09 Oktober 2013

Hapuskan Agama

#Dewasa

Sebuah pertanyaan umum saat dengar teman mau menikah, "lu mau nikah di KUA apa gereja..?"

Di sini...
Pernikahan lintas agama bukanlah sesuatu yang istimewa. Mereka tetap pada keyakinan masing-masing atau ikut salah satu pihak terjadi nyaris tanpa konflik. 

Sungguh kearifan lokal luar biasa dimana perpindahan agama seseorang dianggap hak paling asasi tentang hubungan manusia dengan tuhan dan bukan dikatakan sebagai kekalahan suatu agama terhadap agama lainnya.


Adalah kekeliruan Orde Baru yang menyatukan sekian banyak keyakinan di Indonesia menjadi 5 agama saja. Secara pembinaan organisasi mungkin bagus. Negara tak perlu membuat badan pembinaan agama terlalu banyak. Namun di masyarakat, penyatuan itu berpotensi menimbulkan konflik horisontal yang melanggar asas kemanusiaan.

Dalam Islam, Rasululloh pernah menyampaikan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu yang akan masuk surga. Semestinya hadist ini tidak dipahami secara membabibuta dengan menganggap golongan kita lah yang berhak menyandang gelar Al Jamaah dan mengatakan orang lain kafir.

Emang kita bisa buktikan golongan mana yang berhak masuk surga selain dengan iman.? Padahal iman ini teramat subyektif tergantung latar belakang masing-masing orang. Dan siapa tahu kelompok yang kita serang justru golongan Al Jamaah itu.


Kembali ke konflik di Indonesia...
Banyaknya aliran keyakinan dalam satu agama yang diakui membuat konflik itu semakin memanas. Lihat saja penyerangan ke kaum Ahmadiyah atau Syiah. Hanya rebutan kata Islam, kita menutup mata mengorbankan kaum wanita dan anak-anak.




Cobalah pake logika terbalik. Misalkan Habib Rese yang suka berbagi kekerasan itu lahir di kelompok yang selama ini dia serang. Apa ya masih bisa berpikir sama..?

Makanya aku kepikiran kata agama dihapuskan saja dari masyarakat. Ganti dengan kata yang lebih luas misalnya keyakinan, agar pertanyaannya bukan lagi agamamu apa. 

Ketika di KTP sudah tercantum aku Kaharingan, saya Kejawen dll, tak perlu lagi berantem untuk rebutan kata "Islam itu hanya Syiah" atau "Naqsabandiyah adalah Islam sesungguhnya" dan sebagainya. Entah kalo dari sononya memang berbakat rese...

Perlu gak sih kita melukai orang lain atas nama Tuhan, bila Tuhan sendiri menyuruh manusia menciptakan kedamaian agar bisa beribadah dengan genah, merenah dan tumani'nah..?


Intinya
Kebenaran hakiki buat manusia hanyalah kebetulan semata. Aku bilang keyakinanku saat ini adalah kebenaran, karena kebetulan aku lahir dan dibesarkan dalam keyakinan ini. Yang mungkin akan akan berbeda jika aku lahir di lingkungan yang lain...

Kata Orang
Kita punya cukup banyak agama untuk membuat kita saling benci, tapi tak cukup banyak agama yang membuat kita saling mencintai - Jonathan Swift (1667 - 1745)


59 comments:

  1. Tiap agama mengajarkan saling mengasihi dan mengormati jadi memang itulah tugas kita sebagai umat beragama untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan satu sama lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahiahaihaia ini seri Kalender lagi taa?

      Hapus
    2. junjung tinggi prinsip saling menghargai satu sama lain antar umat beragama

      Hapus
    3. Betul banget itu om...
      Jangan seperti pak asep yang agamanya mengikuti kalender :D

      Hapus
  2. agamamu ya agamamu,agamaku ya agamaku.....

    BalasHapus
  3. Agama itu kan nasehat. Jadi yang menasehatinya pun juga harus bisa berprilaku dan menerapkan budipekerti Tuhan dengan penerapan logika keimanan. Tidak di campur dengan kepentingan pesan sponsor.

    Salam wisata,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar itu, pak
      Agama hanyalah pedoman. Mau bener apa engga tidak tergantung apa agamanya. Tapi mau engga orang itu ngikutin pedomannya...

      Hapus
  4. saya kemarin sempat sedikit kepikiran pemikirannya john lennon yg hippies, imagine there is no heaven dan imagine there is no religions..

    dia berpikiran seperti itu karena bisa jadi tiap-tiap agama atau kepercayaan, sedikit banyak ada ajarannya utk 'menyerang' agama atau kepercayaan yg lain atau paling tidak utk memperluas pengaruhnya kepada yg lain.
    dan inilah sepertinya asal muasal kekisruhannya..

    andai memang no heaven dan no religions kira-kira apa yg akan membuat orang-orang saling berperang?
    cewek? atau materi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saling menyerang itu sih sudah bawaan manusia, pak. Anak anakku masih bayi saja sudah gemar berantem. Tapi mbokyao jangan menggunakan dalih agama karena itu dominan tentang akherat. Berantemlah soal dunia agar kita tak terkesan meminjam nama tuhan. Jangan jadi pengecut dong kalo emang suka rese...

      Hapus
  5. Dengan mudahnya mereka mengkafirkan orang lain akan tetapi kafirnya diri tidak mereka lihat. Logikanya kalo mereka masih punya dosa, kenapa masih mengadili dosa orang lain. Sebaiknya adili dulu dosa diri sendiri....

    BalasHapus
  6. Dear World,

    Religion is somewhat like a man's genital. It's fine to have one and it's fine to be proud of it, but please don't whip it out in public and start waving it around...(and let everyone know how 'small' it is actually)

    And PLEASE don't try to shove it down other people's throat.

    Sincerely, tired of hearing your religious guff

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ana sing protes.....kabeh agama mbokan apik ya kang...

      Hapus
    2. Tak perlulah memandang orang dari agamanya
      Tapi lihatlah dari cara dia bermasyarakat termasuk dengan yang berlainan keyakinan

      Hapus
  7. Agamaku warisan dari mbok-ramaku. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak masalah, lik
      Bukan agamanya yang penting kan..?

      Hapus
  8. sarah asari nih
    bentar lagi nunggu ada yang nglabrak om raw

    BalasHapus
  9. Dari awal, udah salah yah, pakai konsep agama yang diakui dan hanya lima? Seharusnya dibebaskan saja tiap orang mau milih keyakinan apa, selama nggak mengganggu ketertiban umum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin ada alasan tertentu yang tidak kita ketahui. Tapi efeknya ternyata gitu...

      Hapus
  10. Terlepas dari kekisruhan dan ke ke yang lain saya justru berbangga dengan orang2 jaman dahulu yang "bisa dibilang" menciptakan agama. Tujuan penciptaan agama beserrta ajaran-ajarannya menurut saya sangat baik karena berfungsi sebagai "Rem" pola dan tingkah laku manusia dalam berkehidupan. Sebenarnya sebelum ada ajaran agama pun sudah ada nilai2 etika yang di ajarkan, tapi ga tau juga untuk alasan apa, munculah agama2 yang kita kenal sekarang...

    Cukup menjalani hidup dengan yang baik dan berusaha menghindari untuk melakukan yang jahat... itu saja kuncinya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejak manusia diciptakan, kemauan menertibkan hidup sudah ada. Hanya saja semakin banyak manusia, semakin sulit mengaplikasikan aturan itu sehingga dibuatlah satu kekuatan yang serba maha dengan harapan manusia mau patuh. Aku pikir begitu cikal bakal penciptaan agama...

      Hapus
    2. Wah.. sama dengan saya... sepertinya iya?? hehehe.. salut buat para pendahulu2 itu..

      Hapus
  11. ngomonginsoal agama saya dengan tegas bilang KAMPRET LAH pada semuanya ge'....makanya saya mah menganut agama Islam KOBOI....
    kalau mau protes...sok komentarnya di blog saya yah..sok ditungguin!

    BalasHapus
    Balasan
    1. koboi kan yg naik lembu ya mang :o

      Hapus
    2. Aku ga protes mang
      Apapun pendapat orang lain aku hargai kok. Kita disini kan cuma berbagi pemikiran, bukannya diskusi panel yang musti diakhiri dengan satu kesimpulan

      Hapus
  12. kok bawa foto foto vulgar itu demonya hehe
    gak tau mau komen apa, bahasan tingkat tinggi



    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa sih..?
      Perasaan yang dipake bahasa preman pasar..? :D

      Hapus
  13. Jaman wes pe akhir!

    Terlalu sibuk beragama sampai lupa bertuhan

    BalasHapus
  14. menuding satu jari,untuk kesalahan orang lain...
    sementara tanpa disadari 4 jari lainnya mengarah pada diri sendiri.


    endonesyah lik....ora nggumun

    BalasHapus
  15. Nek ana ebeg rame maning bahasan kiye...


    Dejavu

    BalasHapus
  16. astagfirulloh .
    saya pernah dengar dari guru agama waktu sekolah dulu . Katanya tanda kiamat sudah dekat adalah terpecahnya agama islam menjadi 72 golongan . Apapun alirannya toh kita sama-sama umat nabi Muhammad.SAW . dan yang penting tidak melenceng dari ajaranNya .
    Siapa yang masuk surga itu tergantung amal ibadah dan perbuatan kita selama di dunia . yo ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya penafsiran itu tergantung masing-masing orang juga. Kalo aku sendiri sih cenderung menganggap aturan yang bilang hanya satu golongan yang masuk surga tidaklah sahih. Karena orang berbuat baik itu tetaplah baik biarpun dia beragama atau tidak...

      Hapus
  17. agamaku adalah agama cinta, jalaluddin Rumi

    itu kenapa laskar unyu dan barokah bawa poto porno ada disini sih, bikin mata sepeetttttt...

    BalasHapus
  18. saya menghormati agama lain tapi tidak untuk syiah karena syiah sangat menghina agama saya. --

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah tak memikirkan ada penghinaan atau tidak bila itu tentang ajaran internal. Yang aku anggap penghinaan adalah ketika ada penyerangan atau pemaksaan kehendak ke golongan yang berbeda...

      Hapus
  19. aku harus lebih memperdalam pengetahuan agama biar lebih paham . aku tidak mau yang sepotong-potong, nanti justru jadi salah tafsir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semestinya memang begitu, om...
      Namanya penafsiran tiap orang bisa punya pemahaman berbeda. Itu sebabnya kenapa aku selalu mengedepankan toleransi sata berhadapan dengan yang berbeda pemikiran

      Hapus
  20. Jangan ngomongin yg mendekati sara ahhh.....ntar banyak salahnya..... ilmu kita belum sampe dalem dalam urusan agama....entar komen kita malah menurut pemikiran sendiri sendiri....itu namanya hawa nafsu...ihh lucu jadinya...malah dosa ntar...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap orang wajib melakukan ijtihad
      Apapun hasilnya asalkan diyakini dan tidak nonjokin orang lain tak ada yang perlu dipermasalahkan. Bagaimanapun juga orang yang mau berpikir, walaupun nyleneh itu lebih baik ketimbang orang yang malas mikir karena tak mau ambil resiko...

      Hapus
  21. Banyak yang aku tidak setuju dari pemaparan di atas mas..
    tapi biarlah pemikiranmu menjadi milikmu....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Santai saja, euceu...
      Disini tidak sepakat bukan hal yang haram. Aku hargai kok semua pendapat orang lain termasuk yang paling bersebrangan sekalipun...

      Hapus
  22. Jonatan ae ngomong "tapi tak cukup banyak agama yang membuat kita saling mencintai". Berarti menurut jonatan masih ada agama yang membuat kita saling mencintai. Jadi Agama tidak perlu dihapus Om, repot lek diubah menjadi keyakinan, soale wong indonesia iki akeh sing yakin awake pinter tapi tibake mblegendes. koyok bapake encit sing yakin wajahe ganteng, tapi ibue encit gak yakin lek bapake encit ganteng hehehe..

    Berbeda keyakinan silahkan, tapi kalau sudah berbeda agama ngurusi keyakinan agama orang lain itu yang tidak boleh.. okrik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuma pemikiran selintas ga pake mikir panjang, om...
      Kebawa suasana empet tiap kali baca berita ada orang saling serang dengan dalih agama. Semestinya semua orang bisa belajar kaya om Mus ben dunia damai aman dan sentosa...

      Kapan ke Jogja ngenalin nyonyah barunya, om..?

      Hapus
    2. Pengen sih dolan menyang jogja sambang encip lan encit skalian sambang anake eang shopi hehehe

      Hapus
  23. ngono yo oleh, ngene yo oleh sak karepem.......tapi ojo rame-rame yo...

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena