#Bimbingan Orang Tua
Maap bila jurnal kali ini rada panjang dan berat kebanyakan gambar...
Semalem cari-cari donlotan di piratebay, nemu pilem yang judulnya Java Heat. Aku pikir itu film Hollywood biasa. Ternyata rada menarik karena mengambil lokasi di Jogja.
Penggemar The Twilight Saga tentu tahu Kellan Lutz. Penonton Iron Man 2 juga pasti ngerti Mickey Rourke. Keduanya jadi pemeran utama bersama bintang lokal Ario Bayu, Rio Dewanto dan Atiqah Hasiholan.
Inti ceritanya tentang penculikan putri Sultan yang dengan tujuan utama mencuri perhiasan yang merupakan artefak kraton. Letnan Hashim bersama agen FBI Jake Travers bersama-sama membongkar kasus pencurian yang berkedok terorisme itu. Dan pakem Amerika tentang teroris belum juga bisa lepas dari militan bertampang Arab dengan senjata AK47.
|
Laga di Plengkung Gading |
Biar begitu, secara umum ceritanya seimbang dimana dalang teroris ternyata orang Amerika juga dan tokoh yang menggulung mereka adalah polisi muslim. Keseimbangan cerita juga berlaku dimana Letnan Hashim yang menjadi icon polisi baik disandingkan dengan komandan korup yang berusaha menguasai artefak kraton itu di akhir cerita.
Film ini menggunakan bahasa Inggris yang diselingi bahasa Indonesia dalam beberapa percakapan. Ada yang menarik tentang bahasa film ini di awal cerita. Disitu dikatakan bahwa sang Jendral orangnya nasionalis banget. Namun ketika si Letnan menyapa pake bahasa Indonesia, komendannya langsung menghardik, "in english..."
#Katrok...
Ada satu hal yang bikin heran.
Aku buka di IMDB, film ini akan tayang perdana tanggal 18 April 2013 mendatang. Tapi tanggal 9 Maret 2013 versi bajakannya sudah diaplut orang dengan kualitas BlueRayRipp. Mentang-mentang film tentang Indonesia kali ya..? Tak cuma APBN yang bisa bocor di tengah jalan. Film belum launching pun sudah bocor duluan.
#Mantaaap...
|
Bocor duluan |
Banyak tempat-tempat keren yang ditayangkan baik dalam adegan maupun spot numpang lewat. Dari obyek wisata terkenal seperti Borobudur, Ratu Boko sampai yang biasa namun eksotis seperti Kampung Code atau Pasar Satwa.
|
Pasar Satwa |
|
Perempatan Tugu |
Untuk alur cerita dan aksi laga, sineas Hollywood memang tak perlu diragukan lagi. Tapi bagi penonton Indonesia apalagi yang tahu Jogja, ada beberapa plot yang terasa kurang pas. Namun bukan masalah. Toh pilem ini cuma hiburan dan bukan catatan sejarah.
Tokoh polisi yang bermain peran adalah Detasemen 88. Seragam harian Densus 88 beneran seperti di film atau tidak aku ga tau. Yang jelas seragamnya beda dengan polisi umumnya sementara polisi lainnya yang jadi figuran seragamnya sama dengan yang sering kita lihat.
|
Seragam Perwira, Bintara dan Perwira Tinggi Den 88 |
Satu keganjilan terlihat ketika Jake Travers ditangkap dan akan dideportasi. Rute sebenarnya dari Polda DIY yang berada di ringroad utara ke Bandara di Jl Solo total melalui jalanan kota. Disitu digambarkan melalui pesawahan yang sepintas lokasinya mirip daerah Gunungkidul. Ajaibnya lagi di pesawahan Gunungkidul yang terpencil ada rambu penunjuk arah bandara.
#Hehehe
|
Katanya rute antara polda - bandara |
|
Penunjuk jalan pinggir sawah |
Bandaranya beneran di Adi Sutjipto. Sayang pesawat yang digunakan sebenarnya tidak melayani penerbangan reguler. Padahal dalam film ditayangkan antrian penumpang. Pesawat berregister PK-TWN memang beneran milik Transwisata yang khusus melayani carteran. Seharusnya pake Garuda saja biar tidak kelihatan janggal. Atau kalo tetap pake Transwisata, antrian penumpang yang mau naik pesawat lebih bagus kalo ditiadakan biar kesannya bener pesawat carteran...
|
Bandara Adi Sutjipto |
Adegan penganggu lainnya...
Terlalu banyak spot yang menggambarkan Letnan Hashim terus terusan merokok. Bahkan sedang dirawat di rumah sakit pun tetap saja ngebul. Lebih parahnya dokter yang menjahit lukanya juga ikutan merokok.
Berbagai macam sarana transportasi dari becak, ojek, andong sampai kereta api banyak ditampilkan. Sayang kebablasan sampai bajaj juga nongol disitu. Padahal di Jogja boro-boro bajaj, angkot saja tidak ada.
|
Rokok dan bajaj |
Saat Travers masuk ke club yang menyajikan tarian striptease, dia diikuti oleh polisi dan teroris Achmed. Polisinya sih rada bener pake pakaian preman. Tapi si Achmed rada kacau masuk kesitu pake baju koko plus kopeah haji.
#Ustadz gaul...
|
Pak Ustadz di club |
Paling keren adalah prajurit kraton
Berseragam lurik, blangkon plus keris tapi membawa senjata api modern macam Steyr AUG atau MP5. Bahkan dalam penyergapan di lokasi spa, mereka menggunakan peluncur roket berpenjejak sasaran yang dikendalikan menggunakan ipad.
|
Prajurit gaul |
|
Penyerangan di Sosrowijayan |
Editornya juga kurang teliti. Salah satunya dalam pertempuran di Borobudur. Senjatanya menyalak normal padahal pakai peredam yang seharusnya cuma bunyi cess...
|
Tembak-tembakan di Borobudur |
Hubungan fungsional maupun struktural pasukan kraton dengan polri tak dijelaskan dalam film. Bisa jadi mereka dianggap milisi atau keamanan non pemerintah dalam opini ala Amerika. Untuk menghormati kraton, logonya memang dibuat berbeda dengan lambang Ngajogjokarto Hadiningrat.
|
Logo kraton |
|
Penyergapan di kilometer nol |
Dan yang paling asik dari semua cerita diatas adalah plat nomor di kendaraan tahan peluru milik prajurit kraton sebagaimana terlihat di gambar terakhir...
#Ngakak...
Intinya
Ini bukan review
Film ini dianggap bagus atau jelek aku ga tahu
Yang jelas pengen nulis ini karena aku kenal lokasinya
Itu saja...