23 Januari 2018

Katanya IT Itu Mahal #3

Yang menilai IT tanpa melihat outputnya bukan cuma orang awam. Beberapa bulan lalu, ada permintaan presentasi dari perusahaan retail apparel yang sudah lumayan punya nama. Beliau menyerahkan poin poin yang mesti dikerjakan sistem, aku hitung volume pekerjaannya lalu ajukan sederet angka.

Komentarnya pendek, "kok mahal, pak..?"

"Kalo mau murah jangan bikin, pak. Beli saja aplikasi jadi di glodok atau online. Aplikasi legal ada yang 200 ribuan. Beli bajakan, satu CD harga 50 ribu isinya banyak aplikasi..."

"Tapi itu kan aplikasi generik, pak. Customisasinya sulit. Kita butuhnya aplikasi yang spesifik..."
"Nah. Bapak bisa kan bedakan kenapa pakaian di butik sama batik kodian di Beringharjo harganya beda..?"
" Yang di pasar kan bikinnya masal..."
"Trus bedanya sama aplikasi apa..?"

Beliau diam sejenak kirain dapat pencerahan. Ternyata komentarnya masih senada, "iya sih, pak. Tapi tetap kemahalan kalo segitu..."
"Indikatornya apa..?"
"Nominal biayanya..."

Nyerah...
Wegah cari contoh kasus lain...

Masa harus diceritain soal sistem ibadah malem jumat yang kebutuhan biayanya unlimited kalo pengen aplikasi yang multitasking bisa umbah-umbah segala.

Pengen murah yo cari aplikasi generik dengan resiko susah dibawa multitasking. Kalo multiuser bisa banget, sodara...

Kira-kira begitu...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena