24 Januari 2018

Pendidikan Ngeblong Bangjo Sejak Dini

Sekitar jam 6 pagi saya mengglidig mulai dari Blok O, ikuti ringroad - yang sekarang entah apa nama jalannya - sampai terminal Giwangan. Belok ke utara lewat SGM, UIN, Gejayan, UGM, balik ke selatan menuju Lempuyangan, Bonbin trus sarapan di Pasar Bantengan.

Di tiap bangjo, iseng-iseng saya ngitung pemotor yang melanggar lalu lintas. Dari yang langgar marka, tanpa helm , ngeblong bangjo atau yang nyolong start semuanya tak catet di hape. Terkecuali mbak-mbak yang “nyolong ati”, pengine dilengkapi data no wasap juga, sayange ga kesampean...

Proses kerjanya cuma berhenti di bangjo, amati sekeliling, hitung yang melanggar. Di bangjo berikutnya buka notes di hape nyatet temuan sebelumnya, baru lanjut celingukan lagi. Terakhir menggok ke burjonan, ngitung hasil pengumpulan sampel sekalian ngutang teh anget. Tercatat 148 pelanggar dan 67 diantaranya dalam posisi membawa balita mulai sekitar 3 tahunan sampai usia SD.

Dari rekapan itu, kayane boleh saya anggap 45% pelanggar orang tua yang saya temui di jalan saat itu sudah siap, ikhlas bahkan mendukung anaknya jadi tukang “yak-yakan” saat besar nanti walau di bibir mereka bilang oh nooo...

Infone, otak anak usia 10 tahun ke bawah itu kaya asbak. Pengalaman apapun diterima dan diserap dengan mudah. Kalo sejak dini secara rutin dicekoki pengalaman melanggar lalu lintas oleh orang tuanya sendiri, misal isi kepalanya sedikit mlengse mungkin mas anang pun akan bilang oh yess...

---- 

Satu tambahan lagi...
Banyak anak yang dibonceng pelanggar tadi mengenakan atribut sekolahan mahal nan ternama. Ketika orang tua yang rajin ngeblong bangjo dan sekolah bonafid plus religius berkolaborasi mendidik anak, saya jadi membayangkan satu dekade ke depan akan tercipta generasi yang pinter melanggar lalu lintas secara agamis. Kira-kira piye bentuknya, lek..?

Mbuhlah...
Malah kaya wong legan golek bolongan
Sok mikirin anak orang sampai satu dekade mendatang padahal anggaran jajan anak sendiri saja belum dapat. Mending segera selesaikan sarapan dan mikir mau mangkal dimana yang kira-kira bisa bikin kaya raya.

Dan sekali lagi...
Ini bukan survai resmi yang bisa dipertanggungjawabkan. Murni iseng karena kurang kerjaan, eh kerjaan okeh ning kurang penghasilan ding. Perbedaan rute, waktu dan amal ibadah akan mendapatkan hasil yang berbeda pula.

Mohon maaf bila kurang berkenan
Sekian dan terima kasih

Tak narik sek om/tante
Salam aspal gronjal... 

Post di ICJ (Info Cegatan Jogja)


0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena