03 September 2008

Perjuangan Panjang

Tol kebon jeruk - senayan macet total. Satu jam ga maju ga mundur. Kepaksa turun di relasi trus jalan kaki sampai pos pengumben. Bedug maghrib sudah lama lewat padahal tiket di kantong tertuliskan waktu pemberangkatan pukul 20:00

Sampai di Jl Asyirot sudah jam 7 lewat. Nego dengan sopir taksi sanggup engga sampai Gambir jam 20:00. Cepek saja mas... Tak tambahin 25 ribu deh asal jangan ketinggalan kereta.

Eh, gilee bener tuh supir. Nyupir persis jekicen lagi main film. Serobot kanan-kiri, keluar masuk jalan kampung. Sampai ke Stasiun Gambir jam 8 kurang 10 menit. Hhhh... lega nafas akhirnya.

Perjuangan panjang disambut pramugari Argo Lawu yang aduhai walau tumben mendadak berkerudung. Senyumnya masih saja manis saat mengantar makan malam. Apalagi setelah aku bilang, "kembaliannya ambil aja deh, mbak." 

Weeeh... makan sahur makin bertebaran senyum. Walau cuma nasi rawon dan telor asin separo. Kayak among-among aja yak...

Beda banget dengan kereta Bima pas jalan ke Jakarta kemarin. Udah ACnya bolak-balik mati. Makan malam ga dapat. Eh, pagi-pagi dibangunin, "Pak, sarapan paginya..."

Dasar lagi laper, biar belum cuci muka diembat juga nasi goreng yang menurutku cuman setengah porsi itu. Baru aja beres makan kok disodorin tagihan. Rada bengong juga. Kirain jatah makan pagi gratisan, malah kerampok 18 ribu perak...

Karena yang protes juga banyak, aku ikutan nanya. "Kok ga bilang kalo harus bayar, mas..?

Tanpa ada senyum pelayan kereta itu ngejawab, "kenapa ga tanya dulu...?"

Hmmmm...
Jawaban tepat, singkat, padat, keparat, njepat....


0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena