Password Standar

#Semua Umur

Biar kata melanggar prinsip keamanan, aku menyadari daya ingatku yang lemah. Makanya urusan online aku cuma punya 2 macam kata sandi. Satu password untuk email dan yang berurusan dengan kerjaan atau keuangan. Satu lagi untuk hal ga penting misalnya media sosial.

Selain masukin nomor hape, kecuali blogger yang akunnya menyatu dengan gmail, aku selalu membedakan kata sandi email dengan akun media sosial. Hanya itu tindakan pencegahan agar akun bisa diamankan saat ada pembobolan.

Sebagai contoh banyak teman yang menyamakan password email dan pesbuknya tanpa ditambah nomor hape. Padahal username untuk login pesbuk adalah alamat email. 

Akhirnya ketika akun pesbuk diambil orang, si maling dengan mudah mendapatkan akun emailnya juga. Padahal recovery password yang utama di internet adalah email. Ada juga pertanyaan rahasia yang sayangnya banyak dijawab ngawur terutama soal umur.

Dan menjadi realita bila kasus semacam ini sudah menjadi kebiasaan umum. Aku melihatnya dari karyawan yang mendapat fasilitas email kantor. Saat pertama dibuatkan akun, biasanya IT akan kasih password standar disertai instruksi, "setelah login, passwordnya diganti ya, pak..."

Kebiasaan ga pernah ganti password standar ketauan waktu laptopnya masuk bengkel IT. Saat seting email client, diminta masukin password sendiri kebanyakan jawab, "engga tau" atau "engga pernah utak-atik password.."

Ga perlu nyarter hacker anonymous. Cukup ketik nama karyawan dan password 123456 udah dapat dicolong tuh data-data rahasia perusahaan.

Namun tak selamanya itu menjadi gampang...

Aku pernah mumet waktu ada karyawan baru laporan emailnya ga bisa dibuka. Sampe bolak-balik aku reset password standarnya di server, tetap saja dia bilang ga bisa masuk. Cape telpon-telponan, aku samperin ke ruangannya dan disambut komplen, "kalo kasih password yang bener dong..."

"Masa salah, pak..? Password standar kita angka 1 sampe 6 doang kok..."

"Buktinya saya coba berkali-kali ga mau juga..."

Ketimbang ribut, aku ngalah ketikin 123456 lalu klik log in dan kebukalah akunnya. 

Aku pikir masalahnya selesai. 

Ternyata protes berlanjut, "bilang kek dari tadi passwordnya 123456..."

"Loh, emang bapak tadi masukin apa..?"

"IT bilangnya 1sampe6 kan..?"

"Oooh..."

#pengen ngemut laptop...

Sayang bulan puasa...