12 Januari 2009

Nyoblos Ga...?

Entah berdasarkan kriteria apa, seseorang datang kepada saya dan menawari untuk ikut menjadi tim sukses salah satu peserta pemilu. Boro-boro berminat jadi tim sukses, pemilu besok saja saya tidak akan nyoblos kok.

"Jangan begitu, mas. Ini demi masa depan bangsa dan negara..."
Berdalih untuk bangsa dan negara, tapi setelah terpilih cuma memperkaya diri. Kompas hari kemarin saja menyebutkan, hanya 116 orang anggota DPR yang tidak pernah absen rapat. Itu baru yang aktif berangkat. Kalo disaring lagi, yang tidur selama rapat, nyisa berapa orang dunk... DPR mending dibubarin aja deh. Pemborosan anggaran negara saja.

"Ga bisa, mas. Pemerintahan harus dikontrol. Kalau tidak ada yang mengingatkan, mau jadi apa negara ini..."
Halah, terlalu muluk-muluk mengontrol orang yang punya tendensi politis dengan mengkambinghitamkan rakyat. Jangankan mengingatkan untuk sesuatu yang berkaitan dengan uang banyak. Yang simpel aja, ketika lampu lalu lintas menyala kuning, itu kan sama saja kita diingatkan sebentar lagi merah. Kenapa malah lebih suka injak gas lebih dalam..? Yang sederhana saja kita tidak bisa, apalagi yang rumit.

"Tapi partisipasi sebagai warganegara yang baik sangat diperlukan negara ini, mas.."
Saya tidak ingin terlalu sombong ingin merubah negara ini, kalo kenyataan saya merubah diri sendiri saja belum mampu. Bagaimana saya bisa menghapus korupsi penguasa, kalo ngeblog saja saya nebeng internet di kantor dan mencuri jam kerja.

"Ulama saja mengatakan golput itu haram, mas..."
Ulama cap apa dulu...? Udah jelas dari sononya dibagi ada ulama dan umara dengan tugas masing-masing. Kalo ulama saja sudah mau nyikat kerjaan umara, ya kacaw dong. Demi kepentingan politis, umat digiring ke parpol tertentu atas nama Tuhan... Bukan sekedar atas nama rakyat lagi.

"Jadi beneran, mas. Tetap ga akan nyoblos..?"
Sekali tidak tetap tidak. Saya mau jadi penonton saja lah. Malah enak, cukup sorak-sorak di pinggir lapangan sambil mencaci maki pemain yang kalah. Bebas resiko yang penting hati senang walaupun lagi banyak uang.

Lagian mau nyoblos gimana. Sampai sekarang saja ga terdaftar di daerah pemilihan manapun. Saya mau daptar di KUA aja. Biar bisa nyoblos...
Selamat deh...


3 comments:

  1. Setuju :-)
    Tapi kalo bapak saya gini, beliau masih suka coblos partai yang berbau masa lalu. maklum, beliau anak seorang pns yang belum pernah melihat kertas suara selebar sprei.

    BalasHapus
  2. Ikutan ke KUA nya aja lah

    BalasHapus
  3. Saya benar-benar alergi tuch yang namanya partai.
    mereka pikir urusan dunia ini cuma politik.
    mendingan nge click, ya boss.....

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena