22 Juni 2009

Eling Caaah...


Niat awalnya sih, pengen kerjaan beres sebelum cuti di akhir bulan. Siang malam dikebut, malah akhirnya KO. Dan setelah beberapa hari tergeletak, lumayan juga hasilnya. Proyek diet tambah sukses.

Ngantor pertama di pagi hari, hiburannya masih saja belum berubah. Si Ela laporan, galon habis. Tak suruh berangkat dengan Mail, si supir gondrong, malah bilang, "ga mau ah, pak. Habisnya kemarin sama karyawan minimarket dibilang itu suaminya Ela. Jatuh pasaran dong..."

Halah...

Rada siangan, gantian si Mail aku suruh nganter Lenny ke Novotel jemput tamu. Gantian Mailnya yang menolak. "Wegah karo Lenny. Gayane nek turun dari mobil kaya bos wae. Ujar-ujare aku sopire po...?

Lha, rumangsane tukang macul po, disebut sopir ga mau...?

Menjelang tengah hari, "Len, bantuin ambil karya ke tempat seniman yok.."
Jawabane kok, "tar aja, mas. Inovane dibawa Mail. Panas naek pick up.."

Buseet...

Jaman serba susah begini kok ya masih saja pada takut diomong orang, padahal untuk sesuatu yang positif. Tapi kalo bikin polah yang negatif, kok ya ga ada pikiran takut. Asal seneng, embat saja...

Apa ya ga bosen tak ceritani awal galeri ini dibangun, aku sama si bos nyapu ngepel bareng. Tidurpun beradu punggung beralas tikar dikelilingi tumpukan semen dan kaleng cat. Boro-boro ada mobil, kendaraan satu-satunya cuma sepeda yang aku bawa dari Jakarta dulu.

Mbok ya pada eling, caaaah...
Kalo jadi calon presiden pada ribut wajar. Wong yang diperebutkan lahan duit yang ga terbatas dengan mengatasnamakan rakyat. Kalo jadi rakyat saja dah hobinya bertengkar, lha piye nek jadi capres...

Ilustrasi karya Totok Buchori
Tujuh Bintang Art Space
Yogyakarta

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena