14 Oktober 2010

Kembali Ke Jakarta

Setelah beberapa hari berpikir panjang, akhirnya aku putuskan untuk mengambil kesempatan yang di Jakarta ini. Sebuah peluang yang juga berasal dari kesalahan penilaian teman atas kemampuanku.

Sejak dulu aku memang suka belajar banyak. Hanya saja aku tak pernah matang dalam mempelajari sesuatu. Asal sedikit tahu aku sudah merasa cukup. Aku baru akan mengasah ketika aku benar-benar membutuhkannya untuk pekerjaan yang dihadapi.

Seperti ketika aku kerja ngurus gangguan di PLN, bila ada kesempatan aku suka iseng buka-buka komputer di kantor. Tapi tak pernah aku belajar sampai menjadi pintar. Ketika sudah sedikit tahu, aku ganti haluan bongkar sepeda motor tanpa terima pasang di bengkel sebelah kantor. Begitu dan begitu seterusnya sampai aku tahu banyak hal walau hanya sedikit-sedikit. Aku tak pernah berpikir yang aku pelajari itu berguna apa tidak untuk saat ini. Pokoknya kalo penasaran ya aku coba-coba.

Berawal dari kebiasaan buruk itu, akhirnya beberapa temen menganggap aku berskill tinggi karena bila diajak ngobrol teknis ini itu kelihatannya bisa nyambung. Padahal suer, kemampuanku sebatas tahu saja. Buktinya ketika ada yang bertanya lebih detil, pecicilan aku cari-cari di google.

Kepergianku saat ini ke Jakarta pun sebenarnya modal nekat. Ketika aku bilang ke seorang teman untuk belajar tentang security system, aku malah dianggap mampu untuk pegang tim pembangunan infrastruktur data center. Sedikit banyak aku sudah ada gambaran tentang pekerjaan itu, karena cuma gabungan dari instalasi listrik, telepon dan jaringan komputer. Hanya saja aku pegang kerjaan semacam itu secara terpisah-pisah sudah 15 tahun lewat.

Hanya modal nekat itu saja yang membuatku terbang ke Jakarta sore tadi. Aku harus belajar cepat beberapa hari ini agar bisa segera bekerja dengan baik. Persiapanku tak banyak, hanya mental dan kemauan belajar cepat saja. Fisik kayaknya masih mampu bertahan walau disini tak bisa fitnes lagi tiap pagi. Citra pun kayaknya sudah cukup besar untuk bisa menjaga ibunya agar tidak nakal.

Operasi yustisi pendatang juga tak perlu aku risaukan. KTP Jakartaku masih berlaku dan dijamin bebas deportasi. Ga bakalan deh aku ditangkap Satpol PP. Kalo ditangkap yang lain sih aku ga berani jamin. Soalnya di KTP itu statusku Belum Kawin.

Itu saja...

5 comments:

  1. tinggal di daerah mana kang?
    jaga diri baik-baik...kalo ada copet, copet balik lagi ya!

    BalasHapus
  2. semoga jadi orang sukses di jakarta gan....

    BalasHapus
  3. wah wah... KTP Jakartanya berstatus lajang yah... ati ati ntar ketangkep orang yang membutuhkan belaian loh hihi >.<

    semangaaaat ^^/ semoga sukses yah dengan segala urusannya ^^

    BalasHapus
  4. semoga sukses ya teman ^^

    tetap semangat dan berdoa...:)

    BalasHapus
  5. semoga seLamat sampai tempat tujuan dan kembaLi Lagi ke rumah, serta saLam sukses pada aktifitasnya.

    mengenai operasi yustisi kayaknya aman2 aja deh, paLing operasi pedagang kaLi Lima yang Lagi digaLakan.

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena