26 Januari 2009

Gudeg vs Peuyeum

Perseteruan melalui media antara seniman Bandung dan Jokja beberapa waktu lalu akhirnya menimpa aku juga. Menurut Adi Wicaksono, seniman Jokja di sebut mbentoyong, beda jauh dengan seniman Bandung yang dikatakan keren dan trendy.

Dan sore tadi ada tamu dari Bandung yang mengunjungi galeri. Dari sekedar diskusi tentang karya yang dipamerkan saat ini, obrolan berbelok ke masalah kondisi ekonomi yang kurang kondusif dan strategi untuk mengatasinya.

Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba keluar penawaran untuk gabung dengan ibu atau mbak yang cantik itu di Bandung. Secara halus aku menolak. Tapi beliau pantang mundur juga. Berbagai penawaran dikeluarkan dari gaji, fasilitas sampai belok ke masalah cewek. Katanya cewek-cewek Bandung lebih asyik daripada Jokja.

"Emang ga pengen punya cewek mojang priangan, mas..? Cakep-cakep lhooo..."

Kacaw neh kalo dah mulai main perbandingan kayak gini. Kenapa segala sesuatu suka dihubung-hubungkan dengan keindahan yang mungkin semu. Negara saja tidak memaksa rakyatnya memilih wakilnya sehingga digunakan istilah hak pilih, bukan kewajiban pilih. Tuhan saja tidak otoriter menyuruh umatnya jadi kyai semua. Jadi penjahat juga boleh asal resiko tanggung penumpang.

Urusan kerjaan saja kok sampai dirayu dengan cewek cakep. Kelelakian boleh sama, tapi selera kan bisa berbeda. Apalagi urusan jodoh udah ada yang ngatur. Ga perlu Tuhan, hansip juga bisa.

Pusing juga cari cara menghindar yang baik dan benar. Untung ada telepon masuk. Langsung deh dipakai alasan si bos minta dikirim sesuatu saat itu juga via pos. Padahal yang nelpon dari pak RT nagih iuran lingkungan belom dibayar.

"Eeeh... gimana tawaran saya..???"

Halah, masih ngejar juga si neng geulis teh.

"Iya, tar saya pikirin deh mbak. Tak tinggal dulu bentar ya..."

Cuma tak jawab gitu doang sambil ngeloyor keluar. Males ah mikirin mojang priangan, walaupun pengen. Cukup bersiul saja deh sambil bernyanyi...

Neng geulis...
pujaan engkang....

Neng geulis...

engkang hoyong papang...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena