Menghadapi seorang teman yang seringkali mengawali pagi di kantor dengan berbagai keluhan, lapar, masuk angin, badan pegel dsb dsb, rasanya cape juga. Kesannya kok kantor cuma buat buang sampah. Mungkin beda kalo dia lembur sampai tengah malam lalu teriak, ngantuuuuk....
Aku kira masalah kerja adalah soal profesi. Sedangkan keluhan dari rumah itu masalah pribadi. Mengeluh tidak diharamkan, tapi melihat tempat itu yang penting menurutku. Persoalan teknis seharusnya bisa diatasi sebelum membuka masalah baru, kalo memang tidak mau disebut malas.
Ini sama saja dengan seorang teman yang dulu mengeluh kepadaku. Dia seorang bidan di daerah perbatasan Jabar Jateng. Tengah malam curhat kalo dia mau menikah dengan status kecelakaan lalu lintas.
Ini sangat mengherankan buat otak kecilku. Sebagai manusia biasa yang punya naluri, wajar dia memiliki hasrat biologis yang membutuhkan penyaluran. Tapi status MBA kayaknya ga pas diterima oleh seorang profesional di bidang yang setiap hari dia urus.
Bukan aku menganggap sex before married sebagai sesuatu yang lumrah. Tapi aku mencoba melihat dari sisi penanganan masalahnya semata. Kalo memang tak mampu menahan desakan hasrat, ya lakukan secara aman. Toh dia seharusnya tahu sistem kalender yang tidak membuat dia bisa dapat enak tanpa jadi anak.
Kalo masih kebelet di tengah siklus ovulasi yang tak aman, toh beragam kontrasepsi banyak tersimpan di laci ruang prakteknya. Apa susahnya meluangkan waktu sejenak untuk sekedar pasang firewall sebelum memulai download. Toh bisa dilakukan dengan beragam cara yang tidak perlu mengganggu mood yang mulai naik tegangan.
Enggan cari aman tapi pengen nyaman, hanya memunculkan satu kata, malas. Kalo mungkin terlalu kasar dibilang goblok...!!!
Ilustrasi "Lemot Kontrol"
Karya Mirza Al Rasyid
NostalGilla Exhibition
Aku kira masalah kerja adalah soal profesi. Sedangkan keluhan dari rumah itu masalah pribadi. Mengeluh tidak diharamkan, tapi melihat tempat itu yang penting menurutku. Persoalan teknis seharusnya bisa diatasi sebelum membuka masalah baru, kalo memang tidak mau disebut malas.
Ini sama saja dengan seorang teman yang dulu mengeluh kepadaku. Dia seorang bidan di daerah perbatasan Jabar Jateng. Tengah malam curhat kalo dia mau menikah dengan status kecelakaan lalu lintas.
Ini sangat mengherankan buat otak kecilku. Sebagai manusia biasa yang punya naluri, wajar dia memiliki hasrat biologis yang membutuhkan penyaluran. Tapi status MBA kayaknya ga pas diterima oleh seorang profesional di bidang yang setiap hari dia urus.
Bukan aku menganggap sex before married sebagai sesuatu yang lumrah. Tapi aku mencoba melihat dari sisi penanganan masalahnya semata. Kalo memang tak mampu menahan desakan hasrat, ya lakukan secara aman. Toh dia seharusnya tahu sistem kalender yang tidak membuat dia bisa dapat enak tanpa jadi anak.
Kalo masih kebelet di tengah siklus ovulasi yang tak aman, toh beragam kontrasepsi banyak tersimpan di laci ruang prakteknya. Apa susahnya meluangkan waktu sejenak untuk sekedar pasang firewall sebelum memulai download. Toh bisa dilakukan dengan beragam cara yang tidak perlu mengganggu mood yang mulai naik tegangan.
Enggan cari aman tapi pengen nyaman, hanya memunculkan satu kata, malas. Kalo mungkin terlalu kasar dibilang goblok...!!!
Ilustrasi "Lemot Kontrol"
Karya Mirza Al Rasyid
NostalGilla Exhibition
0 comments:
Posting Komentar
Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih