13 Februari 2018

Cepetan Pak

"Cepetan pak"

Kalimat itu sering keluar di kolom chat sesaat setelah order masuk. Kemungkinannya ada dua macam dan semuanya cenderung menyebalkan.

Kemungkinan pertama, pengorder memang terburu-buru. Ini artinya musti bersiap untuk kebut-kebutan dan tak jarang dituntut melanggar lalu lintas atas nama "bintang satu" sebagai sarana intimidasi.

Perusahaan lebih peduli penumpang kasih komentar "driver tidak melayani dengan baik" ketimbang mendengar ojeknya curhat "saya harus ngebut di jam sibuk". Bak iklan teh botol, apapun kasusnya yang salah tetap ojeknya.

Memang ada beberapa kasus, dimana perusahaan menetapkan kesalahan ada pada penumpang dan akunnya dibekukan. Tapi ini tak ada artinya, karena cukup ganti nomor dan email, penumpang sudah bisa bikin akun baru.

Akun driver dibekukan, yang bisa dilakukan cuma kasih kiss bye sambil misuh-misuh, "bayar 5 ribu, telat 5 menit, lapor kantor. Affuuuu..!!"

Kemungkinan kedua, dapat penumpang aleman yang ga mau nunggu. Sudah pontang-panting menuju titik jemput yang kadang meleset, cuma untuk dapat instruksi, "tunggu sebentar ya, pak..."

Tau sendiri lah istilah sebentarnya Indonesia Raya. Bukan sekali dua kali sampai tujuan chat tidak dibalas, telpon tidak diangkat, sampai bentuknya mirip dwarapala bengong di depan pagar rumah orang. Begitu ada chat masuk, bunyinya, "bentar ya pak baru selesai mandi..."

Trus tadi suruh cepet-cepet tuh maksute piye..? 
Kalo minta dimandiin sekalian mbok to the point
Ikhlas kok...

Sekalian ngafanin dan nyolatin juga bisa...

#OdjekBedjo
#MisuhMisuh

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena