18 November 2016

Panjang Usia

#Semua Umur

Tiap kali pulang ke kampung ortu, sowan ke mbah buyut dengan misi utama memotretnya bersama anak-anak menjadi keharusan.

Aku anggap penting karena beliau adalah kakeknya ibuku. Menyatukan simbah dengan keturunannya yang terpisah Lima Generasi dalam satu frame adalah hal yang langka di jaman ini. 

Saat aku aplut foto di medsos, begitu banyak yang komentar semoga panjang umur. Tak kurang-kurang yang mengecam ketika aku bilang siapa tahu itu foto terakhir beliau yang bisa aku jepret.

Mungkin benar aku kurang ajar 
Berharap beliau panjang umur juga bukan hal yang buruk

Namun apa yang simbah selalu ucapkan setiap aku datang teramat bertolakbelakang dengan pemikiran kebanyakan orang. Beliau justru sering bertanya, kapan malaikat maut datang menjemput biar bisa berkumpul dengan eyang putri di sana. 

Berkah panjang usia membuatnya kesepian di tengah dunia yang makin hingar bingar. Jangankan teman sebaya, yang satu generasi di bawah beliau saja tinggal satu dua yang masih ada. Itu sebabnya simbah memilih menyendiri di gubuk reot di tepi hutan ketimbang tinggal bersama cucunya.

Yang menarik...
Bila ada cucu buyutnya yang datang ngasih uang, selalu beliau kumpulkan di bawah bantal. Tiap kali aku datang uang itu diambil lalu disodorin sambil bilang, "kasihin ibumu buat beli kain mori kalo nanti mbah mati. Sisanya bagikan ke orang ga punya..."




Pesannya yang lain, "ga usah pasang nisan. Ada duit mending buat yang hidup. Yang sudah mati biarkan hilang jadi tanah biar kalian tidak nyembah-nyembah kuburan simbah. Kalo mau mendoakan cukup dari rumah saja..."

Dan aku selalu kehabisan kata setiap kali itu terucap...
Umur panjang ternyata tak selalu diharapkan...

Sing sehat yo, mbah...

4 comments:

  1. Itulah TABIAT orang tua dulu..selalu mengutamakan orang lain..salut dengan beliau aku Mas..moga beliau selalu sehat amiin.

    BalasHapus
  2. Sudah senja tapi tak menghilangkan sifat bijaknya.. Sungkem mbah, sehat selalu ya.. :)

    BalasHapus
  3. iya jadi kesepian karena nggak punya teman ngobrol sebaya
    mungkin bahan obrolan udah nggak sama lagi dengan generasi baru

    BalasHapus
  4. rika bejo kuwi kang, jangankan mbah buyut.
    nyong lair aja, simbahku wis ga ada semua
    "biar bisa berkumpul dengan eyang putri di sana..
    co cuiit"

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena