Bosen...
Tapi ga bisa menyalahkan teman yang suka kirim ajakan bergabung di kegiatan sampingan yang katanya gampang buat cari uang di internet. Bagaimanapun juga mereka lagi usaha. Sedikit kekeliruannya hanya di soal kurang teliti sebelum membeli. Asal dengar kisah uang gampang, langsung ikut. Begitu hasilnya merugikan, yang ngajak dicaci maki.
Cari duit onlen aku belum berminat, apalagi yang berbasis piramida. Bisnisnya ga jelas. Intinya cuma cari-cari referal untuk bayar komisi upline. Pengikut paling bontot seringkali cuma bisa gigit jari. Dan kasus semacam ini juga banyak terjadi tak hanya di lingkungan online saja. Begitu banyak sistem usaha berjenjang sampai-sampai banyak orang menggeneralisir kalo multilevel marketing itu tidak bagus.
Walau belum pernah gabung, aku lihat banyak juga MLM yang cukup baik dan tidak merugikan anggotanya. Ini yang perlu dibedakan dengan permainan uang sistem piramid. Di MLM yang baik, kesalahan terbesar justru di pola pikir anggotanya. Cara mereka merekrut downline lebih banyak mengumbar bonus muluk-muluk tanpa menegaskan bahwa poin paling penting pada usaha mereka adalah jualan produk. Mencari downline adalah langkah kedua yang dilakukan setelah marketing secara pribadi berhasil.
Ini sama dengan kita membuka warung sembako di rumah. Besarkan dulu warung, baru buka cabang di tempat lain. Mereka yang bergabung di MLM kebanyakan hanya mikirin buka cabang sebanyak mungkin, tapi warung yang di rumah ga diurus dengan baik. Wajar kalo akhirnya jadi kedodoran dan mencap pemasaran berjenjang hanya menjual kebohongan. Harus dibedakan antara MLM yang beneran berjualan dengan permainan piramida yang benar-benar hanya memutar-mutar uang anggota.
Ada teman yang sukses bermain dengan MLM pernah cerita, bahwa cari duit gampang di MLM adalah cerita bohong. Tetap butuh kerja keras dan banyak belajar marketing sampai grafik penjualannya mencapai target. Setelah itu baru dia mencari downline dan mendidik mereka menjadi marketer handal. Presentasi tentang bonus ini itu tak pernah dia besar-besarkan, makanya wajar kalo downlinenya ga begitu banyak tapi bermutu. Berbeda dengan kebanyakan orang yang tak mampu jualan tapi tiap hari cuma presentasi mencari anak buah. Untuk menutup target poin mereka gunakan uang pribadi. Setelah dana pribadi habis, mulai deh gangguin teman, saudara, orang tua untuk bantu kejar target. Tak heran kalo makin banyak orang yang antipati kalo dengar kata MLM.
Hal semacam ini yang perlu kita pelajari kalo memang berminat cari usaha sampingan. Pikirkan dulu kerja kerasnya. Kalo cuma mikirin bonusnya doang, dijamin kita akan merasa tertipu di kemudian hari. Suka ga suka sebaiknya kita pelajari dulu dan jangan langsung main vonis kalo MLM itu curang, merugikan dan sebagainya.
Apalagi kaya obrolan ibu-ibu di kampung dulu saat ada wabah MLM menyerbu
Ibu 1 : "MLM tuh apa sih..?"
Ibu 2 : "Jangan ikut-ikutan. Ga baik."
Ibu 3 : "Iya. Apalagi yang belum nikah. Haram..!!!"
#Ini ngomongin pemasaran berjenjang apa ngomongin ML pas lagi M sih..?
Tapi ga bisa menyalahkan teman yang suka kirim ajakan bergabung di kegiatan sampingan yang katanya gampang buat cari uang di internet. Bagaimanapun juga mereka lagi usaha. Sedikit kekeliruannya hanya di soal kurang teliti sebelum membeli. Asal dengar kisah uang gampang, langsung ikut. Begitu hasilnya merugikan, yang ngajak dicaci maki.
Cari duit onlen aku belum berminat, apalagi yang berbasis piramida. Bisnisnya ga jelas. Intinya cuma cari-cari referal untuk bayar komisi upline. Pengikut paling bontot seringkali cuma bisa gigit jari. Dan kasus semacam ini juga banyak terjadi tak hanya di lingkungan online saja. Begitu banyak sistem usaha berjenjang sampai-sampai banyak orang menggeneralisir kalo multilevel marketing itu tidak bagus.
Walau belum pernah gabung, aku lihat banyak juga MLM yang cukup baik dan tidak merugikan anggotanya. Ini yang perlu dibedakan dengan permainan uang sistem piramid. Di MLM yang baik, kesalahan terbesar justru di pola pikir anggotanya. Cara mereka merekrut downline lebih banyak mengumbar bonus muluk-muluk tanpa menegaskan bahwa poin paling penting pada usaha mereka adalah jualan produk. Mencari downline adalah langkah kedua yang dilakukan setelah marketing secara pribadi berhasil.
Ini sama dengan kita membuka warung sembako di rumah. Besarkan dulu warung, baru buka cabang di tempat lain. Mereka yang bergabung di MLM kebanyakan hanya mikirin buka cabang sebanyak mungkin, tapi warung yang di rumah ga diurus dengan baik. Wajar kalo akhirnya jadi kedodoran dan mencap pemasaran berjenjang hanya menjual kebohongan. Harus dibedakan antara MLM yang beneran berjualan dengan permainan piramida yang benar-benar hanya memutar-mutar uang anggota.
Ada teman yang sukses bermain dengan MLM pernah cerita, bahwa cari duit gampang di MLM adalah cerita bohong. Tetap butuh kerja keras dan banyak belajar marketing sampai grafik penjualannya mencapai target. Setelah itu baru dia mencari downline dan mendidik mereka menjadi marketer handal. Presentasi tentang bonus ini itu tak pernah dia besar-besarkan, makanya wajar kalo downlinenya ga begitu banyak tapi bermutu. Berbeda dengan kebanyakan orang yang tak mampu jualan tapi tiap hari cuma presentasi mencari anak buah. Untuk menutup target poin mereka gunakan uang pribadi. Setelah dana pribadi habis, mulai deh gangguin teman, saudara, orang tua untuk bantu kejar target. Tak heran kalo makin banyak orang yang antipati kalo dengar kata MLM.
Hal semacam ini yang perlu kita pelajari kalo memang berminat cari usaha sampingan. Pikirkan dulu kerja kerasnya. Kalo cuma mikirin bonusnya doang, dijamin kita akan merasa tertipu di kemudian hari. Suka ga suka sebaiknya kita pelajari dulu dan jangan langsung main vonis kalo MLM itu curang, merugikan dan sebagainya.
Apalagi kaya obrolan ibu-ibu di kampung dulu saat ada wabah MLM menyerbu
Ibu 1 : "MLM tuh apa sih..?"
Ibu 2 : "Jangan ikut-ikutan. Ga baik."
Ibu 3 : "Iya. Apalagi yang belum nikah. Haram..!!!"
#Ini ngomongin pemasaran berjenjang apa ngomongin ML pas lagi M sih..?
Malah ora sida kmen, marga melihat itu tulisan di atas
BalasHapusWis rak sido komenglah
tak komening dewelah..
HapusPostingan kok makna'ne ambigu, Iki arep ngomongi MLM opo ML tah hahaha... ampe ra sido koment atasku wkwkwk...
BalasHapustapi untuk MLM-nya sampe hari ini blas gak minat aku, soalnya rata2 1 tahun pasti bangkrut bisnis beginian...
namanya juga si Rawins. dah biasa kali wakakak, bukannya justru ini yang membuat anda dan saya rajin berkunjung ke blog ini ? huahhahahah
HapusMLM itu makan lontong mas...?
HapusWekekeke.. Ferdiiii, aku gak ajdi komen lihat tulisan di atas kolom komentar, lah tumben2an Kang Rawins nulis panjang lebar dengan penuh kejelasan :P
BalasHapusSekali2 nyepam di blogspot
gara gara anaz aku jadi napsu pengen balesin komen...
Hapusaku kapok ikut MLM, kalau bukan pemasar handal ga usah ikutan dan jgn ajak2 orang lain
BalasHapustapi kayaknya onliner handal. bisa tuh jadi pemasar di internet
HapusML M opo MLM mas? he he
BalasHapuskira kira begitu apa iya ya..?
Hapussukses bikin ngakak, sama sekali gak kepikiran terutama yang terakhir itu. bener2 kreatif , salut aku :D
BalasHapuskreatip apaan..?
Hapusbanyak ide ml maksudnya ya..?
adduuuhh.. si Om ngomong apa sih? Aku kan masih di-bawah umur.... :P
BalasHapusdibawah umurnya si nenek ya..?
Hapushaha
wkwkwkwkwkwk... tadinya aku mau komen serius... tapi pas baca paragraf percakapan, buyar deh..... *ngakak.com
BalasHapushahahaha...aslinya diriku jg gak bisa kalau ikutan MLM,apalagi baca percakapannya udah di warning gak boleh ikutan MLM...wkwkwkkwkk..
Hapusibu ibu pertama wkwkwk
Hapusibu ibu kedua wkwkwk juga
aku pura pura jadi ibu ketiga bilang apa ya..?
Katakan tidak pada MLM mas,heheh
BalasHapusAku mah pribadi pasti anti ikut begituan,soalnya dah ada project kerja sampingan di perusahaan lain alias double job
aku mah bukan soal anti apa engga
Hapustapi ga minat aja..
owh yg dapat anggota baru berarti dapat keuntungan ganda, gitu tah? hehe... mending ga usah deh tapi apa sih sya jadi bingung baca komentarnya :D
BalasHapusasal wajar dan ga terlalu besar, wajarlah kalo ada komisi referal
Hapuskalo terlalu besar ya katrok dong
hahahhaha .. endingnya kok saru ^_^
BalasHapusiya kok saru ya...
Hapuspayah...
Khas Rawins banget... hahaha... katanya MLM bikin financial freedom pancen mbahmu tenan. Kenyataannya, ibu2 yang ikutan MLM jarang pulang ke rumah. Gak tau bapaknya gimana... Yang beruntung duitnya banyak cuman yang segelintir di puncak aja
BalasHapusbapaknya di rumah dong...
Hapusnapkahin pembantu...
itu ibu 3 kayaknya salah arah :D
BalasHapusiya kayaknya. salahnya sendiri sih ngobrolnya ga di perempatan
Hapuskan bisa nanya polisi yang ngepos disitu...
kalo nanya polisi yang ada nanti ibu no 3 itu di nikahin, biar MLMnya halal #eh :D
Hapusasal polisinya bukan muridnya sehpuji
Hapustar malah minta cari downline 1 lagi biar genap 4
hehe
huayoooo penutupnya itu lho hihiihih
BalasHapusdan entah sampai kapan ya bisa bertahan dari serbuan MLM :D
iya klo produknya bagus dan harga terjangkau
tapi selama ini ketemunya produknya udah mahal eh ga bagus pula:(
mendingan beli di mol ya...
Hapusga bagus ga masalah asal spg nya cakep...
gak ngerti aku soal yang kaya gituan (MLM)
BalasHapusMLM ko tiba-tiba jadi ML ya??
ane cuma mau share...
BalasHapusMungkin bisa membantu financial kita.
Sorry sebelumnya ane gak bisa kasih janji.
Ane cuma bisa kasih bukti.
lihat link di bawah:
http://beli-saham-jbp.blogspot.com/
Ane emang bukan pakar ekonomi
ataupun pakar akuntansi.
ane pun gak jago ngebacot dalam menganalisa.
Silahkan ente menganalisa dengan segala teori yang ada
Buktikan bahwa analisa ente benar (NO JUNKER!!!)
tapi disini ane punya bukti profit dan WD/PO yang udah ane dapet dan
ANE UPDATE SETIAP HARI!!!!