19 April 2018

Berhenti Ngeblog

Mendadak ngobrol sama blogger lawas yang sudah pensiun. Beliau nanya kenapa blogku sampai telantar. Jawabannya adalah semangat yang sudah sampai level 69 tak lagi 45.

Salah satu penyemangat ngeblog adalah blogwalking. Baca-baca beragam cerita dari yang bikin sakit perut sampai sakit kepala, yang pekak sampai yang pekok dst dst merupakan perangsang gairah menulis.

Sayangnya saat ini blogger yang polos makin langka keberadaannya. Penulis bagus banyak, tapi aromanya tak lagi alami seperti dulu. Lebih banyak tercium bau komersial sehingga terasa ada ketidakjujuran di sana. Dulu kalo ada yang nge-review produk, biasanya karena ada pengalaman dengan produk itu. Sekarang..???

Menulis karena pesanan, kontes atau demi adsense tak begitu menarik buatku. Apanya yang asik coba, ada artikel keren yang mengundang rasa ingin tahu, begitu ditanya detil jawabannya mengambang. Ada yang jawabnya lengkap tapi setelah dikonfirmasi ke mbah google, ternyata copas mentah-mentah dari wikipedia.

Pekok tapi nanggung. Kenapa ndak sekalian seperti sebagian blogger multiply sekitar 10 tahun yang lalu. Tulisannya apa komennya halo apa kabar sudah biasa. Buka artikel walau mungkin cuma kepencet tanpa nulis komen, bukan hal aneh bila kemudian dikejar ke blog kita cuma buat nulis, sandalnya ketinggalan atau ngintip ya..? 

Dan yang paling absurd, kalo aku komen atau nanya di salah satu blog, pemiliknya bakal jawab di blog aku. Ndak urusan jaka sembung naik gojek, grab atau bawa golok. #TotalityPekok

Di akhir obrolan, aku balik nanya ke beliau, berhenti ngeblog apakah dalihnya senada dengan alasanku..?

"Ngga, mas..."
"Trus kenapa..?"
"Sudah jungkir balik nulis, di-monetize ga ada hasilnya. Cape deh..."

Yasudahlah...
Gusti Allah pancen adil

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena