09 Agustus 2009

Prestasi atau Sensasi..?

Ketika sampai di kantor kemarin, teman-teman lagi ribut cerita tentang pengepungan Udin Ngetop selama 18 jam. Aku langsung cari info di website berita yang kali aja ada video live nya. Aku pikir selama 18 jam itu ada pertempuran besar dan bom boman ala pilem rambo.

Tak perlu waktu lama aku langsung merasa mangkel pada diri sendiri. Kenapa aku lahir di negara yang punya aparat seperti itu. Satu orang di dalam rumah dikepung pasukan sebatalion kok harus sehari semalam. Pakai acara buang-buang peluru segala macam yang pasti rakyatlah yang harus membayar setiap peluru yang ditembakkan.

Kalo memang takut rumah itu isinya bom, kenapa tidak minta bantuan artileri saja. Apalagi kalo dengar di berita tipi, penghuni rumah sudah demikian ramah ketika ditanya siapa didalam dengan menyebutkan namanya. Kenapa tidak dilanjut silaturahmi saja sambil ngopi-ngopi. Jadinya tidak terkesan polisi terlalu membuat sensasi.

Cobalah kita berpikir, orang-orang itu begitu militan dan rela menyabung nyawa demi isme nya. Sangat jauh dibanding aparat kita yang sangat sigap niup sempritan kalo melihat motor melewati marka, tapi ketika dilapori motor hilang jawabannya, "ada dana operasionalnya ga?"

Bukan aku membela teroris itu. Aku cuma berandai-andai negara ini bisa membina aparatnya sehebat mereka. Padahal apa yang tidak dimiliki negara untuk bisa seperti itu.

Dar der dor selama 18 jam tanpa serangan balasan yang berarti. Apa iya penghuni rumah yang dikepung itu benar-benar berniat bertempur. Siapa tahu si teroris itu malah santai-santai makan dan ngopi sampai harus bolak balik ke toilet sampai akhirnya mati kekenyangan disana.

Nambah-nambahin kerjaan wartawan saja.
Huuh...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena