09 Juni 2018

Anggaran Jajan


Jualan di pasar...
Apa salahnya sekalian ngajarin anak-anak berwirausaha toh jaraknya cuma beberapa langkah dari rumah. Minimal biar mereka paham kalo uang itu harus dicari dan bila minta jajan dijawab ga punya duit tak lagi bilang, "kan bisa ambil di atm..."
#Penakmen...

Tidak sulit meminta mereka bantu jualan apalagi dengan embel-embel hasilnya boleh buat jajan. Sedikit berkerut kening ketika ditengok ke pasar masing-masing sedang pegang es krim dan kasih laporan, "dapat uang 15 ribu tapi beli es krimnya baru 10 ribu. Kalo ayah mau jajan nih masih ada 5 ribu lagi..."
#Weladalah...

Pelan-pelan dijelasin soal modal dan keuntungan dengan kesepakatan akhir, "kalo laku satu bungkus, mbak dapat 500 perak sisanya kasihin ke ibu..."

Ncit mudeng, adiknya yang belum nyampe. Okelah, tak harus dua-duanya paham. Buat pegang manajemennya salah satu sudah cukup, yang lain anggap saja penggembira. Kata pepatah juga alah bisa karena biasa.

Ditinggal sebentar, pas disamperin lagi laporan laku 10 bungkus sambil nyerahin uang 21 ribu. Aku tanya, "kenapa cuma segini..?"

"Katanya sebungkus aku dapat 500, 10 bungkus berarti uangku 5 ribu tho, yah..? Trus tadi Ncip beli cilok 2 ribu..."
"Yang 2 ribu lagi mana..?"
"Ncip beli cilok masa aku engga..?"
#Lhah...

Jadi anggaran jajan di luar gaji..?
Kira-kira kamu yang pinter apa bapakmu yang oon ya, nak..???
#Mikir...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena