08 Agustus 2009

Budaya Gumunan dan Konspirasi

Sepertinya tepat sekali bila kita berusaha memahami lagi falsafah lama yang mengatakan :

Aja Dumeh
Aja Goroh
Aja Gumunan

Tak bisa dipungkiri, bahwa masyarakat kita sekarang merupakan masyarakat yang "gumunan", gaptek, bingung dan kagetan walaupun sedikit budeg. Tak usah terlalu jauh, lihat seperti apa ketika blogspot dulu muncul. Kita ramai-ramai membuat blog walau tidak pernah di update. Ketika friendster rame, kita berbondong-bondong kesana walau hanya sekedar pamer narjis. Nasib selanjutnya bisa kita lihat di Multiply lalu facebook sekarang ini.

Ketika Mbah Surip meninggal, bisa dilihat tulisan atau sekedar nyampah status isinya Mbah Surip. Tak perlu terlalu lama, ketika Udin Ngetop tewas, Mbah Surip segera terlupakan.

Tidak sadarkah kita bila budaya "lalenan" ini seringkali dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang tidak bertanggungjawab untuk menghapus apa yang jadi sorotan masyarakat agar cepat menghilang. Ingatkah kita ketika dulu sedang rame-ramenya media menyorot kasus Bulog, aparat tampak gesit dan tiada henti berusaha mengungkapnya. Tapi ketika muncul berita pembunuhan pejabat, berita tentang korupsi itu segera menghilang dari media dan ingatan masyarakat kita. Dan sampai saat ini, kelanjutan kasus itu di tangan aparat tak pernah kita dengar lagi.

Apakah salah bila kita menganggap segala kejadian besar yang menyita perhatian masyarakat kita hanyalah sebuah konspirasi untuk menutup kasus yang lain..???

Ilustrasi "Pembenaran itu Berbahaya"
Karya AT. Sitompul
Hyperlinks, Tujuh Bintang Art Space

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena