12 Juni 2018

Ramadhan yang Sepi


Tidak cuma jamaah tarawih yang kian hari kian menyusut. Perniagaan di Pasar Bantengan Wonocatur pun bernasib sama bahkan lebih cepat. Euforia ramadhan khususnya di bidang kuliner membuat lapak makanan menjamur di awal-awal puasa. Begitu banyak pedagang dadakan sampai-sampai rebutan lapak menjadi pemandangan umum setiap sore.

Namun ada yang berbeda di ramadhan tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bayangan omset tinggi tidak sesuai dengan kenyataan. Masuk minggu kedua keluh kesah pedagang tentang jualan sepi kian sering terdengar. Berangsur-angsur pedagang mengurangi stok bahkan untuk yang berstatus musiman banyak yang pensiun dini. Tak ayal bila di sepertiga bulan terakhir kondisi pasar lebih sepi dibanding hari-hari di luar ramadhan.

Termasuk Pudot Si Dudut. Bila sebelum puasa sehari bisa habis satu box, di bulan yang penuh rahmah satu box baru habis 2 atau 3 hari termasuk sebagian diembat sendiri oleh Ncip dan Ncit. Operasional tidak ketutup, akhirnya lapak lah yang ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan.

Mungkin ini jawaban kenapa angka inflasi yang biasanya meroket tiap ramadhan, kali ini justru menurun. Tapi ini kondisi di pasar tradisional. Keadaan di pasar modern tidak bisa kasih fakta karena tahun ini tidak pernah ada jadwal jalan-jalan ke mall lagi.

Salah Jokowi..?
Terlalu manja urusan tidak bisa beli baju lebaran buat anak-anak minta di-cover BPJS bersubsidi. Tuhan yang maha kuasa saja tidak mau tahu dan menyatakan tidak akan merubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak mau berusaha, apalagi cuma seorang Jokowi yang kekuasaannya selalu dibatasi oleh orang-orang "pilihan" Tuhan.

Jadi kepiye..?
Buka yutub saja cari video Via Valen dan hayati falsafah "kuat dilakoni ora kuat ditinggal ngopi" Biar tetep Bedjo senajan ora entuk THR...


3 comments:

  1. tanyakan pada rumput yang bergoyang.. :)
    apakabar om.. lama kita nggak nyangkut lagi disini hehe..

    kakve-santi(dot)blogspot(dot)com

    BalasHapus
  2. tanyalah padaku, pasti kujawab, wkwkwk.. sugeng riadi mas win, GBU

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena