Panggilan Darurat

#Semua Umur

Doa orang teraniaya memang makbul. Beberapa hari merasa teraniaya jadi fakir benwit, akhirnya bisa lepas juga dari penderitaannya. Tapi istilah orang cuma bisa minta, sementara efek samping hasilnya harus tawakal tetap ga bisa lepas. 

Aku tuh maunya bisa dapat koneksi kenceng dalam kedamaian bersama keluarga. Eh, jawabannya justru panggilan darurat dari kantor. "Segera kembali ke site, server kena petir. Internet sudah 4 hari lumpuh..."

Kontak pasukan yang standby di hutan, mereka kompakan bilang angkat tangan setelah sekian hari mencoba mengatasi. Aku upayakan memembantu secara remote, tetap saja ga mau nyambung ke sistem. Apalagi setelah dikirim tiket melalui sms. Cuma bisa pasrah dan buruan kemasin koper melupakan segala rencana bersama keluarga selama cuti.

Namanya karma atas segala ucapan memang tak pernah salah alamat. Pokoknya internet kenceng sudah kembali didapat dan bisa bayar hutang blogwalking ke temen-temen yang sudah ninggalin pesan, "ditunggu kunjungan baliknya ya.."

Tapi kan nyebelin banget. Cuma utak-atik kerjaan tak sampai satu jam sistem sudah kembali berfungsi normal. Serasa gak sebanding dengan perjalanan selama 12 jam dari Jogja ke pedalaman Kalimantan.

Lebih-lebih kalo inget wajah si Ncip waktu aku mau pamit yang akhirnya tak keluar sepatah katapun.

"Maafkan ayah, nak..."