06 Juni 2018

Tips Belajar Snorkeling


Habis cerita tentang Snorkeling di Pantai Nglambor kemarin, ada yang nge-chat via pesbuk, "dari Jogja jaraknya berapa kilo..?"
"Sekitar 70 km..."
"Waduh kok jauh ya..? Yang lebih dekat ada gak..?"
"Kalo begitu ke pantai Sadranan saja..."
"Berapa jauh dari Jogja..?"
"Sekitar 65 km..."
"Hadeuh... Maksudnya yang kurang dari 10 kilo ada gak..?"
"Ada..."
"Pantai apa..?"
"Ya pantai Sadranan itu. Tapi berangkatnya dari pantai Baron, jangan Jogja..."

Mendadak hening...
Tak tampak ada kehidupan lagi di aplikasi message pesbuk...


Yo wes lah...
Ketimbang ngelamun bagai pungguk merindukan THR, eh notifikasi japri, mendingan bagi-bagi tips buat yang ingin mencoba serunya wisata pantai yang berjudul snorkeling. Buat yang belum pernah tak perlu ngeper duluan apalagi sampai baper membayangkan latihannya akan sulit seperti saat berjuang melupakan mantan. *sayup-sayup terdengar backsound ditinggal rabi-nya Van Hallen...

Sebelum berangkat ke pantai, ada baiknya memeriksa kalender yang ada wage kliwon-nya. Bukan untuk menghitung weton mantan yang ninggal rabi, melainkan melihat tanggalan Jawa atau Hijriah. Pertengahan bulan adalah waktu terbaik berkaitan dengan pasang surutnya air laut.

Selanjutnya soal waktu. Siang hari adalah pilihan terbaik karena sinar matahari bisa menembus sampai ke dasar laut. Jangan memaksa snorkeling malam hari. Selain ribet harus bawa lampu, ikan-ikan yang lucu pun kemungkinkan sudah pada tidur. Kalo pun ada yang berkeliaran, bisa jadi cuma ikan yang lagi ronda atau ikan alay yang gemar begadang.

Kemudian peralatan yang dibutuhkan adalah sepatu katak, masker selam aka kacamata renang yang menutupi hidung dan snorkel alias selang udara yang digunakan untuk bernafas. Baju pelampung bisa ditambahkan untuk menambah unsur keselamatan. Namun perlu diketahui, pelampung sedikit menyulitkan pergerakan. Harga sewa alat dengan dan tanpa pelampung perbedaannya sekitar 5 - 10 ribu rupiah. Jadi silakan sesuaikan dengan kebutuhan yang penting tidak mengabaikan faktor keselamatan.

Saat ini di mana selfie lebih penting dari pada wisatanya itu sendiri, kamera dianggap peralatan primer yang wajib ada. Tak perlu sibuk ke warung cari plastik atau lakban bening buat ngebungkus ponsel, di tempat persewaan alat snorkeling biasanya juga menyewakan kamera kedap air dengan harga terjangkau sekitar 20 - 30 ribuan.


Persiapan sudah, tinggal latihan teknik...
Baiknya diawali dengan berdoa sesuai keyakinan kemudian berendam dulu agar tubuh beradaptasi dengan tekanan air. Jangan lupa latihan menarik dan menghembuskan nafas melalui mulut menggunakan snorkel. Awalnya mungkin agak aneh. Mirip-mirip orang baru putus cinta gitu deh, yang kemana-mana selalu berdua tau-tau mau ngapa-ngapain harus sendiri. Tapi dont worry lah, ga pake lama ngomong sama tembok juga berasa biasa kan..? *backsoundnya ganti lagu cengeng, aku tak biasa bila ku tidur tanpa belalaimu huwoo huwooo...

Setelah agak terbiasa bernafas melalui mulut, silakan nyebur secara total. Biarkan badan mengambang dan tak perlu lebay mikirin berbagai gaya berenang. Pokoknya asal tengkurep anda sudah di jalan yang diridhoi karena snorkeling dengan gaya punggung itu cuma milik orang harus Belajar Mengolah Teh di Nglinggo. *apa hubungane..??

Pastikan masker terpasang dengan benar dan tepat di posisi. Tes dulu beberapa kali untuk memeriksa ada kebocoran apa tidak. Jangan sampai lagi asyik melihat taman bawah laut tiba-tiba masker kemasukan air laut. Perihnya pake banget, cuy. Rasanya seperti kelilipan mantan yang bergandengan tangan sama pacar baru di depan mata. *panci mana panci..?

Tak perlu terlalu banyak bergerak untuk menghemat tenaga, toh bukan lagi balapan. Ikuti saja arus air namun sesekali perlu melihat ke permukaan untuk meyakinkan posisi tidak terlalu jauh dari pantai. Terlalu terpesona dengan mainan baru eh tau-tau terdampar sudah di Jepang kan repot.

Apalagi yak..? 
Kayaknya itu aja sih...
Hal-hal lain yang belum tercantum akan diatur kemudian oleh pemandu wisata.

Tulisan ini dimuat di  AdventureYogya.Com 

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena