24 Agustus 2007

Aku Rindu Masa Kecilku


Sudah seminggu ini aku benar-benar menjadi kepompong.

Hari-hari kuisi dengan perenungan demi perenungan tentang jalan hidupku.

Sengaja kubawa kebesaran nama Illahi dalam setiap nafasku.

Cacing-cacing dalam perutku bersorak sorai kegirangan aku beri kesempatan istirahat dari rutinitas harian mereka.

Kedua mata aku paksa terus terbuka saat mentari jauh di dalam peraduannya. Kilau monitor aku gantikan dengan sejilid kertas lusuh bertuliskan kalam-Nya.

Segenap panca indra dan anggota tubuh senantiasa aku basuh dalam kesucian.

Aku benar-benar hidup dalam kegelapan jauh dari keramaian manusia.

Aku terus mencari arti hidup yang hakiki.

Kehilangan demi kehilangan...
Kepedihan demi kepedihan...
Yang silih berganti
Memaksa aku melakukan semua ini
Aku menunggu...
Dan terus menunggu...
Namun titik terang dari robekan kepompongku belum juga tampak
Haruskah korobek sendiri lapisan sutra ini
Ataukah aku harus terus menunggu dan menunggu saat itu tiba dengan sendirinya
Saat aku menjadi kupu-kupu yang bebas terbang mencari bunga-bunga indah di pagi hari

Sampai saat ini baru satu jawaban yang aku temukan
Aku akan terlahir kembali
Aku akan menjadi bayi
Tapi...
Akankah aku menjadi suci..?

Aku tak tau
Yang aku rasa
Aku begitu merindukan masa kecil dulu
Aku ingin menghapus kehidupanku kini

Aku jadi ingat doa jagoanku dulu

Kasihilah ayah ibuku seperti mereka menyayangiku di waktu kecil
Benarkah aku menyayangi jagoanku
Bila tuk berjumpa saja aku tak bisa...

Ya Allah...
Aku rindukan masa kecilku...
Suerrr...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena