Peringatan Hari Anak nasional 2009 yang bertema "Saya Anak Indonesia Cinta dan Bangga Produk Kreatif Indonesia" dipusatkan di Ancol yang konon kabarnya tidak akan dihadiri oleh Presiden sebagaimana biasanya sekaligus akan mencanangkan 2009 sebagai Tahun Kreatif Indonesia.
Tapi sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Semuanya seolah hanya slogan semata. Kehidupan anak-anak kita masih saja tidak terurus. KPAI yang katanya Lembaga independen. Yang tidak boleh dipengaruhi oleh siapa dan darimana serta kepentingan apapun, kecuali satu yaitu “ Demi Kepentingan Terbaik bagi Anak ” seperti diamanatkan oleh CRC (KHA) 1989. Tetap saja bagai macan ompong yang tidak berdaya melihat kehidupan nyata anak-anak Indonesia. Jalanan kita masih saja penuh anak-anak. Yang ada hanya razia sekali sekali untuk kemudian mereka kembali ke jalan.
Terlalu muluk bila dikatakan anak adalah harapan masa depan bangsa. Bila untuk kepentingan meraih kekuasaan, mereka yang diatas begitu mudah menghambur-hamburkan dana yang luar biasa besar. Mereka mau keluyuran ke pasar-pasar kumuh. Tapi mengapa untuk anak-anak kita mereka tutup mata tutup telinga. Bangsat...
Lihatlah ke sekeliling kita. Lalu tengok di website KPAI. Adakah kesingkronan data tentang mereka yang telantar. Tentang mereka yang teraniaya. Tentang mereka yang kehilangan masa depan.
Jangankan masa depan, masa ceria anak-anak pun mereka sudah tak mampu untuk menikmatinya. Mengherankan sekali bila Depsos sampai berbangga hati dengan adanya kelebihan anggaran tahunan sampai 40%. Lebih apanya, sampai ke sasaran pun tidak. Atau jangan-jangan yang 60% itu hanya dipakai untuk menciptakan proyek-proyek kemakmuran pribadi para pejabatnya saja.
Aktifis-aktifis pun lebih menyebalkan lagi. Selalu berteriak tentang KDRT. Tapi hanya diisi oleh berita suami menyakiti istrinya. Tentang anak yang teraniaya walau mungkin hanya psikisnya dalam rumah tangga hanya satu dua yang diekspos.
Untuk apa acara meriah digelar kalo hanya sekedar peringatan. Dengan upacara sederhana dan pengibaran bendera setengah tiang menurutku sudah cukup.
Bersabarlah anak Indonesia.
Semoga Tuhan tidak ikut buta dan tuli...
Tapi sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Semuanya seolah hanya slogan semata. Kehidupan anak-anak kita masih saja tidak terurus. KPAI yang katanya Lembaga independen. Yang tidak boleh dipengaruhi oleh siapa dan darimana serta kepentingan apapun, kecuali satu yaitu “ Demi Kepentingan Terbaik bagi Anak ” seperti diamanatkan oleh CRC (KHA) 1989. Tetap saja bagai macan ompong yang tidak berdaya melihat kehidupan nyata anak-anak Indonesia. Jalanan kita masih saja penuh anak-anak. Yang ada hanya razia sekali sekali untuk kemudian mereka kembali ke jalan.
Terlalu muluk bila dikatakan anak adalah harapan masa depan bangsa. Bila untuk kepentingan meraih kekuasaan, mereka yang diatas begitu mudah menghambur-hamburkan dana yang luar biasa besar. Mereka mau keluyuran ke pasar-pasar kumuh. Tapi mengapa untuk anak-anak kita mereka tutup mata tutup telinga. Bangsat...
Lihatlah ke sekeliling kita. Lalu tengok di website KPAI. Adakah kesingkronan data tentang mereka yang telantar. Tentang mereka yang teraniaya. Tentang mereka yang kehilangan masa depan.
Jangankan masa depan, masa ceria anak-anak pun mereka sudah tak mampu untuk menikmatinya. Mengherankan sekali bila Depsos sampai berbangga hati dengan adanya kelebihan anggaran tahunan sampai 40%. Lebih apanya, sampai ke sasaran pun tidak. Atau jangan-jangan yang 60% itu hanya dipakai untuk menciptakan proyek-proyek kemakmuran pribadi para pejabatnya saja.
Aktifis-aktifis pun lebih menyebalkan lagi. Selalu berteriak tentang KDRT. Tapi hanya diisi oleh berita suami menyakiti istrinya. Tentang anak yang teraniaya walau mungkin hanya psikisnya dalam rumah tangga hanya satu dua yang diekspos.
Untuk apa acara meriah digelar kalo hanya sekedar peringatan. Dengan upacara sederhana dan pengibaran bendera setengah tiang menurutku sudah cukup.
Bersabarlah anak Indonesia.
Semoga Tuhan tidak ikut buta dan tuli...
semoga bisa segera diatasi yah...
BalasHapusberdoa dan mari kita mulai dari keluarga dahulu sbagai langkah awal
Benar sob.. masalah tragis yang menimpa sebagian anak Indonesia masih buanyak yg belum diungkap...padahal kekeliruan penanganan anak hari ini adalah masalah besar di kemudian hari
BalasHapus