Bimbingan Orang Tua
#Repost
Melanjutkan jurnal kemarin tentang Kondom Dalam Dompet. Aku ingin mengutip sebuah cerita tentang moral yang tenar di Kaskus. Ceritanya begini :
Saya laki-laki yang sangat bahagia. Pacar saya cantik dan kami telah berpacaran selama lebih dari setahun. Namun ada satu hal kecil mengganggu saya, yaitu adiknya lebih cantik. Calon adik ipar saya sering mengenakan rok mini ketat dan kadang tanpa bra. Dia sering membungkuk ketika di depan saya seolah menawarkan pemandangan indah dari bagian-bagian pribadinya.
Suatu hari saya berkunjung ke rumah pacar dan yang ada di rumah hanya calon adik ipar. Kami pun berbincang-bincang berdua sampai kemudian adik ipar saya membisikkan bahwa dia memiliki perasaan khusus. Yah, saya benar-benar kaget dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun saat dia mengajak ke kamarnya. Saya terdiam sejenak lalu berlari menuju ke pintu depan.
Sebuah kejutan terjadi. Pacar dan seluruh keluarganya telah berdiri di luar pintu. Semua bertepuk tangan. Calon bapak mertua memeluk dan berkata penuh haru. "Kami sangat senang kamu telah lulus ujian kecil kami. Kamu ternyata laki-laki yang baik dan tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu wanita."
Pesan moralnya : Simpan kondom di mobil. Jangan di dompet...
---
Memang indah bila kita bercerita tentang orang-orang yang bermoral. Bermoral tipis maksudnya. Tapi maksudku di jurnal kemarin bukan begitu. Aku tak peduli orang mau bicara apa karena memang situasi setiap orang pasti berbeda-beda. Kenapa harus menyelipkan di dompet, Aku kutipkan saja dari jurnal lamaku tentang fungsi dompet sudah banyak berubah. Benda yang aslinya untuk menyimpan uang kini berubah fungsi sebagai ruang tamu sekaligus kamar pribadi buat kita. Hampir semua kepentingan pribadi dan sosial kita bisa ditampung disana.
#Kereen...
Isi dompet selain uang, umumnya adalah KTP, SIM, STNK, ATM, foto keluarga, kartu nama orang penting dan tak lupa bon-bon tagihan. Ada juga teman yang menambah penghuninya dengan jimat walau menurutku ini pekok. Jimat yang katanya untuk mempermudah hidup tapi mau ke kamar mandi saja harus cari tempat penitipan dompet.
#Oon...
Apapun isinya, tetap saja kita seringkali buka tutup dompet untuk menyelesaikan masalah dalam keseharian. Apalagi jika berurusan dengan polisi, semua penyelesaian ada di dompet. Langkah pertama biasanya kita buka dompet untuk ambil SIM dan STNK. Tapi ketika itu tidak menyelesaikan masalah, kita suka ingat di dompet terselip kartu nama teman kita yang pangkatnya tinggi di kepolisian. Ketika belum tuntas juga, apa boleh buat, lembaran uang yang ada di dompet harus berpindah posisi ke dompet pak polisi. Ketika uangnya tidak mencukupi, kita pun masih harus membuka dompet dan pergi ATM. Kalo itu masih mentok juga, ya terima saja nasib buruknya. Soalnya jimat tak pernah mempan untuk berhadapan dengan polisi.
#Apalagi kondom...
Hal yang sama juga aku lakukan ketika pulang cuti. Waktu ibue bilang pengen jalan-jalan, aku buka dompet dulu untuk melihat isinya kira-kira cukup apa tidak sebelum menentukan tujuan. Habis makan-makan musti berurusan lagi dengan dompet, walau mungkin cuma untuk ambil KTP ketika uangnya kurang. Sebelum sampai rumah aku mampir ke mini market dan kembali buka dompet untuk beli kondom. Sehingga ketika rasa rindu tak terbendung, semuanya berlangsung dengan aman dan terkendali tanpa harus takut Citra adik baru lagi.
#Amiiin...
Dengan perubahan fungsi itu, dompet berubah menjadi teramat keramat dan sangat pribadi. Dompet telah menjadi identitas seseorang yang sangat luar biasa. Itulah sebabnya kenapa tidak setiap orang boleh memegang atau mengetahui isi dompet kita. Tak jarang kita ngamuk berat ketika ada orang lain menjamah isi dompet kita.
#Apalagi copet...
Karena posisinya yang teramat pribadi dan selalu dijaga ketat sepanjang waktu inilah kenapa dompet selalu aku anggap tempat paling aman walau kenyataannya paling banyak diincar orang iseng. Dompet selalu dekat dengan kita sehingga saat dibutuhkan bisa dengan cepat dijangkau tanpa harus beranjak. Buat yang sudah berumah tangga, tahu sendiri kaya apa rasanya ketika tegangan sudah sedemikian tinggi, harus dihentikan sejenak hanya untuk mencari-cari kondom yang tersimpan di lemari. Memang bisa dipersiapkan sebelumnya. Tapi yang namanya hasrat kadang muncul spontan tanpa mau tahu kita sudah nyiapin kondom di bawah bantal, di atas kulkas atau di atas tipi apa belum. Karena buatku dan ibue Citra, memumpuk rasa cinta itu harus ada variasi dan tak hanya monoton di kamar tidur saja. Ruang tamu, dapur, kamar mandi dan tempat lain asalkan aman bisa dieksplorasi. Jadi dompet tetaplah tempat paling tepat untuk menyimpan barang pribadi tanpa harus kehilangan privacy seperti saat ada tamu datang dan menemukan kondom di bawah taplak meja tamu.
#Amit-amit dah...
Ketika aku kembali ke hutan dan masih ada kondom yang terbawa dalam dompet, anggap saja itu sebuah ujian buatku. Bisakah aku membawa kembali kondom itu ke ibue saat cuti 3 bulan berikutnya. Atau aku harus kehilangan sebuah kata berjudul moral dengan memanfaatkan kondom itu tidak pada tempatnya. Dipake ngejepret babi hutan atau orang utan misalnya...
#Biadab...
Sampai saat ini semuanya masih berjalan positif. Satu-satunya masalah yang agak mengganggu adalah kegemaran Citra mangacak-acak isi dompet. Untung saja dia lebih suka ngeberantakin dompet ibunya karena mungkin banyak kartunya. Kalo sampai dompetku yang dijarahpun ga masalah. Asal jangan menganggap kondomku sebagai permen karet. Toh dalam kondisi terpaksa, kondom itu bisa saja berguna buat Citra. Soalnya dia suka banget mainan balon...
#Daripada ngamuk...
Kira-kira begitu penjelasanku
Semoga makin ga jelas dah...
#Repost
Melanjutkan jurnal kemarin tentang Kondom Dalam Dompet. Aku ingin mengutip sebuah cerita tentang moral yang tenar di Kaskus. Ceritanya begini :
Saya laki-laki yang sangat bahagia. Pacar saya cantik dan kami telah berpacaran selama lebih dari setahun. Namun ada satu hal kecil mengganggu saya, yaitu adiknya lebih cantik. Calon adik ipar saya sering mengenakan rok mini ketat dan kadang tanpa bra. Dia sering membungkuk ketika di depan saya seolah menawarkan pemandangan indah dari bagian-bagian pribadinya.
Suatu hari saya berkunjung ke rumah pacar dan yang ada di rumah hanya calon adik ipar. Kami pun berbincang-bincang berdua sampai kemudian adik ipar saya membisikkan bahwa dia memiliki perasaan khusus. Yah, saya benar-benar kaget dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun saat dia mengajak ke kamarnya. Saya terdiam sejenak lalu berlari menuju ke pintu depan.
Sebuah kejutan terjadi. Pacar dan seluruh keluarganya telah berdiri di luar pintu. Semua bertepuk tangan. Calon bapak mertua memeluk dan berkata penuh haru. "Kami sangat senang kamu telah lulus ujian kecil kami. Kamu ternyata laki-laki yang baik dan tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu wanita."
Pesan moralnya : Simpan kondom di mobil. Jangan di dompet...
---
Memang indah bila kita bercerita tentang orang-orang yang bermoral. Bermoral tipis maksudnya. Tapi maksudku di jurnal kemarin bukan begitu. Aku tak peduli orang mau bicara apa karena memang situasi setiap orang pasti berbeda-beda. Kenapa harus menyelipkan di dompet, Aku kutipkan saja dari jurnal lamaku tentang fungsi dompet sudah banyak berubah. Benda yang aslinya untuk menyimpan uang kini berubah fungsi sebagai ruang tamu sekaligus kamar pribadi buat kita. Hampir semua kepentingan pribadi dan sosial kita bisa ditampung disana.
#Kereen...
Isi dompet selain uang, umumnya adalah KTP, SIM, STNK, ATM, foto keluarga, kartu nama orang penting dan tak lupa bon-bon tagihan. Ada juga teman yang menambah penghuninya dengan jimat walau menurutku ini pekok. Jimat yang katanya untuk mempermudah hidup tapi mau ke kamar mandi saja harus cari tempat penitipan dompet.
#Oon...
Apapun isinya, tetap saja kita seringkali buka tutup dompet untuk menyelesaikan masalah dalam keseharian. Apalagi jika berurusan dengan polisi, semua penyelesaian ada di dompet. Langkah pertama biasanya kita buka dompet untuk ambil SIM dan STNK. Tapi ketika itu tidak menyelesaikan masalah, kita suka ingat di dompet terselip kartu nama teman kita yang pangkatnya tinggi di kepolisian. Ketika belum tuntas juga, apa boleh buat, lembaran uang yang ada di dompet harus berpindah posisi ke dompet pak polisi. Ketika uangnya tidak mencukupi, kita pun masih harus membuka dompet dan pergi ATM. Kalo itu masih mentok juga, ya terima saja nasib buruknya. Soalnya jimat tak pernah mempan untuk berhadapan dengan polisi.
#Apalagi kondom...
Hal yang sama juga aku lakukan ketika pulang cuti. Waktu ibue bilang pengen jalan-jalan, aku buka dompet dulu untuk melihat isinya kira-kira cukup apa tidak sebelum menentukan tujuan. Habis makan-makan musti berurusan lagi dengan dompet, walau mungkin cuma untuk ambil KTP ketika uangnya kurang. Sebelum sampai rumah aku mampir ke mini market dan kembali buka dompet untuk beli kondom. Sehingga ketika rasa rindu tak terbendung, semuanya berlangsung dengan aman dan terkendali tanpa harus takut Citra adik baru lagi.
#Amiiin...
Dengan perubahan fungsi itu, dompet berubah menjadi teramat keramat dan sangat pribadi. Dompet telah menjadi identitas seseorang yang sangat luar biasa. Itulah sebabnya kenapa tidak setiap orang boleh memegang atau mengetahui isi dompet kita. Tak jarang kita ngamuk berat ketika ada orang lain menjamah isi dompet kita.
#Apalagi copet...
Karena posisinya yang teramat pribadi dan selalu dijaga ketat sepanjang waktu inilah kenapa dompet selalu aku anggap tempat paling aman walau kenyataannya paling banyak diincar orang iseng. Dompet selalu dekat dengan kita sehingga saat dibutuhkan bisa dengan cepat dijangkau tanpa harus beranjak. Buat yang sudah berumah tangga, tahu sendiri kaya apa rasanya ketika tegangan sudah sedemikian tinggi, harus dihentikan sejenak hanya untuk mencari-cari kondom yang tersimpan di lemari. Memang bisa dipersiapkan sebelumnya. Tapi yang namanya hasrat kadang muncul spontan tanpa mau tahu kita sudah nyiapin kondom di bawah bantal, di atas kulkas atau di atas tipi apa belum. Karena buatku dan ibue Citra, memumpuk rasa cinta itu harus ada variasi dan tak hanya monoton di kamar tidur saja. Ruang tamu, dapur, kamar mandi dan tempat lain asalkan aman bisa dieksplorasi. Jadi dompet tetaplah tempat paling tepat untuk menyimpan barang pribadi tanpa harus kehilangan privacy seperti saat ada tamu datang dan menemukan kondom di bawah taplak meja tamu.
#Amit-amit dah...
Ketika aku kembali ke hutan dan masih ada kondom yang terbawa dalam dompet, anggap saja itu sebuah ujian buatku. Bisakah aku membawa kembali kondom itu ke ibue saat cuti 3 bulan berikutnya. Atau aku harus kehilangan sebuah kata berjudul moral dengan memanfaatkan kondom itu tidak pada tempatnya. Dipake ngejepret babi hutan atau orang utan misalnya...
#Biadab...
Sampai saat ini semuanya masih berjalan positif. Satu-satunya masalah yang agak mengganggu adalah kegemaran Citra mangacak-acak isi dompet. Untung saja dia lebih suka ngeberantakin dompet ibunya karena mungkin banyak kartunya. Kalo sampai dompetku yang dijarahpun ga masalah. Asal jangan menganggap kondomku sebagai permen karet. Toh dalam kondisi terpaksa, kondom itu bisa saja berguna buat Citra. Soalnya dia suka banget mainan balon...
#Daripada ngamuk...
Kira-kira begitu penjelasanku
Semoga makin ga jelas dah...
Menjelang Valentine's Day ini banyak yang nyimpan kondom dalam dompet. Malah ada foto-foto nyindir, coklat gambar hati dijual sepaket dengan kondom...
BalasHapushaha aku ga melu palentinan mi
Hapusmau ngajak yo..?
Saya jelas dengan penjelasan anda. Intinya simpanlah kondom pada tempatnya. dimana tidak diketahui orang lain dan tidak bisa di jangkau oleh anak-anak. Hehehehe
BalasHapusya kira kira begitu deh dong...
HapusAsal dompetnya jangan diisi gorengan saja he he
BalasHapussekali kali boleh juga tuh
Hapushehehe
Citra jebule ya seneng dolanan kondom ya?
BalasHapussalah...
Hapusyang bener ibue
#seneng dolanan isi kondom hehe
dompetku bisa diisi hp juga loh hehehe kebayang gedenya
BalasHapushapenya yang kekecilan kali
Hapusapa pake ipet..?
trik kotor tuh calon mertua pakai adik baju seksi ngajak ke kamar
BalasHapuspemikiran orang kan beda beda rio
Hapuswuaw cerita orang dewasa..
BalasHapusputri kang rawin mirip ane kecil dulu,
kalo bapak lagi dinas kadang diriku ngobrak ngabrik lemari beliau untuk nyari benda itu, jadiin balon buat main voli ala balita wkwkwkwk
nah ini dia gurunya...
Hapushahah
saya juga kadang pengin nyimpen kondom di dompet, tapi nau beli kondom saja malu jadi gimana, terpaksa nunggu nemu kondom di jalan
BalasHapuskalo malu beli kondom, beli balon karet
Hapustoh sama ajamau dibikin pelembungan
komen saya katanya sudah muncul, mana...?
BalasHapusada kok...
HapusAhahahahah.... gila!
BalasHapuslagi2 Off side nih, aku bacanya ampe abis sih
Tapi serem kali kl cowok bw dompet isi kondom kemana2, grr...
berarti biasanya ga samp habis ya..?
Hapushaha ngaku...
ngeri apa engga tergantung dari kita kok
santai aja...
Waduh masih pengoptimalan kontes seo 'kondom dalam dompet' ya. Moga menang mas.. :D
BalasHapusloh emang ada kontes..?
Hapusaku malah ga tau tuh..
jd inget temenku dia wktu kecil jg nemuin kondom di kasur ortunya eh malah dipake buat maen air :P
BalasHapustemenku apa temenku..?
Hapusjangan jangan pengalaman pribadi neh...
wetengku atos goro2 ngguyu moco postinganmu iki
BalasHapushalah... kok iso..?
Hapuswetengku mung siji je...
hihihiii...pengen ketawa ajah ahhh, eh tapi lbh baik beliin citra balon ajah jgn yg dari kondom *_*
BalasHapuskadang kita terjebak pada suasana dimana kita harus menjalankan pepatah tiada rotan akar pun jadi
Hapushehe
Lari kedepan padahal mau ambil Kondom di mobil tuh... :)
BalasHapushahah,,bener pak,saya juga pernah baca cerita itu,,
BalasHapusyang penting isi dompet harus selalu ada uangnya :D
Kondom dalam dompet? Alsi baru tahu 'rahasia' yg ini...#di bawah umur
BalasHapusDompet memang multi fungsi sebagai 'brankas' pribadi, dan Alhamdulillah sampai saat ini fungsi dompetku belum expand utk nyimpan : foto keluarga, kartu nama orang penting dan bon-bon tagihan
Biar aman, nyimpannya di brangkas aja mas heheh
BalasHapus