23 Juni 2009

Mohon Doa Restu


Mungkin ini adalah posting terakhirku di bulan ini. Dan Insya Alloh ini juga posting terakhir dalam kesendirianku sekian lama.

Besok pagi aku akan meluncur ke Cilacap untuk melengkapi ibadah dan memenuhi kesempurnaan laki-laki dalam falsafah jawa yang harus memiliki griya, garwa, turangga dan kukila.

Di sebuah mushola kecil di desa Sarwadadi Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap pada hari kamis tanggal 25 Juni 2009 pukul 08:00 Insya Alloh aku akan memulai sebuah perjalanan yang baru.

Tidak banyak yang bisa aku sampaikan dan harapkan, selain sebuah keinginan untuk bisa menjalani hidup dengan damai dan bisa mangatasi segala permasalahan hidup yang timbul nantinya.

Bagiku, pernikahan bukanlah menyatukan dua hati. Tapi hanyalah sebuah awal membangun komitmen dan menjaganya dengan satu kata, tanggungjawab. Tidak ada hati yang bisa disatukan, karena setiap orang dilahirkan tak lepas dari yang namanya ego. Hanya tanggung jawab yang tak bertepuk sebelah tangan saja yang akan mampu mengendalikan perasaan pribadi yang seringkali tak terkendali ketika dilanda emosi.

AKu bukanlah pemuja masa lalu. Tapi kuharap, apa yang pernah terjalani dulu bisa kujadikan bahan pembelajaran untuk menentukan langkah kedepan. Kegagalan di akhir cerita buatku bagian yang jamak dari kehidupan manusia. Tapi kegagalan dalam proses pencapaian, itu yang tak ingin aku temukan dalam segala hal.

Mohon doa restu dari semuanya.
Eko & Pipiet
Read More

Dari Adi Sucipto sampai CyberNet

Sudah menjadi kebiasaan ketika ada teman yang datang ke Jokja, mereka seringkali minta bantuan untuk menjemput di terminal, stasiun ataupun bandara.

Seperti halnya beberapa bulan lalu, ketika seorang teman yang aku kenal di Multiply pulang kampung melalui Jokja untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Cilacap melalui darat, aku pun kembali menjadi taksi sukarela.

Tidak ada yang berkesan lebih ketika jumpa darat pertama kali selain sedikit kebingungan, karena hanya kenal wajah di layar monitor yang tak mungkin aku bisa tahu kakinya kanan semua atau kiri semua.

Dalam perjalanan menuju Cilacap, ada satu dua kesan yang mulai muncul walau hanya sekedar permukaan saja. Ada banyak hal nyata yang berbeda dari yang aku temukan selama komunikasi di dunia maya. Dan ketika obrolan mulai beralih ke masalah kehidupan dalam kesendirian, ada juga sedikit gejolak dalam diri. Tapi tetap saja aku tak mampu untuk berbuat apa-apa.

Sampai sebulan berikutnya ketika aku pulang dan bisa mempertemukan temanku itu dengan jagoanku. Keakraban mereka di CyberNet Sidareja diakhiri dengan bisikan jagoan, "Yah, itu teman ayah atau ibunya Adi..?"

Aku cuma bisa tersenyum. "Emang mamas mau..?"
Jagoanku malah tersipu mau. Senyumnya yang melebar lebih dari cukup untuk membuatku tak bisa berkata apa-apa selain berpikir jagoanku sudah memutuskan.

Selama ini aku kadang bercanda pada jagoan, bila melihat ada seorang perempuan yang dekat dengannya atau ada foto perempuan indah di internet. Mau ga punya ibu kaya itu. Dan ternyata aku tak pernah bisa egois memaksanya dengan sosok ibu. Dia begitu selektif atau memang punya penilaian tersendiri yang aku tak tahu.

Dan ketika itu sudah dia putuskan, sudah semestinya aku harus mampu untuk bisa mewujudkan impiannya itu. Bagaimanapun aku pernah bertekad tak akan sekedar mencari istri, tapi mencari seorang ibu untuk anakku. Untuk itu aku tak bisa menuruti segala egoku semata. Sekuat apapun keinginanku terhadap seseorang, aku tak bisa melangkah sendiri tanpa persetujuan jagoanku. Sepadam apapun hasratku kini terhadap lawan jenisku, aku musti mampu untuk membangkitkannya lagi walau harus dengan mengeja.

Demi aku, jagoanku dan keluargaku yang baru nantinya
Read More

Mengeja Hasrat

Aku tak tahu kenapa aku jadi meminjam ungkapan milik salah seorang temanku.

Cukup lama aku hidup dengan melupakan sebuah unsur yang erat melekat dalam kehidupan sebagai manusia. Bahkan mungkin aku bisa dianggap sebagai batang pohon bernyawa yang hanya bisa menghanyutkan diri ketika terseret aliran sungai kehidupan. Tidak ada perlawanan ataupun usaha untuk melawan arusnya.

Terlalu cengeng dan lebai memang, untuk sebuah makhluk yang dinamakan laki-laki. Namun kenyataan berkata lain. Justru dengan jalan itu aku mampu bertahan dan menikmati hidup. Sebuah realita yang mungkin dianggap mustahil oleh sebagian orang yang berpikiran normal.

Dulu aku pernah begitu ambisius untuk mengalahkan semua tantangan dunia. Pengejaran demi pengejaran kulakukan untuk mencapai segala hasrat yang timbul di dalam dada. Namun benturan demi benturan yang kudapatkan hanya menghasilkan kehilangan demi kehilangan. Sampai aku tidak memiliki apapun selain sebentuk jiwa yang rapuh dalam badan yang letih.

Ketika aku sadar, bahwa aku sudah tak memiliki apapun dan siapapun. Barulah aku merasa bahwa reinkarnasi itu ada. Aku merasa diri menjadi bayi yang tiada berdaya.

Saat itulah aku merasakan adanya kedamaian rindu dalam kesendirian. Dan ketika laku sudah bisa memiliki rasa, aku jadi begitu yakin bahwa rasa dalam hidup itu benar-benar sakderma nglampahi. Aku cuma wayang di tangan dalang yang menjalankan sebuah lelakon hidup.

Berlawanan dengan semua yang pernah aku pelajari selama ini tentang pengejaran target, aku justru bisa memperoleh banyak hal ketika aku sudah tidak lagi berambisi. Aku yang dulu menganalogikan diri sebagai anak angsa yang terperosok ke lubang di tengah hujan lebat, nyata-nyata bisa memulai untuk belajar terbang ketika keikhlasan menerima kepahitan hidup menguasai diri.

Seperti ketika aku berusaha meraih segala sumber tipu daya dunia, aku tak pernah mampu meraihnya dengan sempurna. Selalu saja aku kembali terjatuh. Semakin tinggi aku melompat, semakin keras aku terhempas.

Saat aku ikhlas hidup di kolong jembatan layang Pasar Senen, tawaran pekerjaan berhamburan. Dan karir begitu cepat meningkat sampai aku seringkali tak percaya jika ini bukanlah mimpi.

Hal yang sama ketika aku mulai enggan dengan makhluk yang bernama wanita, justru perempuan-perempuan indah selalu berkumpul di sekelilingku dengan segala godaannya.

Kadang aku berpikir, inilah kesempatan yang dulu selalu aku tunggu. Namun aku berusaha untuk sadar bahwa semua itu hanyalah sebuah upaya dunia untuk mencampakkan keikhlasan hidup yang sudah aku genggam. Bagaimanapun dengan ikhlas itulah aku bisa bertahan. Tak berdosakah bila aku kemudian berbelok di tengah jalan..?

Aku sendiri tak tahu kenapa dendamku begitu besar sampai aku lupa bahwa manusia itu diciptakan dengan membawa serta segala hasrat. Sebegitu hancurkah hidupku sampai-sampai aku merasa tak punya lagi hasrat sebagai makhuk biologis.

Bila dikatakan aku pembenci wanita, aku pasti akan menampiknya. Karena di sekitarku begitu banyak teman wanita yang begitu dekat. Namun ketika sudah sampai ke arah hasrat, aku hanya bisa tersenyum sinis. Seolah ada kebencian lewat mendadak dalam dadaku.

Aku yang dulu begitu mengagungkan cinta sebagai sesuatu yang sakral, tiba-tiba menjadi muak dengan kenyataan mereka yang menjadikan seks sebagai komoditi untuk tujuan yang terlalu duniawi. Bangsat..!!!

Okelah...
Kalo memang aku harus sadar bahwa aku hidup di jaman yang dikatakan modern dan maju. Aku mungkin masih bisa menerima kenyataan bisa ada perempuan yang meninggalkan suaminya, walau hanya dengan tendensi uang. Mungkin banyak kekurangan dari pasangannya yang kurang mampu memenuhi kewajiban nafkah lahir dan batin sehingga perlu mencari di luar institusi keluarga.

Namun bila ada seorang ibu yang tega meninggalkan anaknya hanya untuk mendapatkan kesenangan semu, entah kenapa aku tak pernah mampu menerima itu apapun alasannya. Perlahan namun kian dalam semua itu memadamkan segala hasratku sampai ke alam bawah sadarku.

Hanya ada satu yang selalu mendorongku kembali berusaha untuk belajar memiliki hasrat. Yaitu ketika jagoanku meminta, "Adi ingin ibu yang engga galak, yah..."

Semoga aku mampu
Untukku dan jagoanku
Aku kan belajar mengeja hasrat...


Ilustrasi "Who Am I..?"
Karya Wayan Wirawan
Tujuh Bintang Art Space



Read More

22 Juni 2009

Eling Caaah...


Niat awalnya sih, pengen kerjaan beres sebelum cuti di akhir bulan. Siang malam dikebut, malah akhirnya KO. Dan setelah beberapa hari tergeletak, lumayan juga hasilnya. Proyek diet tambah sukses.

Ngantor pertama di pagi hari, hiburannya masih saja belum berubah. Si Ela laporan, galon habis. Tak suruh berangkat dengan Mail, si supir gondrong, malah bilang, "ga mau ah, pak. Habisnya kemarin sama karyawan minimarket dibilang itu suaminya Ela. Jatuh pasaran dong..."

Halah...

Rada siangan, gantian si Mail aku suruh nganter Lenny ke Novotel jemput tamu. Gantian Mailnya yang menolak. "Wegah karo Lenny. Gayane nek turun dari mobil kaya bos wae. Ujar-ujare aku sopire po...?

Lha, rumangsane tukang macul po, disebut sopir ga mau...?

Menjelang tengah hari, "Len, bantuin ambil karya ke tempat seniman yok.."
Jawabane kok, "tar aja, mas. Inovane dibawa Mail. Panas naek pick up.."

Buseet...

Jaman serba susah begini kok ya masih saja pada takut diomong orang, padahal untuk sesuatu yang positif. Tapi kalo bikin polah yang negatif, kok ya ga ada pikiran takut. Asal seneng, embat saja...

Apa ya ga bosen tak ceritani awal galeri ini dibangun, aku sama si bos nyapu ngepel bareng. Tidurpun beradu punggung beralas tikar dikelilingi tumpukan semen dan kaleng cat. Boro-boro ada mobil, kendaraan satu-satunya cuma sepeda yang aku bawa dari Jakarta dulu.

Mbok ya pada eling, caaaah...
Kalo jadi calon presiden pada ribut wajar. Wong yang diperebutkan lahan duit yang ga terbatas dengan mengatasnamakan rakyat. Kalo jadi rakyat saja dah hobinya bertengkar, lha piye nek jadi capres...

Ilustrasi karya Totok Buchori
Tujuh Bintang Art Space
Yogyakarta
Read More

14 Juni 2009

Download Music di Multiply

Selama ini aku sedikit antipati dengan multiply kalo dikaitkan dengan urusan musik. Selalu saja mengundang pertanyaan, terutama dari user baru, tentang cara download lagunya. Terakhir aku pakai add on nya firefox, downloadhelper, ternyata sekarang sudah tidak bisa lagi. Jadinya kalo ada yang nanya cara downloadnya piye, langsung aku jawab, mbuuuuh....

Cuma kemarin, pas aku cari-cari lagu di multiply, dan kebetulan aku belum login, kok playlistnya bisa muncul. Kalo dah login kan ga ada link playlist. Gantinya music playernya multiply. Jadi cuma bisa dengerin doang.

Melihat playlistnya ada, iseng aku coba trik lama. Playlist diklik, trus muncul halaman signup. Klik saja sign in di bagian atas. Masukan username dan passwordnya. Tar akan muncul pilihan untuk aplikasi yang digunakan untuk memainkan musiknya. Pilih saja Windows Media Player.

Kalo dah terbuka dan musiknya jalan. Klik file save as...
Tunggu downloadnya selesai.
Udah gitu aja.

Silakan dicoba deh.
Tapi kalo bisa jangan trus direposting atau diramein cara ini. Soalnya kalo dah heboh lagi, dijamin playlist akan ilang dari MP.

Selamat mendownload sebelum ketahuan satpamnya Mulkipli.

Read More

Kenapa Harus Pakai www

Beberapa hari, banyak yang laporan blogku tidak bisa diakses. Pas aku cek, ternyata bener. Rada pusing juga saat mencoba ngutak-ngatik setting domain di spanel dan di bloggernya.

Awalnya aku pikir masalah ada di blogger. Ternyata pas aku cek di website kantor, tujuhbintang.com, kasusnya sama. Tidak bisa diakses. Blog dan website baru bisa kebuka setelah didepan domain aku kasih www.

Ini jelas memusingkan. Selama ini aku lebih sering publish sebagai rawins.com dan tujuhbintang.com daripada www.rawins.com


Kasian para penggemar neh. Dan di indeks google pasti kacaw lagi.


Ada yang bisa kasih pencerahan ga soal ini. Mulai rese nya sekitar satu atau dua hari yang lalu. Soalnya dari google analitic, terakhir pengunjung tercatat tanggal 11 Juni 2009.


Kenapa begitu...?
Read More

Lebih Mudah Mencari Teman Tidur

Masih tentang Mr Jerry yang super susah dipahami bahasa Inggrisnya.

Sehabis maghrib, beliau aku ajak keliling kota melihat suasana malam Jokja. Dari sekedar makan malam di lesehan yang penuh kesulitan karena tidak terbiasa makan pakai tangan telanjang, sampai mencoba keberuntungan melintasi beringin kurung dengan mata tertutup di alun alun kidul.

Menjelang tengah malam, aku ajak si Mister karaoke di Palm cafe. Dari awal aku sudah bilang ke sopirku agar tidak ikut minum. Ealah, dia nekat dan berceloteh, "aku dah biasa minum, kok. Kalo cuman dua botol saja, masih bisa nyupir sampai hotel"

Sesumbar si Mail ternyata cuma sampai disitu. Baru ngabisin Black Label setengah botol, dia udah nungging di balik sofa. Pas mau pulang malah nyungsep di tempat parkir.
Hihihi... jadi supir cadangan neh. Untung cuma minum lemon tea tadi...


Menjelang balik ke hotel si Mister aku tanya, butuh temen cewek ga..?

Ternyata beliau tidak sebobrok yang aku kira. "Ga mau kalo temen tidur, cariin temen ngobrol aja deh..."


Halah, buset...
Harus cari kemana cewek yang bisa bahasa mandarin tengah malem begini..? 


Kalo cari yang cukup bilang oh yes, kayaknya lebih mudah. Apa ya mau, kalo ngobrol sepanjang malem dengan bahasa tarzan...?

Ternyata...


Read More

13 Juni 2009

Guru Kencing di Pagar, Murid...

Namanya Mr Jerry, tapi tidak pakai Tom. Tamu dari Taiwan itu beberapa hari berada di Jogja untuk menyusun rencana kerjasama. Beberapa hari menjadi sopir tembak, ada beberapa hal yang cukup menarik buatku.

Dalam perjalanan menuju hotel, beliau sempat bertanya,
"berapa menit lagi nyampainya..?"
"Please wait ten minutes, mister..."

Ternyata Mr Paijo itu kebelet pipis.

Sampai di Hotel Melia, saat aku urus check in. Beliau malah lari-lari kesana kemari. Entah karena salah informasi atau karena bahasanya susah dipahami oleh petugas hotel, beliau malah lari ke pagar depan hotel dan ngocor disitu.
Buseeet...

Ketika muter kota cari makan malam, sempat aku tanya soal acara pipisnya tadi. Apakah itu memang budaya orang Taiwan..?

Si Mister malah ketawa njelek-njelekin orang sini, "I'm following my Indonesian's friend.."

Maksut loh..?

Mr Jerry di negaranya menjadi komandan persatuan bulu tangkis semacam PBSI disini. Waktu pebulutangkis kita main disana, beliau sempat bareng beberapa hari. Dan setiap malam ngeluyur ke cafe atau karaoke.

Dan ternyata, duta bangsa kita yang sebut saja berinisial T, tak pernah sabar sampai balik ke hotel untuk tangkis tangkisan bulu dengan cewek di cafe itu. Tapi cukup di toilet atau di depan pintu. "Parahan dia dong, dalam menikmati pipisnya..." lanjut beliau sambil ngakak lagi.

Huuuh...
Tak tahu deh harus malu atau bangga dengan warga Indonesia Raya.

Mungkin benar kata pepatah. Guru kencing berdiri murid kencing berlari.
Yang ini, mana guru mana muridnya yak..?

Read More

10 Juni 2009

Langsing Lagi Neh...

Sore tadi iseng nimbang berat badan.
Buseeet, tinggal 60 kilo. Berarti sebulan ini aku sudah turun 5 kilo lagi.

Pekerjaan bertumpuk sampai 4 event sekaligus membuatku tidak berkutik membagi waktu yang semakin terasa sempit. Sampai sulit mencari waktu untuk pulang sekedar mencuci baju di rumah. Untung saja tidak sampai kaya jaman jadi orang hutan dulu, ada pedalaman yang bisa sida A dan side B. Hahahaha...

Itu baru pekerjaan reguler. Minggu kemarin masih harus jadi bebisiter, ngurus tamu dari Taiwan. Baru dua hari Mr. Peng Tsai pulang kampung, datang lagi Mr. Tan dari Singapura. Untung si bos dari Jakarta datang ke Jokja. Jadi ga harus ikut muter-muter jadi sopir taksi.

Sebenarnya asik juga sih nganter-nganter tamu, kalo saja tidak kepikiran kerjaan di kantor. Sapa yang ga mau, touring gratis trus digaji.

Balik ke soal berat badan...
Akhir-akhir ini aku memang kurang tidur. Makan juga sedikit, tapi tandhuk ping bola bali. Apalagi si Ela makin kejam sekarang. Tiap nyiapin makan selalu berceloteh, "vitaminnya jangan lupa diminum, pak.." Kalo makan ga habis, jadi suka komentar "kok ga dihabisin, pak?"

Perasaan dulu si Ela pendiam dan penurut. Apa gara-gara pernah tak ancam yak..? "Kalo aku langsing lagi, gajimu tak potong. La..."

Pokoke makan ga enak, uang kembali.
Hehehehe... sadis..!

Read More

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena