibanding 1 bulan gaji staf kiriman dari HO. Cost departemen saya tetap rendah dan tidak sampai mengganggu cashflow. Setelah saya anggap mampu dan punya sertifikasi baru saya sesuaikan angkanya.
Sejak itu untuk level staf saya lebih suka rekrut fresh graduate. Tapi saya belum tahu apakah metode ini efektif bila dilakukan di kota. Saya baru lakukan di pedalaman.
Oh ya, siapa tahu ada yang penasaran kenapa banyak yang tidak betah jadi IT di tambang, biar gambar ini yang berbicara.
Semoga membantu. Terima kasih.
Salam, Rwn.
Repost dari Quora
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih