Mungkin ini adalah posting terakhirku di bulan ini. Dan Insya Alloh ini juga posting terakhir dalam kesendirianku sekian lama.
Besok pagi aku akan meluncur ke Cilacap untuk melengkapi ibadah dan memenuhi kesempurnaan laki-laki dalam falsafah jawa yang harus memiliki griya, garwa, turangga dan kukila.
Di sebuah mushola kecil di desa Sarwadadi Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap pada hari kamis tanggal 25 Juni 2009 pukul 08:00 Insya Alloh aku akan memulai sebuah perjalanan yang baru.
Tidak banyak yang bisa aku sampaikan dan harapkan, selain sebuah keinginan untuk bisa menjalani hidup dengan damai dan bisa mangatasi segala permasalahan hidup yang timbul nantinya.
Bagiku, pernikahan bukanlah menyatukan dua hati. Tapi hanyalah sebuah awal membangun komitmen dan menjaganya dengan satu kata, tanggungjawab. Tidak ada hati yang bisa disatukan, karena setiap orang dilahirkan tak lepas dari yang namanya ego. Hanya tanggung jawab yang tak bertepuk sebelah tangan saja yang akan mampu mengendalikan perasaan pribadi yang seringkali tak terkendali ketika dilanda emosi.
AKu bukanlah pemuja masa lalu. Tapi kuharap, apa yang pernah terjalani dulu bisa kujadikan bahan pembelajaran untuk menentukan langkah kedepan. Kegagalan di akhir cerita buatku bagian yang jamak dari kehidupan manusia. Tapi kegagalan dalam proses pencapaian, itu yang tak ingin aku temukan dalam segala hal.
Besok pagi aku akan meluncur ke Cilacap untuk melengkapi ibadah dan memenuhi kesempurnaan laki-laki dalam falsafah jawa yang harus memiliki griya, garwa, turangga dan kukila.
Di sebuah mushola kecil di desa Sarwadadi Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap pada hari kamis tanggal 25 Juni 2009 pukul 08:00 Insya Alloh aku akan memulai sebuah perjalanan yang baru.
Tidak banyak yang bisa aku sampaikan dan harapkan, selain sebuah keinginan untuk bisa menjalani hidup dengan damai dan bisa mangatasi segala permasalahan hidup yang timbul nantinya.
Bagiku, pernikahan bukanlah menyatukan dua hati. Tapi hanyalah sebuah awal membangun komitmen dan menjaganya dengan satu kata, tanggungjawab. Tidak ada hati yang bisa disatukan, karena setiap orang dilahirkan tak lepas dari yang namanya ego. Hanya tanggung jawab yang tak bertepuk sebelah tangan saja yang akan mampu mengendalikan perasaan pribadi yang seringkali tak terkendali ketika dilanda emosi.
AKu bukanlah pemuja masa lalu. Tapi kuharap, apa yang pernah terjalani dulu bisa kujadikan bahan pembelajaran untuk menentukan langkah kedepan. Kegagalan di akhir cerita buatku bagian yang jamak dari kehidupan manusia. Tapi kegagalan dalam proses pencapaian, itu yang tak ingin aku temukan dalam segala hal.
Mohon doa restu dari semuanya.
Eko & Pipiet