Cari sesuap nasi ternyata lebih susah daripada nyari sepiring spagheti sekalian teman makan yang sexy. Bolak balik Jakarta - Solo - Jokja - Jakarta - Tangerang seperti sudah menjadi jalan hidupku sekarang. Adventure dengan apa adanya ini kadang mengingatkanku pada pengalamanku beberapa tahun lalu.
Saat itu aku juga sedikit terpuruk dihantam krisis moneter berkepanjangan. Berusaha bangkit di Cilacap dalam kondisi sulit dan terus terusan dikhianati oleh temen yang seharusnya begitu deket dan bersama-sama membangun usaha. Sampai babak belur dikerjain orang berkali-kali, aku maafkan, berkhianat lagi, aku maafkan lagi eeeeh... masih tega jadi pagar makan teh-tehan..
Merasa sulit mengapai masa depan di Cilacap walau aku punya lahan di situ, aku pergi ke Surabaya. Ada temen yang menjanjikan lahan usaha yang sepintas sangat menjanjikan. Tapi sampai disana, harapan-harapanku mentok di ambang pintu. Harus ada persyaratan berat yang harus aku miliki, tidak sekedar ijasah dan sepatu. Pokoknya aku harus benar-benar perfect untuk bisa meraih peluang itu.
Memang disana tak sepenuhnya mengecewakan, karena temanku memberikan jaminan untuk menumpang hidup disitu. Terasa indah memang, tapi kan tak mungkin aku selamanya begitu. Aku juga ingin punya masa depan sendiri. Yang benar-benar milikku sendiri.
Kebimbangan demi kebimbangan memerlukan pemikiran yang panjang. Aku di Cilacap punya lahan harapan, tapi terlalu banyak sakit dan kepedihan disana. Dan temankupun tak pernah mengijinkan aku pergi dari sana sebelum aku punya tujuan yang jelas.
Aku bertahan di Surabaya juga tak mungkin. Aku memang bisa numpang dan meminjam harapan orang untuk sementara waktu. Namun jaminan masa depan sangat aku butuhkan. Dan aku ingin kepastian itu dan tak ingin menunggu. Bagaimana orang bisa termotivasi dan semangat meraih cita-cita, kalau kepastian kebahagiaan di masa depan tak jelas.
Lama sekali aku merenungkan itu. Bahkan sampai sekarang pun aku masih terus merenung. Tetap di Surabaya dengan harapan semu atau kembali mencari lahan harapanku di Cilacap walaupun kepastian bisa tercapai kembali aku sama ga tau.
Aku harus kemanaaa...?
Haruskah menuju Negeri Di Awan mencari penerang hidupku dulu. Venus itu...
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih