22 Juli 2007

Menanti Sebuah Jawaban

enigma

Apakah aku perlu
mengemas air mata?
Sebab ada yang tidak
peduli, ada yang memilih
untuk bergegas masuk ke
sebuah ruangan, sebelum
aku dapat memasukinya.

Aku sungguh percaya pada
kegelisahan dan kesedihan.
Dua hal yang sejenis dan selalu
bersisi-sisian. Mereka seperti
dua pandir yang tidak lelah
menguatkan keadaan genting.

Saat aku berkilah pada mereka
bahwa aku telah berdoa, selalu
saja ada yang mengusik dan
terpingkal-pingkal di pojok.


Aku harus mengerti bahwa banyak
nukilan hidup yang harus cepat-
cepat diselesaikan tanpa meminta
banyak orang untuk mengetuk pintu.

Tuhan pun tidak ada,
meski ia mengaku slalu setia.


2007
Buat Novieta Tourisia
Ve, thanks! It means a lot to me.
I feel much much better.
I'll keep happy, dear. I'll keep happy.



Pertama kali aku buka MPnya mba rsaraswati aku ga begitu tertarik. Malah aku sempat komentar dalam hati "situs kok gelap gulita begini ?"

Tapi setelah aku buka beberapa bagian aku seperti menemukan sosok misterius yang menarik disitu. Semakin banyak aku buka aku semakin terpikat dan tak mau beranjak pergi. Apakah aku sedang jatuh cinta lagi? Apa iya ada puber kelima? He he he... sorry, just kidding. Kembali ke Lap...top...

Puisi mba Rieke yang aku kutip diatas adalah bagian pertama yang aku buka dan aku terpekur lama disitu. Aku eja huruf demi huruf, kata demi kata, mencoba mencari jawaban mengapa aku merasakan sesuatu di situ.

Dari aku mengetikan titik terakhir tadi, sudah dua batang rokok aku habiskan. Tapi entahlah, aku tetap tak tahu. Dan mungkin takkan pernah tahu. Yang aku tahu puisi itu bagaikan aliran hidupku.

Benar kawan. Aku bahkan tersentak oleh bait terakhirnya. Dan kalau boleh aku bertanya pada-Mu Ya Tuhanku. Benarkah Engkau setia....?

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena