#Dewasa
70 tahun merdeka...
Sebenarnya sudah cukup panjang untuk mendewasakan bangsa ini
Tapi nyatanya engga...
Sebagian saudara kita masih terjajah dalam pola pikir sempit tentang cara mensejahterakan rakyat dan masih bersikukuh dengan kepentingan pribadi dan golongan yang tak jarang dibawa melebar kemana-mana. Jarang yang sadar bahwa kekisruhan mindset ini telah menciptakan generasi gumunan yang bisanya cuma klik share tapi ga ngerti yang di-like itu sejatinya apa.
Semestinya kita sadar...
Semua paham, pemikiran atau ideologi selalu ada sisi terang dan gelap. Para pendiri negara menciptakan ideologi Pancasila sebenarnya kan hasil memilah sisi baik dari banyak ideologi yang ada demi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Namun yang ada, Pancasila justru digunakan untuk menyerang paham yang berbeda dengan miliknya. Asal beda pendapat, dibilang anti Pancasila.
Contohnya ketika media ramai memberitakan adanya simbol komunis di karnaval agustusan. Begitu banyak yang menghujat menganggap itu sebagai upaya propaganda untuk membangkitkan komunisme. PKI pernah menghitamkan lembaran Indonesia Raya memang benar. PKI berideologi komunis juga benar. Namun komunisme itu bukan PKI.
PKI itu cuma organisasi yang sama dengan Karangtaruna, PDIP atau FPI. Komunisme itu ideologi yang sejenis dengan kapitalisme, liberalisme ataupun ideologi keagamaan. PKI berbuat kejam, tak semestinya kita menyalahkan komunisme. Atau ketika ISIS melakukan hal yang sama, tak boleh kita menyalahkan Islam.
Dalam UUD 45 ada pasal comotan dari ajaran komunisme yang menyatakan "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat." Apa ini salah..?
Ada teman yang menyerang dengan mengatakan Indonesia akan makmur kalo mau mengadopsi sistem kekalifahan. Di beberapa hal aku setuju dengan tatanan syariah, namun tetap harus dipilah. Diterapkan secara total di Indonesia yang secara kultural begitu majemuk, aku rasa bakal banyak terjadi gesekan.
Tak perlu lihat dunia Arab sekarang. Diruntut ke titik awal terbentuknya paham kekalifahan saja banyak kekacauan. Lihat saja Khulafaur Rasyidin. Dari empat sahabat rasul, hanya Abu Bakar Ash-Siddiq saja yang tidak mati terbunuh.
Apa perlunya kita keukeuh dengan fanatisme buta yang cuma membawa mudharat bagi orang banyak. Menggeneralisir bahwa kapitalis harus berlawanan dengan sosialis atau agamis harus bermusuhan dengan komunis.
Kekisruhan yang terjadi cuma urusan politik yang cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan terlepas dari latar belakang pelakunya. Coba baca sejarah. Muso yang identik dengan PKI bukan seorang atheis. Beliau putra seorang kyai besar dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Kartosuwiryo yang lekat dengan DI/TII justru berlatarbelakang sekuler.
Fidel Castro yang komunis ternyata begitu humanis. Soekarno menciptakan ajaran Marhaenis yang lekat dengan sosialis padahal beliau orang Muhammadiyah. Gus Dur yang berbasis Islam tradisional bisa menjadi pluralis. Dan George Bush yang religius dengan mengatasnamakan human rights nyatanya menyengsarakan jutaan manusia di Iraq.
Daripada gontok-gontokkan menyatakan ideologinya paling benar, aku lebih suka semua duduk manis, memilih bagian dari keyakinannya yang baik dan cocok untuk negeri ini, kemudian dipadukan dalam ideologi Pancasila.
Ketimbang berantem meributkan merahnya kaos, rasanya lebih genah merenah tumaninah bila kita ngopi bareng lalu menggeser pandangan sedikit ke atas atau ke bawah. Jadilah bangsa yang sakinah mawadah warohmah dan wanikmah...
Bangsa dan negara ini sudah 70 tahun merdeka
Kita merdekakan pula isi kepala warganya
Dirgahayu Indonesia Raya
Dan tetap Merdeka..!
Bahan Bacaan :
Model : Hasoe Angels - Jogja
menyimpuLkan dari tuLisan di atas, yang tumben dituLis agak serius. mungkin karena penuLisnya Lagi insyaf :D
BalasHapusakhirnya saya simpuLkan, ternyata agama dan ideoLogi itu tidak penting. karena yang dibutuhkan adaLah asumsi, postuLasi, premis dan sebuah jejaring konkLusi penaLaran seseorang yang dapat berdampak baik baginya juga Lingkungan sosiaLnya. bahkan secara universaL.
Sekali kali, om. Sebagai partisipasi peringatan kemerdekaan. Kan aneh kalo bahas kemerdekaan trus cerita ngaco. Tar dikira merdekanya juga kaco... :D
HapusSiapa Mang yang buat merdeka jadi kaco ? he,,,he,, he,,,
Hapusijin nyingkapin kaos merahnya dikit...boleh kan?
HapusNah yang komen di atas aku ini yang bikin kaco, pak indra..
Hapusuntung disingkapin dikit, jadi tau kalo ternyata pake yang setipis silet mang...mamang bisaan ih milih modelnya, suka sama yang tipis-tipis...juga ya
HapusMau tebal mau tipis yang penting kan rasanya, mang... :D
HapusIdeologi tidak ada yang salah, hanya saja kita yg selalu salah kaprah dalam menjalankannya. Terlalu memaksakan kehendak kepada org lain. Seperti foto di atas, memaksa kita untuk melihat bagian bawahnya saja....
BalasHapusLah lah...
HapusItu cuma analogi, om. Intinya bukan yang itu...
*padahal aku sukanya juga bahas foto yang bawah, haha
komen hot
HapusBukan mas, itu lagi ngantuk aja kelihatannya jadi hot. he,, he,, he,,,
HapusYang lemes langsung tegang kah..?
Hapussetegang-tegangnya dodol...tetep ajah lembek
HapusEmangnya ubi..?
Hapustumben lempang tulisannya mang hahahha...*nyabak tarang
BalasHapusLagi ereksi, teh...
Hapusada korban jiwa nggak mang..kena ereksi-nya (baca: erosi)
HapusEreksi merapi..?
HapusWah mas baju merahnya ngeri bahaya lho pakai baju simbol gituan
BalasHapusNah itulah kalo belum bisa berpikir terbuka
HapusBawaannya ngeri terus, haha...
Dibukain yang lebr mas.....
HapusKecuali orang batak, pak
HapusGa suka yang lebaran, pilih yang sempitan katanya... :D
Iyo Kang, suka sama tulisan-tulisan sampean yang begini ini, Keren. Ngajakin orang mikir. Setuju sih kalo PKI kejam bukan berarti komunis sebagai pahamnya harus disalahkan.
BalasHapusKayanya cuma om Dani yang setuju
HapusBiasanya kalo nulis yang begini, di pesbuk pada japri bilang mending nulis ngaco kaya biasanya saja, hehe
aku idiologinya dangdut campursari wae, seng jelas ngrejekeni. hahahaha
BalasHapusBagus lah itu namanya menguri-uri budaya
HapusAsal jangan kepleset campursaru yo, mbah...
Tutup muka aja kang kalau saru, beres kan ?
Hapuswkwkwkw, lah nak kuwi adek e sari mas, kakange sarju, haha
HapusSusah kalo lawan omong wong tuwo, hehe
HapusNah, betul juga nih... Bedakan PKI dengan komunisme...
BalasHapusPertanyaannya, bisa engga..?
HapusAda yg bisa, tapi gak mau...
Hapus#aw
Nah...
HapusAndaikan partai politik sekarang berbuat pembantaian manusia seperti pki nasibnya akan sama. Padahal "pembantaian" dalam hal lain teramat dahsyatnya.
BalasHapusSekarang bantainya pelan-pelan
HapusAnggota parpol ga ambil nyawa rakyat, tapi duit rakyat...
lah ini yg namanya "memberantas kemiskinan" yg miskin jadi bnyk yg mati karena banyak haknya yg gak terpenuhi diambil oleh anggota parpol....
HapusYang suka teriak teriak belain wong cilik, kebanyakan wong licik, bray...
Hapusini bahasannya gak sensitif dan diharapkan dapat ditrima dgn hati terbuka dan open minded..
BalasHapuskl dulu saya mendukung FPI sekarang saya mulai agak meragukannya pak..
Sama lah kaya dulu aku suka PK
HapusSetelah jadi PKS kenapa mulai mikir beda ya..?
Merdeka!
BalasHapusTrus..?
Hapuslihat depan jangan meleng terus, terus aja.....
HapusPake voridjer dong biar boleh terus
Hapusitu foto dibawah tuh bikin salah fokus mas eko... hehe
BalasHapusaku posting sepotong-sepotong soalnya nggak tau mau ngomong apalagi, sementara pengin ngeshare. yah daripada takterdokumentasi kalau sekadar di share di path
Loh...
HapusKirain bapak bapak doang yang fokusnya kesitu...
Lebih banyak lihat yang bawah mana ?
HapusBawahan, pak...
HapusSekali Merdeka tetap Merdeka .... !!!!
BalasHapusSaya setuju dengan paragraf di bawah Foto yg berdua itu Kang,,
Ketimbang berantem meributkan merahnya kaos, rasanya lebih genah merenah tumaninah bila kita ngopi bareng lalu menggeser pandangan sedikit ke atas atau ke bawah...
tapi kenapa foto yg atas nya malah lagi makan yah, gak keliatan Gelas Kopinya juga... wah jadi gak asik ah endingnya ...
Maklum habis kerja keras kang, jadinya nongkrong sambil makan, tugas sudah terlaksanakan tapi panggilan perut lagi dilaksanakan.
HapusHahaha...
HapusItu waktu habis ditangkep tentara, pak
Gara-gara pake kaos itu ketika jadi relawan merapi dulu
ramaku marhaenis inyong komunis, mangan tuku dewek ora njaluk sapa sapa.
BalasHapusYa pahal dewek lah...
Hapuskomunis
BalasHapuskomunitas cewek manis
di rumah saya juga ada cewek mnis mang
HapusManis habis dikolak kemaren..
HapusKaosnya merah membara nih
BalasHapusKan ada yag manisdi kaos itu mba ?
HapusDarah kan merah, jenderal... :D
HapusTa aku mah nurut sing kepenak la ngenake wae. Sing penting bisa mangan ping lima sedinane. Urusan politik dan paham tak kesampingke.
BalasHapusSaya ikut yang mana dong ?
HapusJangan ikut ikutan, pak...
HapusIdeologi ki panganan opo to....? Silhkan dg keyakinan mu biarkan aku ngurusi anak bojo ku urip ora susah iso berkah ...
BalasHapusTidak penting untuk pribadi namun menjadi penting ketika sudah bicara orang banyak
Hapusah mending ngopiweh riet poli tik mah. hehehe
BalasHapusUsaha nyari mangan kang..... he,, he,,, he,,,
HapusBicara ideologi, bukan politik...
HapusPokoke sing merdeka wae lah :D
BalasHapusSiapa yang belum merdeka gan ?
HapusYang penghuni dompetnya masih berjuang, pak..
HapusHmmmm..... emg susah membedakan klo sudah di doktrin PKI = Komunis... jadinya komunis itu sudah melekat kuat pada otak sama dengan PKI... seharusnya kita sudah terbebas dari kotak2 sejarah yg dibuat pada jaman orba... percuma reformasi klo otaknya mati, percuma merdeka klo pikirannya terpenjara... salut utk pembuat doktrin jaman orba, efeknya smp skrg masih terasa....
BalasHapussemoga bangsa ini benar2 "merdeka".........
bukannya manusia hidup selalu buat sejarah dengan sejarah yang baru ? kalu semsuanya diam tidak ada lagi kerja untuk membuat sejrah dalm hidup ini... he,,, he,,, he,,,
HapusKita belajar sejarah adalah agar kita mengerti liku liku kehidupan dan berhenti untuk saling membunuh...
Hapusxixixixi...bener tuh kang... ini malah makin banyak maen bunuh2an... contohnya seperti dota.. #loh kok lari ke game sih?? wkwkwkwkwk....
HapusBelom mup on lu dari mainan jadul..?
HapusYa gitu deh Mas. Yang dipertengkarkan di negara kita gak hanya soal keyakinan, calon presiden juga..Mungkin karena milih presiden juga berdasarkan keyakinan kali ya...
BalasHapusKeyakinan itu ranah pribadi. Bakal repot kalo dibawa-bawa ke area yang lebih luas...
HapusBelajar merdeka mending jadi bloggr aja deh, bisa ngomong dan bersuara apa saja, apalgi kalu pakai baju yang merah dan membara di sampingnya juga adem.
BalasHapusSayang masih banyak yang menganggap merdeka hanya untuk berbicara tanpa diikuti kemerdekaan untuk mendengar, pak. Eh, membaca...
HapusMerdeka jika "Soekarno_Hatta" berjejer rapi di dompet, kalo masih Pattimura dan Imam Bonjol, berarti masih perjuangan.... Ya gak bro...?
BalasHapusNah yang ini aku setuju...
HapusDirgahayu ke-7 Indonesia
BalasHapusMasa sih..?
HapusJangan sampai PKI berkembang lagi ya gan
BalasHapusKalo FPI gimana..?
Hapustumben postingannya gini, gak ngerti aku, baru baca setengah udah ngantuk...zzzzzz....
BalasHapusSekali kali, Mils...
HapusMaksud kunjungan:
BalasHapus1. Cuma mau basa-basi aja.
2. Mengabaikan orang yang lagi makan.
3. Pulang lagi.
Catatan kunjungan:
Yang pasti '70' bukan angka favorit mamas.
Kurangin atu, mang...
Hapuskaos nya pemberani merah meriah euy :D merdekaaaaa
BalasHapusMaunya diganti pink ya..?
HapusKAOSNYA BAGUS SEKALI
BalasHapus