26 April 2015

Modus Gagal

#Semua Umur

Akhirnya beneran KO...

Awalnya memang sudah rada pusing-pusing seperti aku ceritain di jurnal Cek Tensi. Kebetulan ada yang kasih coklat dengan label 70% cocoa yang aku ga ngerti apa artinya. Yang jelas pahit dan berasa banget coklatnya ga kaya silperkuin...

Pernah baca coklat itu mengandung zat penenang ringan yang merangsang otak lebih rileks. Aku pikir dengan makan coklat, pusingku sedikit terlupakan.

Eh...
Yang ada kepala jadi berat dan leher kaku...

Kebetulan ga ada kerjaan, aku minta ijin pulang cepat. Sampe mess, ibu dapur lagi masak cumi. Dasar dari pagi belum sarapan, jadilah judulnya makan cumi dengan lauk nasi dan hasilnya aku nungging sampe maghrib ga bisa bangun...


Paginya aku ke klinik ketemu dokter. Kali ini beneran bicara serius ga pake becandaan seperti kemaren. Keputusannya selasa besok aku harus medical check up ke RS Pertamina Tanjung di kabupaten sebelah.

Kepikiran perjalanan ke Tanjung yang makan waktu 2 jam, aku nanya, "kenapa engga ke RSUD Tamianglayang aja yang deket..?"
"Peralatannya kurang lengkap..."

Mendadak dapat ide. "Kalo begitu ke Banjarmasin aja boleh..?"
Perawatnya ngedukung, "di Banjarmasin lebih bagus..."
Teman dari HRD yang nyamber, "engga engga bisa..."
"Kenapa..? Gua bayar sendiri juga gapapa..."
"Modus doang itu mah. Paling-paling lu ga jadi check up malah kabur ke Jogja..."

Tepok jidat...
Ternyata label aku tukang minggat masih saja melekat
#nasib...


Semoga lekas sembuh dan nemu trik kabur yang baru...
Amiiin 69x...



Read More

25 April 2015

Cek Tensi

#Dewasa

Kepala kadang pusing tak pernah aku anggap masalah mengganggu...

Semenjak kerja di tambang tekanan darahku memang cenderung rendah. Asupan gizi kurang, kerja terforsir sampai larut malam dan kebanyakan lihat layar komputer menjadi penyebabnya.

Makanya cuti adalah masanya perbaikan gizi. Dua minggu di rumah sudah cukup untuk memperbaiki apa yang rusak selama sepuluh minggu di hutan. Aku anggap cukup karena tiap kali kembali dari cuti teman-teman suka komen, "rada gemukan, pak..."

Indikator lain adalah saat reinduksi. Ukur tensi di klinik perusahaan hasilnya selalu normal...

Induksi adalah kerjaan HSE (Health Safety & Enviroment) Dept. Tiap ada karyawan baru akan dikasih semacam pengarahan tentang keselamatan kerja dan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Sedangkan reinduksi adalah induksi ringan yang berlaku untuk karyawan yang baru pulang cuti.


Sedikit berbeda waktu reinduksi terakhir kemarin. Mungkin waktu cuti pemasukan dan pengeluaran gizinya tidak seimbang, tumben-tumbenan tensiku cuma 90/60...

Sesuai pesan perawat, beberapa hari kemudian aku cek ulang hasilnya naik jadi 100/70. Selang beberapa hari lagi dicek sudah 110/80. Kebetulan dokternya ada di tempat, aku sempatin nanya, "tiga kali cek kenapa hasilnya beda, dok..?"

"Berarti perkembangannya bagus, pak..."
"Masalahnya pusing kepalaku ga ada perubahan malah nambah. Harus medical check up kah..?"

Eh dokternya malah nyengir, "udah minta cuti lagi saja sana. Harus check in itu bukannya check up..."
"Kok tahu..?" *nyengir kuda

"Ya iyalah, orang tambah cakep perawatnya tensinya makin tinggi..."
#nokomen...

Yah...
Beginilah suka duka jadi jomblo di tengah hutan
Datang ke klinik dengan keluhan leher kaku, pulang dari klinik ada yang lain ikutan kaku...
#pelecehan profesi...


Read More

22 April 2015

Fabregas

#Semua Umur

Tiap tahun di kantor selalu ada anak SMK magang selama 4 bulan...

Tahun-tahun sebelumnya sik-asik saja. Baru tahun ini dapat anak magang yang rada nyebelin. Jarang kelihatan di ruangan tapi form kehadirannya ga pernah bolong. Kalo pun kelihatan batang hidungnya paling di kantin pas jam makan siang.

Stafku yang jadi pembimbing curhat mulu, aku ancam mereka, "lu pilih rajin masuk, apa pilih gua balikin ke tokonya..?"

Setelah itu mereka jarang bolos lagi. Tapi masih ada yang suka ngilang ke bawah meja. Aku bilangin, "jangan ada lagi yang tidur di kolong meja, okey..?"

Eh...
Besoknya aku lihat dia tidur nyender meja
Aku tegur, damai bener dia jawab, "kan engga di kolong meja, pak..."
#tisu mana tisu...


Aku suruh stafku kontak ke sekolah. Dan jawaban gurunya, "dia sih emang gitu orangnya. Di sekolahan juga tidur mulu. Sudah nyerah saya ngurusnya, pak..."
#kepiye jal..?




Oh iya...
Nama aslinya aku ga ngerti. Namun teman-teman suka manggil dia gas gas gitu makanya aku ikutan. Dan dia mengangguk waktu aku tanya, "nama lu pabrik gas ya..?"

Kemaren kebetulan lagi rada empet, aku panggil dia, "heiii kompor gas, sini lu..."

Dia nyamperin terus nanya, "kenapa bapak panggil aku begitu..? Nama saya Rigas bukan kompor gas"
"Dari dulu gua panggil pabrik gas lu ga pernah komplen..."
"Oh pabrik gas ya, pak..?"
"Kenapa..?"
"Saya kira bapak panggil saya Fabregas. Itu kan keren, pak..."
#ngemut kompor...


Read More

21 April 2015

Lahir Dimana..?

#Semua Umur

Ada yang keren di sini...

Banyak yang melamar kerja cuma modal maksa dan status yang punya kawasan tanpa dukungan skill memadai. Bilang tidak ada lowongan tidak bisa menyelesaikan masalah dan seringkali berbuntut demo dengan tema rasial. "Orang luar Kalimantan saja bisa kerja di sini, kenapa penduduk asli tidak..?"
#mantap...



Salah satu alternatif menolak secara halus adalah dengan cara tes. Psikotes doang kadang tak cukup dan masih saja ada yang maksa agar bisa jadi karyawan. Kalo sudah begini, biasanya dilanjut ke tes kemampuan teknis. 

Repotnya...
Kebanyakan pelamar tidak mencantumkan bidang kerja yang diinginkan. Asal di CV tertulis bisa komputer, sama HRD disortir masuk IT. Jadilah IT sebagai bemper untuk formalitas menolak sebagian pelamar.

Bukan tugas berat...
Kasih selembar soal tentang jaringan pasti banyak nyerah orang Word Excel saja kemampuannya relatif minim. Biar lebih mantep suka dilanjut wawancara untuk nanya mau engga ditempatkan di site yang terpencil. 

Timku sih sik-asik saja dengan tugas ini. Malah suka rebutan untuk sesi wawancara terutama kalo ada yang bening. "Mayan dapat nomor hapenya, pak..."
#semprul...


Terlepas dari persoalan di atas, ada satu pertanyaan yang sempat bikin aku keselek sandal waktu awal-awal datang kemari. Makanya aku ga lagi-lagi nanya, "kelahiran mana, mbak..?"

Soalnya ada yang jawab, "saya lahirnya di Paku, pak..."



Ada juga, "saya di Dorong..."



Atau, "lahir di Sumur saya..."



Lagian ngapain juga pake nanya
Orang di biodata ada isian tempat tanggal lahir
#mumet...


Read More

20 April 2015

IT Superhero

#Dewasa

Suka empet kalo ada teman dari pusat nanya, "elu IT apa Superman sih..?"

Beneran menyebalkan dan menebalkan kesenjangan sosial antara karyawan Head Office sama Site

Teman-teman IT yang di Jakarta begitu akrab dengan ruangan adem ber-AC, urus jaringan, server, system dll pokoknya IT banget lah...

Sementara timku di hutan kerjaannya kemana-mana. Sepertinya sudah jadi mindset orang sini bahwa IT itu teknisi all in one. Asal keliatan nyambung sama barang elektronik dan kelistrikan itu kerjaan IT.

Mereka yang beneran IT suka bengong liat aku disini ikut ngurus genset, penangkal petir, ngelas bahkan ada mesin cuci rusak pun lapornya ke IT. Makanya kalo ditanya apa kepanjangan IT, pasti aku jawab, "Iiiii Tapedeeeeh..."


Rasanya tak terlalu salah teman dari HO bilang IT Site itu Superman. Tapi aku ogah disebut gitu gara-gara ibue Ncip pernah sok romatis bilang aku pantas ikutan The Avengers...



Ceritanya waktu pulang cuti. Ga ada angin ga ada hujan, tiba tiba ibue tersenyum penuh misteri sambil bilang, "waktu awal kenal, ayah tuh bagai Sapiderman..."
"Maksudnya..?"
"Soalnya setiap waktu selalu menjerat hatiku..."
#Mikir...

Masih bengong menerka-nerka, ibu nyambung, "setelah menikah ayah seperti Superman..."
"Kok bisa..?"
"Karena setiap waktu selalu melindungi dan rajin melendungi..."
#Hush...

Firasat mulai ga enak, gantian aku nanya, "setelah ada anak-anak..?"
"Ayah cocoknya jadi Ironman..."
"Kok bisa..?"
"Setrikaan numpuk, yah. Bantuin dooong..."
#!@#$%^&*



Mang ada Superhero kalah mulu sama istrinya..?

Read More

Enak Ga Enak

#Semua Umur

Punya staf lapangan cewek itu enak ga enak...

Enaknya...
Cara kerja mereka lebih rapi dan telaten, tidak gradak-gruduk seperti yang laki-laki

Ketika teler berat pulang dari tugas luar yang melelahkan, aku lebih suka nyerahin setir ke mereka. Off road jarak jauh tak begitu terasa mengganggu sehingga aku bisa tidur pulas sampai ke base. Kalo diserahin ke staf cowok, jangankan bisa tidur. Kepala ga benjol kejeduk kabin saja sudah untung.

Ga enaknya...
Aku suka dikomplen karyawan divisi lain 




Contohnya ketika aku bikin aturan siapa saja yang habis pake alat kerja dia yang bersihkan termasuk pemakaian mobil. Tiap kali stafku yang cewek kelihatan nyuci mobil, ada saja yang komentar, "lu tega bener sih..?"

Aku mendukung emansipasi dan anti diskriminasi, bro...
#modus...


Saat harus tugas luar apalagi cuma berduaan doang, komentar miring suka datang juga. Entah iri atau mereka lagi melihat diri sendiri aku ga ngerti. 

Apalagi kalo nasib lagi kurang beruntung, mobil mogok atau pecah ban di hutan. Komentar paling sering keluar, "makanya jangan bawa-bawa cewek ke hutan biar ga apes..."

Kasihan bener stafku dibilang sumber kesialan
Padahal buatku itu anugerah terindah buat nyelesein masalah



Ga cuma sekali dua kali aku pecah ban di hutan tengah malam dalam posisi nyetir sendirian. Ngelepas bannya sih cepat. Giliran pasang serep, bisa satu jam baru kelar kesulitan nyari lubang baud dalam kegelapan. Satu dua kendaraan lewat cuma ngasih debu doang.

Beda kalo staf cewek ada yang ikut...
Liat ada cewek pasang dongkrak, mobil yang melintas pada berhenti dan secara sukarela sopirnya turun tangan gantiin ban...

Bawa sialnya dimana coba..?


Read More

17 April 2015

Reflection

#Semua Umur

Semangat belajar teman-teman di kantor sebenarnya tinggi. Namun entah salah dimana, mereka terkesan lebih suka disuapin dan kurang kreatif kalo disuruh cari sendiri...

Ini tidak bagus untuk regenerasi. Terbukti setiap kali aku bilang mau resign, mereka selalu menahan dengan dalih, "kalo bapak ga ada nanti siapa yang ngajarin kita..?"

Bidang IT selalu berkembang dan memang bikin keteteran mengikutinya. Falsafah "semua ada di google" tak selamanya bisa membantu. Blogger Indonesia yang tulus ikhlas berbagi ilmu IT masih bisa dihitung dengan jari. Porsinya lebih banyak tukang iklan yang main comot artikel tanpa etika.

Pasang plang wajib komen, tapi komen yang masuk ga keliatan direspon. Kalo maksa nanya masalah yang berkaitan dengan artikel, udah telat banget, jawabnya cuma, "kurang tau, mas. Cari aja di google..."
#monyong...


Makanya aku lebih suka cari solusi di blog berbahasa Inggris. Lebih apdet dan pertanyaan kita relatif cepat direspon sesuai harapan. Masalah teman-teman kelihatannya disitu. Mereka kelihatan alergi dengan artikel berbahasa Inggris, padahal bahasa teknik tidak begitu sulit dipahami orang tiap hari di kerjaan juga urusin itu.

Anehnya...
Kalo update status pesbuk atau BBM mereka suka inggris-inggrisan. Pamer koleksi musik di hape isinya lagu barat seperti di foto terlampir. Merasa gaul sok bule sampe ga nyadar kalo yang paling akhir dia dengerin lagu dangdut. "Ayo goyang demang huwoo huwooo..."
#mumet...


Pernah di waktu tugas luar, di mobil stafku muter Reflection-nya Christina Aguilera

Iseng aku nanya, "tema lagunya tentang apa sih..?"
"Hmmm ga tau, pak. Kalo judulnya sih berarti refleksi..."
"Cerita tukang pijit dong..?"
"Oh iya kali itu, pak..."
#ngemut setir...

Mungkin ini memang refleksi sebagian dari kita...


Read More

16 April 2015

Bapak Polah

#Dewasa

Ada pepatah Jawa yang bilang, "anak polah bapak kepradah..."

Tapi di keluargaku kayaknya ada yang berbeda. Salah satunya seperti dalam jurnal Titip Sidang kemarin. Aku yang ngeyel ga mau damai sama polisi, ibue Ncip yang harus jauh-jauh ke Purworejo buat ambil STNK yang ditahan.

Padahal sebulan sebelumnya aku habis nyusahin juga. Berawal dari rasa bosan jauh terus dari keluarga, aku Mengunduran Diri dari perusahaan dan pengen jadi petani saja.

Idenya muncul gara-gara lihat di supermarket sayuran organik lumayan laku padahal harganya lebih tinggi. Karena ga punya lahan luas aku mau bikin hidroponik memanfaatkan area kosong sekitar rumah. Negosiasi anggaran sama ibue trus belanja pipa paralon, nutrisi dan pernak-perniknya.

Baru seminggu menikmati masa pensiun, mantan bos nelpon nyuruh ke Jakarta. Aku pikir mau dikasih pesangon, ternyata maksa aku kembali ke Kalimantan. Ditambah rayuan teman-teman di site, aku pun kembali ke hutan. 

Dan ketimbang mubazir udah belanja banyak, proyek hidroponiknya ibue yang harus lanjutin...


Begitu dan selalu begitu sampe kepikiran untuk mengubah pepatah jadi "bapak polah ibue yang susah..."


Eh, ibue Ncip juga pernah mengusulkan hal yang sama. Kejadian sekitar lima tahun lalu saat awal aku mau berangkat ke Kalimantan. Belum lama di hutan ibue nelpon bilang telat bulan padahal Citra baru berumur berapa bulan.

Nyengir aja aku jawab, "syukurlah bu mau dikasih rejeki lagi..."
"Rejeki sih rejeki. Tapi kebayang ga gimana repotnya urus dua bayi sendirian nanti..?"

Nah saat itulah ibue bicara soal amandemen pepatah itu
Katanya, "si ayah polah anaknya nambah..."
#Alhamdulillah...


Read More

Titip Sidang

#Semua Umur

Pas cuti kemarin sempat keluyuran lewat Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) atau yang lebih dikenal sebagai Jalan Daendels.

Masuk wilayah Kutoarjo ada PJR mangkal melakukan penertiban. Surat-surat lengkap, eh ibue Ncip ga pake seat belt.

Sejak dari Jogja sebenarnya pake. Kebetulan aja anak-anak ribut minta susu jadinya dilepas dulu. Tapi kalo urusan sama polisi emang bisa terima alibi dalam kondisi tertangkap tangan gitu..?

Males banyak omong aku turun temuin pak polisi dan ditanya, "mau berangkat sidang atau titip..?"

Dalam asumsiku, titip sidang itu kita bayar ke BRI trus balik lagi ambil barang bukti. Hari sabtu BRI tutup sementara bayar di ATM ga bisa, aku bilang ikut sidang. Toh tanggal sidang aku sudah balik ke Kalimantan dan yang berangkat ke Pengadilan Purworejo ibue Ncip...
#sambit panci...


Pas pulang beberapa hari kemudian...
Nyampe Kutoarjo anak-anak bilang kepengen bakso. Kebetulan warungnya dekat kantor PJR dan BRI sehingga aku kepikiran meringankan beban ibue biar ga perlu berangkat sidang.

Bertandanglah aku ke kantor PJR dan nanya bisa engga tilangnya diubah dari ikut sidang jadi titip sidang. Eh, pak polisinya bilang, "ga bisa bayar di BRI, mas. Itu cuma berlaku di kota besar. Di sini belum ada kerjasama dengan bank..."

Nah lho...
Bukannya opsi ikut sidang atau bayar di BRI itu ketentuan Polri secara nasional..? 
Emang PJR Kutoarjo masuknya Satpol PP ya bukan Polri..?

Trus waktu razia bapaknya nawarin "titip" itu maksudnya gimana..?

Ada yang bisa kasih pencerahan..?


Read More

15 April 2015

Pre Wedding Gratisan

#Semua Umur

Ada teman minta tolong buatin foto pre wedding...

Sayangnya nih orang pengen gaul tapi kurang digaulin plus napsu besar tenaga kurang. Aku tanya konsepnya apa malah balik nanya, "konsep apaan..?"

Aku jelasin tentang tema agar persiapan cari lokasi, kostum, akomodasi dll bisa disiapin sebaik-baiknya. Bukannya ngerti, dia malah jawab gini, "cari lokasi yang pemandangannya bagus aja kan..?"
#garuk pantat...




Ga enak ga bantu teman, aku tunjukin beberapa foto biar dia ada gambaran. Salah satunya jepretan di loging pond kemarin. "Kalo begini temanya adventure, bray. Lokasi rada ekstrim, cuaca mendung, tar cari pinjeman motor trail atau ATV sekalian kostum outdoor..."

Dia menolak. "Ga mau ah, kurang romantis..."


Aku kasih lihat foto lain. "Nih pake sampan rada romantis dan berasa Kalimantan banget. Kalo mau berkesan rada modern, tinggal ganti pake speedboat trus busananya bisa pake casual..."

Masih nolak juga. "Engga engga aku ga bisa berenang..."




Tiga, empat, lima foto aku sodorin semua ditolak jadinya aku mikir lain. "Eh, elu ga cocok sama temanya apa engga mau keluar duit buat propertinya sih..?"

Kali ini baru mengangguk setuju. "Ya begitulah. Tau sendiri lah perekonomian negara lagi seret jadi harus berhemat. Pre wedding kan ga penting..."

"Kalo ga penting kenapa pake pre wedding segala..?"
"Sayang aja punya teman tukang foto gratisan kalo tidak dimanfaatkan..."
#ooowg...




"Yaudah elu maunya gimana, gua ngikut aja..."
"Wah tidak bisa begitu, bro. Kita kan teman. Carikan ide yang irit diongkos tapi hasilnya bagus kaya yang di tipi-tipi itu loh..."

Masih puter otak mikirin rikues yang orowodol itu, stafku nyeletuk, "hemat biaya kostum dan keren kaya di tipi, pake tema Walking Dead aja..."

Langsung disambut meriah, "beneran itu ga bohong..?"

Sambil garuk kepala aku jawab pelan, "iya bener banget. Lu pernah nonton Walking Dead kan..?"
"Apa itu wolking ded..?"
#Nah loh...

Kasih tau gak yah..?


Read More

14 April 2015

Motret Itu Ga Gampang

#Semua Umur

Seperti aku tulis di jurnal kemarin, Motret Itu Gampang. Memang gampang kok kecuali efek sampingnya...

Tempat eksotis di sini banyak. Namun kalo denger mau jalan kemana, pasukan pasti ribut minta ikut plus nebeng akomodasi. Boros diongkos, makanya tidak direkomendasikan saat dompet lagi kempes.

Mau hemat, bisa sih hunting foto ke hutan deket-deket mess. Tapi kudu rajin celingukan kalo ga mau dicium babi.

Cari target ke sungai juga sama saja. Tetap mikir beberapa kali biarpun orang sini bilangnya aman. 

Kalo aku tanya, mereka suka jawab, "santai aja, pak. Buaya sungai ga mau ganggu buaya darat..."
#maksutloh..?


Pengen belajar jepret model, cari yang gratisan tapi ga alay rada susah. Diarahin begini begitu kadang jadi kaku. Lama-lama pada bete trus poto-potoan sendiri pake hape

Mencoba berimprovisasi bikin siluet kaya kemaren, malah bikin mewek anak orang.



Ga selalu serumit itu memang...

Staf cewek yang cukup luwes difoto juga ada. Hasil jepretannya lumayan memuaskan. Tapi begitu diaplut, hadirlah masalah baru. 

Dari rumah sms, "gitu ya, jauh-jauh ke Kalimantan pamitnya mau kerja..."
#Nah...



Mikir jalan tengah...
Belajar jepret harus jalan tapi ga bikin yang di rumah ngambek. Hasil foto yang halus-halus ga diaplut cukup disimpan di laptop. Dengan cara itu, situasi bisa aman terkendali.

Sampai masanya cuti ada yang pinjam laptop...
Ada komen, "koleksi pribadinya banyak yah...?"
#Nah Loh...


Kepriben, son..?



Read More

13 April 2015

Motret Itu Gampang

#Semua Umur

Kemarin ada kerjaan ke pelabuhan. Sayang cuaca kurang mendukung untuk pekerjaan di ketinggian dan Safety Dept tidak kasih ijin takut ada petir.

Daripada pulang tanpa dapet kerjaan, aku putuskan menginap untuk lihat situasi besok pagi siapa tahu cerah. Inget lama ga jeprat-jepret, selepas jam kantor aku cari-cari teman yang mau jadi model.



Biasanya aku ga bingung. Di pelabuhan banyak staf cewek yang suka difoto. Sudah sering aku ajak, mereka sudah cukup luwes bergaya di depan kamera ga pake kagok.

Repotnya...
Perusahaan lagi ada efisiensi karyawan. Mereka yang biasa jadi model gratisan banyak yang kena pemutusan hubungan kerja. Mau ga mau aku harus cari-cari sapa yang mau jadi sasaran jepret.

Kalo asal mau difoto sih banyak. Tapi kan empet kalo motret yang hobinya monyongin bibir sambil angkat dua jari ala alay lagi selpi...

Udah ada beberapa orang, aku ajak mereka ke tepi sungai. Hasilnya beneran sesuai dugaan. Bolak balik diarahin tetap aja kaku dan terlalu sadar kamera.

"Engga pede, pak. Tar fotonya jelek..." katanya
"Anggap aja ga ada kamera. Yakin deh tar keliatan cantik..."

Kurang dapat foto yang memuaskan, aku pun ajak mereka pulang ke mess. Kirain udah lupa, eh ada yang nagih. "Mana fotonya, pak. Awas ya kalo jelek..."

Aku tunjukin fotonya. "Nih bagus kan..?"
Eh, malah bengong dia...
"Bagus engga..?"

"Bagus sih, pak. Tapi kenapa dibikin gelap begini..?" 
#hiks...



Nah kan..?
Siapa bilang motret itu gampang..?
Nyatanya bikin anak orang mau mewek...
#maaf...

Read More

12 April 2015

Sayur Paku

#Bimbingan Orang Tua


Lanjutin cerita tentang kegagapan budaya sebagaimana aku tulis dalam jurnal Bahasa Jablay kemarin...


Terus terang aku rada empet soal makanan di sini. Menu di kantin perusahaan ga pernah ganti dari ikan ke ayam atau ayam ke ikan. 

Jarang banget nemu sayur aku sempatin komplen ke ibu dapur. Dan jawabnya, "orang sini kalo ga ada ayam atau ikan bilangnya ga ada lauknya, pak..."

Makan di luaran pun sama saja. Ga ada yang sediain lauk sayur komplit macam di warteg. Muter sana sini jualannya sama, daging dan ikan.


Makanya pas lewat depan pasar lihat ada yang bawa sayuran banyak pake sepeda motor, buruan aku samperin. Pasti punya warteg nih orang, pikirku.

Aku tanya warungnya dimana, orangnya malah bengong, "warung apa, pak..?"
"Ini bapak bawa sayuran banyak, bukannya buat warung makan..?"

"Saya tidak punya warung. Ini buat kasih makan babi..."
#sesak napas mendadak...


Itu masih mendingan...
Ada lagi yang sebenarnya ga nyambung sama kuliner tapi sama bikin ga bisa nafas

Waktu itu aku singgah ke toko material lalu bilang, "beli paku sekilo, pak..."

Eh si bapak nanyanya gini, "dibungkus kah..?"
Spontan aku jawab, "dimakan disini..."
#semprul...

Nikmati sajalah...

Read More

11 April 2015

Bahasa Jablay

#Dewasa

Ketika masuk ke daerah yang budayanya berbeda, belajar bahasa selalu menjadi prioritas utama. 

Biasanya aku bisa cepat belajar apalagi kosa kata yang berbau jorok. Tapi entah kenapa aku rada lemot dalam mempelajari bahasa Dayak termasuk yang tabu sampai beberapa kali merasa oon kuadrat.

Misalnya waktu pengen hunting foto ke tepian Barito. Butuh lensa tambahan aku nanya ke temen, "di sini yang nyewain tele di mana yah..?"

Yang jawab tetangga sebelah, "idiiih, emang bapak suka ngejablay ya..?"
#ngemut tripod...

Selidik punya selidik, ternyata ada salah pengertian. Stafku itu ga ngerti fotografi. Aku sendiri baru ngerti kalo dalam bahasa sini tele itu "barangnya" cewek. Jadinya dia mikir aku cari "tele" sewaan...
#mumet...


Kasus kedua yang hampir mirip pas aku cuti. Lagi nunggu pesanan makan di warung sama ibue Ncip, iseng nelpon ke kantor nanyain kerjaan.

Beres obrolin kerjaan, stafku nanya, "lagi dimana kok kaya rame banget..?"
"Lagi makan di Sudi Mampir..."

Komen selanjutnya bikin tepok jidat, "kenapa bapak suka ke warung jablay..?"
#keselek kobokan..

Dengan mindset orang Jawa, kalo ada yang nyebut sudi mampir atau sido mampir otakku langsung mikir ke warung makan. Kenapa jadi bahas jablay lagi sih..?

Dan ternyata oh ternyata...
Dalam bahasa sini, sudi itu "barangnya" cowok
Jadi kata sudi mampir dia artikan tempat mampir si "sudi" buat begituan...
#mondol...

Memang benar
Dimana bumi dipijak
Disitu langit harus dijunjung
Maaf...


Read More

Isiin Pulsa

#Bimbingan Orang Tua

Bicara penipuan via sms sebenarnya cerita barang basi

Dari yang canggih dan sudah aku laporkan ke Telkomsel serta Polisi tapi cuma ditanggapi adem ayem seperti dalam jurnal Penipuan Telkomsel Semakin Rapi. Sampe penipu dodol yang malah kesurupan seperti aku tulis dalam Curhat Penipu Tobat.

Sudah terlalu umum termasuk ketika modusnya berganti minta pulsa buat beli paket data untuk kerjain tugas sekolah. Makanya aku anggap itu cuma kerjaan orang yang kebanyakan pulsa saja.

Rada berbeda ketika dapat sms seperti tercantum dalam skrinsut jurnal ini

Takut beneran, aku sempatin capture dan kirim ke ibue Ncip sambil nanya, "ibu punya nomor baru ya..?"

Jawabannya penuh semangat, "nomor baru dari Hongkong..?"

Dijawab gitu berarti masalahku bisa dianggap selesai. Tapi tidak bagi yang mungkin lagi kena PMS effect. Buntutnya begini, "gitu ya jauh dari rumah mulai kasih kasih pulsa pake ayah-ayahan segala..?"

Sambil berharap ibue cuma becanda aku jawab gini, "emangnya ayah anak sekarang, masih SMP udah panggil mamah papah..?"
"Kirain..."
"Engga lah. Ayah kalo pacaran kan panggilnya ayang, eh..."
"Siapa lagi, ayang..???"
#!@#$%^&*...

Semoga ini cuma penipuan semata...
#Amiiin... 


Read More

08 April 2015

Romantisme Uban

#Bimbingan Orang Tua

Suka dianggap ga romantis memang sudah suratan takdir orang berlatar belakang teknik

Lebih banyak bekerja dengan mesin ketimbang manusia bikin repot ketika harus menjadi puitis. Terbiasa berpikir dan bertindak berdasarkan alat ukur membuat faktor sebab akibat menjadi dominan dalam keseharian.

Apalagi saat berurusan dengan yang namanya perempuan. Suka bingung dengan gaya bahasanya suka diplomatis campur remang-remang. 

Misalnya waktu ada yang bilang "ga usah". Aku selalu kesulitan mencerna itu maksudnya iya apa engga. Kebanyakan sih aku artikan secara harfiah walau tak jarang terus dikomen "dasar ga peka..."

Biar begitu...
Aku belum kapok belajar mengerti dan sesekali berusaha sedikit puitis

Misalnya saat cuti hampir habis, padahal rasaku belum lama di rumah. Sok romantis aku bilang ke ibue Ncip, "mengapa waktu berasa begitu cepat saat bersamamu..."

Responnya luar biasa...

"Pantesan tiap pulang ubannya tambah banyak..."
"Apa hubungannya..?"
#mikir...

"Waktu berjalan cepat berarti cepat bertambah tua dong..?"

Nah...
Salah lagi kan..?
#mumet...


Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena