Soto

#Bimbingan Orang Tua

Satu hal yang jarang terlewatkan bila jalan ke Jawa Tengah bagian barat adalah Soto Sokaraja. Tidak ada tujuan ke Purwokerto pun seringkali belok dari Buntu dan nanti kembali ke jalur Jogja Bandung di Wangon. Kurang kerjaan menambah jarak tempuh 80 km hanya untuk semangkok soto.

Kayaknya tak terlalu salah menyebut soto merupakan kuliner nasional yang hampir bisa ditemukan di seluruh negeri. Namanya pun tetap soto dengan embel-embel daerah asal yang membedakan aroma dan rasanya. Yang sedikit beda hanya Makasar dan Sokaraja yang menyebut soto sebagai Coto dan Sroto. Mungkin masih ada jenis lainnya, tapi yang aku tahu hanya itu.

Keanekaragaman kuliner Indonesia Raya memang luar biasa. Dari sekedar Soto Semarang yang sering bikin nambah sampai Soto Banjar yang porsinya luar biasa. Atau sapaan menarik bila kita masuk warung soto di daerah Jogja. Pertanyaan dari penjualnya tak pernah jauh dari, "mau soto ayam atau soto daging, mas..?"

Mungkin karena gemar pecel, aku lebih suka Soto Sokaraja yang menggunakan sambal kacang sebagai bumbunya. Nyemek-nyemeknya pas mantab dengan ketupat plus iringan mendoan. Pelengkapnya tinggal pilih mau daging, babat ataupun ceker.

Masih di daerah Banyumas, ada juga soto yang tidak pakai sambal kacang. Tapi tetap pakai kacang goreng sebagai pelengkapnya. Soto Banyumas yang tak terpisahkan dari kacang, bisa jadi merupakan awal mula munculnya tebak-tebakan khas Cilacapan yaitu, "apa bedanya soto dengan siti..?"

Aku sendiri tak pernah tahu jawaban tepatnya

Yang jelas kalo soto kacangnya banyak...

Intine :

Soto memang mantap, lengkap dan merakyat