Satu hal yang tidak boleh ditinggalkan setiap pulang kampung adalah sowan mbah buyut. Menjadi wajib bukan soal waris atau minta sembur apalagi uwur, melainkan jepret gambar beliau bersama anak-anak. Karena menyatukan leluhur dan keturunan yang terpisah lima generasi dalam satu frame adalah sesuatu yang teramat langka.
Kondisi simbah saat mudik terkini masih sehat bugar ceria banyak tertawa seperti biasanya. Hanya penglihatan yang sudah mulai bermasalah tak bisa lagi mengenali siapa yang berdiri di ambang pintu tanpa bersuara.
Namun melemahnya mata fisik sepertinya membuat mata hati menjadi tajam. Begitu antri salaman beliau langsung komen, "kamu lagi prihatin..? Tidak kerja..? Ada masalah bla bla bla..."
"Kata siapa lagi susah..?"
"Lha ini sampai kurus kering begini..."
Citra yang nyamber, "ini tanganku bukan tangan ayah, Ki..."
"Ooowh..."
Tetep sehat yo, mbah...
Sing sabar le nunggu jemputan...
Semoga sampai turunan ke 7...
Jadi inget simbah saya, belum lama dipanggil. sudah lupa semua anak cucu, ingetnya hanya ibunya saja.
BalasHapus