#Semua Umur
Setiap pulang ke Jawa, pertanyaan yang umum dari teman setelah nanya pulang kapan adalah, "mana pasak buminya..?"
Entah benar secara uji klinis atau hanya mitos, banyak orang percaya bahwa pasak bumi ini identik dengan ginseng dari Korea. Padahal orang Korea tidak mengatakan ginseng mereka sama khasiatnya dengan pasak bumi.
Buktinya...
Aku suka ditagih pasak bumi saat pulang dari Kalimantan, namun kalo Juragan Pacul mudik tidak bawa ginseng malah bagi-bagi kaos. Dari kenyataan ini, bisa jadi obat kuat ala Korea itu bukan ginseng, melainkan kaos.
Karena kali ini pengen bahas tentang cara nyabutnya, penjelasan lain yang lebih detil bisa dibaca di jurnal Pasak Bumi.
Cari pasak bumi ini gampang-gampang susah. Pohon ini tumbuh liar di hutan tidak ada yang membudidayakan. Perlu blusukan diantara semak-semak untuk mendapatkannya.
Setelah ketemu, kita musti ukur kemampuan fisik. Kalo cuma sendirian, cari saja yang batangnya tidak terlalu besar. Pohon dengan batang berdiameter 2 cm saja, akarnya bisa mencapai satu meter.
Siapkan golok, linggis, tongkat, rantai dan air seember. Potong dulu akar-akar yang malang melintang di sekitar pohon agar proses penggalian menggunakan linggis lebih mudah. Kemarin nemunya pohon dengan diameter 5 cm, penggalian harus lebih dari setengah meter dalamnya.
Siram lubang dengan air agar tanahnya gembur lalu pohon digoyang dombret kanan kiri. Potong batang pohon lalu pukul keras-keras ke bawah. Paling enak pake balok kayu besar dan jatuhkan tepat ke batang yang dipotong tadi.
Ambil rantai lalu ikat di pangkal akar yang biasanya menggembung. Cabut pakai tongkat memanfaatkan prinsip tuas. Tahap inilah perjuangan terakhir yang paling menguras waktu dan tenaga.
Hasilnya...
Akar pasak bumi sepanjang dua meter bisa dicabut sempurna. Tinggal dipotong-potong dan jadi oleh-oleh murah meriah namun memeras keringat.
Intinya
Mitos pasak bumi sebagai obat kuat bisa jadi bukan untuk yang mengkonsumsinya. Melainkan proses pencabutan yang butuh energi besar sehingga pencabut pasak bumi layak dikatakan laki-laki perkasa. Jadi mengkonsumsi pasak bumi tapi tidak nyabut sendiri, aku rada meragukan keperkasaannya...
*termasuk aku yang malah sibuk motoin...