15 Januari 2009

Hargai Saya Dunk...

Ada seorang kolektor atau mungkin lebih tepat disebut kolekdol, koleksi go didol. Beliau sering banget menyambangi galeri dan jarang cuma sebentar. Sangat familiar dan hobi banget ngobrol. Bahan pembicaraan selalu ada bagai orang tak pernah kasmaran yang suka kehabisan kata-kata.

Kemarin sore..
Beliau datang ketika saya sedang dikejar deadline untuk dua tugas penting, menyusun database untuk pameran Senang Senang dan meredam amukan cacing-cacing perut. Jadilah saya nemenin ngobrol sambil ngetik dan makan.

Mungkin karena merasa ga nyaman, tiba-tiba beliau jadi ngomel ga karuan. Katanya saya ga menghargai beliau. Ealah... mulut usil saya malah keceplosan nanya, "emang harganya berapa, pak...?"

Walah...
Tambang kenceng tuh volumenya.

Demi tamu yang baik, saya akhirnya menghentikan aktivitas pekerjaan dan makan yang mendadak jadi ga enak. Untung cepetan pulang tuh sebelum ada CPU melayang.

Tapi setelah itu saya masih ga enak juga melanjutkan pekerjaan. Kepikiran terus ocehan juragan lukisan tadi. Apakah benar saya tidak bisa menghargai orang. Padahal suer saya ga tahu banderolnya berapa.

Apakah saya harus mengusulkan beliau untuk menjadi nominator penghargan nobel yak..? Kayaknya bisa masuk tuh untuk bidang pertanian. Minimal beliau bisa menanam rasa enek dalam hati saya.

Semoga bisa deh. Biar Indonesia bisa punya lagi peraih nobel pertanian setelah Broery Pesolima untuk inovasi buah semangka berdaun sirih. Cuman untuk tahun 2009 kayaknya harus bersaing dengan selebritis dari negeri kompeni yang baru-baru ini berhasil menciptakan tanaman laos berbunga combrang...

Ok deh teman...
Selamat berinovasi.
Saya ijin deh libur seminggu tidak ngeblog untuk persiapan pameran mendatang...

0 comments:

Posting Komentar

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena