Ibue nelpon, ngasih tau kalo akta kelahiran Cipta sudah beres setelah sekian lama terkatung-katung. Sebenarnya aku sudah males ngurusnya setelah dihambat berbagai ketentuan birokrasi yang ga jelas di catatan sipil Cilacap. Akta kelahiran si Ncip memang aku bikin di Cilacap walau KTPku Jogja. Kalo mau cepat dan mudah sebenarnya bisa saja aku bikin akta kelahirannya di Jogja hanya bermodal surat bidan aspal. Tapi karena niatnya memang pengen ikut aturan dimana akta harus dikeluarkan di tempat lahir, jadinya setelah aku urus catatan kependudukannya di catatan sipil Jogja. Setelah masuk kartu keluarga, aku minta pengantar untuk urus akta kelahirannya di catatan sipil Cilacap.
Proses di Jogja begitu cepat dan tidak ada masalah. Begitu nyampe di Cilacap, mulai deh kerasa ribetnya sampai 3 bulan belum beres. Apa petugasnya ga mikir kalo aku sudah berniat baik mengikuti aturan dan mau jauh-jauh ke Cilacap hanya untuk mengurus dokumen. Masalah awalnya sebenarnya sepele dan itu sudah menjadi kasus umum di kalangan orang Jawa dimana penulisan nama seringkali tertukar antara huruf A dan O. Nugraha tertulis Nugroho dan perbaikannya hanya dengan cara mencoret. Namun kesalahan itu cuma ada di dokumen awal seperti surat kelahiran yang memang ditulis tangan. Sedangkan di dokumen-dokumen resminya seperti di kartu keluarga semua sudah tertulis dengan benar.
Pertama kali berkas ditolak aku masih bisa mengerti bahwa namanya dokumen itu harus valid. Ditanya apalagi yang harus diperbaiki, katanya cuma itu doang. Tapi di proses selanjutnya selalu muncul lagi muncul lagi masalah baru seperti misalnya foto kopi surat nikah hanya lembar data dan pengesahan doang dan katanya harus satu buku lengkap. Kurang tanda tangan, kurang ini, kurang itu.
Setiap datang menyelesaikan satu masalah selalu dikasih satu masalah baru sampai harus beberapa kali bolak-balik. Mau ga mau aku cape hati sampai aku bilang ke ibue agar ga usah melanjutkan prosesnya. Pokoknya aku sudah berburuk sangka ke petugas catatan sipil Cilacap. Kalo memang benar ini tentang validitas data, harusnya sejak awal diterangkan semua hal yang perlu diperbaiki atau dilengkapi. Ini mah tiap datang dikasih masalah baru. Yang lebih bikin cape adalah pernyataan bahwa akta kelahiran itu sebenarnya sudah beres. Segala keribetan itu hanya sebagai syarat untuk pengambilan akta saja. Tapedeh...
Kalo memang butuh sogokan, bilang dong terus terang. Asal masih wajar, aku juga ga merasa keberatan kasih sedikit uang lelah. Enakan di Jogja, dimana kekurangan dokumen dijelaskan secara gamblang dari awal. Ketika ada kesalahan, petugasnya dengan transparan menawarkan akan aku perbaiki sendiri atau dibantu. Saat jawab akan urus sendiri pun tidak dipersulit dan dikasih panduan secara jelas. Jadinya proses cepat dan ga perlu buang waktu bolak-balik untuk urusan ga jelas. Terserah orang mau bilang ini kolusi atau apa yang pasti aku sebagai warganegara merasa bisa dilayani dengan cepat. Dan aku juga tak merasa kerampokan saat menyerahkan sedikit rasa terima kasih.
Salah engga sih aku agak permisif ke soal kolusi semacam itu..?
Wani piro..?
Proses di Jogja begitu cepat dan tidak ada masalah. Begitu nyampe di Cilacap, mulai deh kerasa ribetnya sampai 3 bulan belum beres. Apa petugasnya ga mikir kalo aku sudah berniat baik mengikuti aturan dan mau jauh-jauh ke Cilacap hanya untuk mengurus dokumen. Masalah awalnya sebenarnya sepele dan itu sudah menjadi kasus umum di kalangan orang Jawa dimana penulisan nama seringkali tertukar antara huruf A dan O. Nugraha tertulis Nugroho dan perbaikannya hanya dengan cara mencoret. Namun kesalahan itu cuma ada di dokumen awal seperti surat kelahiran yang memang ditulis tangan. Sedangkan di dokumen-dokumen resminya seperti di kartu keluarga semua sudah tertulis dengan benar.
Pertama kali berkas ditolak aku masih bisa mengerti bahwa namanya dokumen itu harus valid. Ditanya apalagi yang harus diperbaiki, katanya cuma itu doang. Tapi di proses selanjutnya selalu muncul lagi muncul lagi masalah baru seperti misalnya foto kopi surat nikah hanya lembar data dan pengesahan doang dan katanya harus satu buku lengkap. Kurang tanda tangan, kurang ini, kurang itu.
Setiap datang menyelesaikan satu masalah selalu dikasih satu masalah baru sampai harus beberapa kali bolak-balik. Mau ga mau aku cape hati sampai aku bilang ke ibue agar ga usah melanjutkan prosesnya. Pokoknya aku sudah berburuk sangka ke petugas catatan sipil Cilacap. Kalo memang benar ini tentang validitas data, harusnya sejak awal diterangkan semua hal yang perlu diperbaiki atau dilengkapi. Ini mah tiap datang dikasih masalah baru. Yang lebih bikin cape adalah pernyataan bahwa akta kelahiran itu sebenarnya sudah beres. Segala keribetan itu hanya sebagai syarat untuk pengambilan akta saja. Tapedeh...
Kalo memang butuh sogokan, bilang dong terus terang. Asal masih wajar, aku juga ga merasa keberatan kasih sedikit uang lelah. Enakan di Jogja, dimana kekurangan dokumen dijelaskan secara gamblang dari awal. Ketika ada kesalahan, petugasnya dengan transparan menawarkan akan aku perbaiki sendiri atau dibantu. Saat jawab akan urus sendiri pun tidak dipersulit dan dikasih panduan secara jelas. Jadinya proses cepat dan ga perlu buang waktu bolak-balik untuk urusan ga jelas. Terserah orang mau bilang ini kolusi atau apa yang pasti aku sebagai warganegara merasa bisa dilayani dengan cepat. Dan aku juga tak merasa kerampokan saat menyerahkan sedikit rasa terima kasih.
Salah engga sih aku agak permisif ke soal kolusi semacam itu..?
Wani piro..?
nugroho itu nama belakang suamiku loh :)
BalasHapuswaktu buat akte alvin cepat cuma 2 minggu yg mengurus orang kantin rumah sakit. nah kendalanya waktu memasukkan nama alvin ke kartu keluarga sampai 1 tahun. nama khwarizmi berulang2 salah
katanya sih, mesti jadi warga negara yang baik. urus administrasi dipersulit yaaa
BalasHapusyaa bgtu lah mas..
BalasHapussama juga pengalaman saya waktu ngrus KTP..
Cilacap pancen luuu kang...
BalasHapustapi harus gimana lagi itu tempat kelahiranku.
moga aja kedepannya ada penerus yg bisa bekerja dengan lebih baik tanpa harus menimbulkan masalah baru.
Terkadang menjadi dilema, mau mengikuti tata cara dan aturan yg baik kerap tidak sesuai dgn jangkauan yg sebenarnya. Sementara mengikuti alternatifnya "wani piro" secara tidak langsung akan memberi peluang menanamkan kebiasaan tsb kpd mereka. :-D
BalasHapusjadi keingetan pas dulu urus surat ijin, padahal acara tinggal seminggu kalo sesuai prosedural bisa memakan waktu seminggu - selak acarane bubar.
BalasHapuskalo mau langsung jadi, kudu bayar segini.. ealah..
gak salah juga,emang kebanyakan kayak gitu sekarang,
BalasHapusgak ada uang gak jalan hehe :D
kesenangan orangnya kalau dikasih duit, memang dia kerja digaji buat apa kalau nggak buat melayani kok masih nyjluk duwet, keterlaluan
BalasHapusTelfon aja ke bupati Cilacap, Mas. Suruh bupatinya bikinin aktenya.
BalasHapusNah....betul...seharusnya semua dokumen di cek dulu....kurangnya apa...salahnya apa..... jadi bisa sekalian di perbaiki.... saya aja sampe 4x bolak balik, yg salah hurup,...salah spasi, kurang matere.., kurang kehadiran saksi... hadeh.... kenapa gak skalian dikasih tau sebelumnya...guwe aja yg jarak rumah ma kantor capil 1km ndongkol...(apalagi yg sampe 40km ya?)
BalasHapus