12 Juli 2012

Anggun

#Bimbingan Orang Tua

Kayaknya sudah menjadi keinginan kebanyakan orang tua. Saat anaknya lahir cewek, harapannya tentang fisik saat besar nanti bisa jadi sosok perempuan anggun dan menarik walau tak harus cantik. Makanya aku namakan Ayesha Citra, mengingat orang Jawa bilang asma kinarya japa. Sebuah harapan orang tua agar anaknya bisa benar-benar mencitrakan sosok perempuan sejati.

Namun kembali ke fitrah hidup manusia dimana harapan kadang terpeleset. Keinginan menjadikannya perempuan yang anggun ternyata lebih mengarah ke akronim anak gunung.

Bisa jadi gen keluyuranku terlalu kuat menurun ke si Ncit, makanya sejak kecil jiwa petualangnya lebih dominan. Kalo bayi lain sukanya main boneka disayang-sayang, Citra lebih seneng ke kebon bermain dengan kelinci atau ayam mbahnya. Setelah rada gede sifat itu makin kentara. Dia tak bisa dikurung di rumah dan menyukai alam bebas. Pagar bukanlah pembatas efektif karena pasti dipanjat.

Tanah kotor juga bukan lagi masalah yang boleh dikawatirkan. Jatuh, benjol dan lecet tak pernah membuatnya jera. Cewek yang biasanya identik dengan kulit halus mulus tak tampak sama sekali dalam desain tubuhnya. Tangan kaki penuh belang bekas luka. Jangankan mikirin penampilan yang feminim, disuruh sisiran atau pakai bedak juga ga pernah mau.


Biasanya gadis kecil suka dengan aksesoris centil biar manis. Ini mah boro-boro. Biar ga kepanasan saat berlarian di alam terbuka, sama ibue dibelikan topi rajutan berenda. Ternyata ga mau pake dan lebih suka topi rimba sebagai topi saya bundar kesayangannya. Sama halnya Waktu minta sepeda kemarin. Aku sudah nebak dia ga bakalan mau waktu ibue pilih sepeda mini warna pink. Dan betul sekali dia malah pilih sendiri sepeda bmx.


Melihat sifat dan sikap Citra, aku tak pernah mau memaksakan diri untuk membentuk dia seperti umumnya orang tua. Biarpun baru beranjak dari usia bayi, dia tetaplah manusia yang punya bentuk sendiri dari proses penciptaan awal. Bagaimanapun juga aku tak mau terjebak dalam pemahaman umum tentang pembentukan pribadi anak yang kadang samar.


Secara umum, bentuk (form) seringkali diartikan sama dengan raga (shape). Bentuk secara gamblang suka diasosiasikan dengan kenampakan, sebagai suatu raga yang penuh batas. Pembatasan ini sebetulnya merupakan konsepsi pembentukan pribadi yang sederhana dan bersifat eksternal. Tak perlu aku bersusah payah merubah banyak hal dalam diri anak. Cukup aku kembangkan shape Citra sesuai form yang sudah ada.

Mungkin ini menyalahi pakem pendidikan anak. Namun justru disinilah tantangan buatku agar bisa membuatnya memahami dan bisa menyelami arti jati diri. Tidak menjadi pribadi yang kelihatan manis di luar sesuai kehendak orang tua, tapi rapuh didalam karena pemaksaan bentuk yang tidak sesuai kerangka landasan.

Pokoknya sakarepmu, nak...
Yang penting belajarlah untuk bertanggungjawab atas apa yang jadi pilihan langkahmu. Orang tua cuma bisa mendukung dan menemani berbagi pengalaman hidup agar tidak sampai salah belok di tikungan. Sekali-kali jatuh tak jadi masalah, toh belajar naik sepeda juga harus jatuh dulu biar bisa.

Tapi ya sekali-kali saja lho...
Kalo jatuh-jatuh mulu, itu sih bapakmu...
#Katrok...


14 comments:

  1. di komunitasku Myquran, banyak juga kok akhwat yang latar belakangnya tomboy... jadi... wajar kok kalau nanti Citra tomboy :D

    BalasHapus
  2. hahaha...susah juga ya jadi orang tua :D

    apalgi sampai harus mendidik anak agar menjadi orang yang anggun... :D
    masalahanya,,,definisi anggun mana yg akan dipake? :D

    BalasHapus
  3. anak perempuan tomboy dianggap biasa..
    nek anak laki-laki kemayu dianggap melenceng..
    ada kisah, anak laki-laki mainin make up emaknya dan memakai lipstik, emaknya kelimpungan dan langsung mendaftarkan anak itu karate.. takut kebablasan..

    beda ama anak cewe, mau jungkir balik kayak laki didiemin.. apa tidak ada ketakutan yang sama jika mlenceng nantinya raw..?

    BalasHapus
  4. biar gak terlalu tomboykasih pakaiannya pakaian cewe aja mas

    BalasHapus
  5. hahaha... si Ncit bener2 mengingatkan aku wkt aku kecil dulu, foto2nya persis kelakuan manjat2 nya, babak belur nya & keritingnya.
    Ga usah khawatir, Om. tenaaaang aja, masih ada harapan.... buktinya liat aja aku skrg yg dulunya pecicilan udah gedenya anggun dan mempesona gini *kibas rambut*

    BalasHapus
  6. kalo di tempat saya anggun itu singkatan 'angkutan nggunung'... hehe..

    BalasHapus
  7. Citra.....Dora banget deh! :)
    Gpp mas, kalau tar gede juga berubah sendiri. Aku dulu juga tomboy banget, tapi penampilannya aja sih. Tapi tetep suka main Barbie.
    Sekarang yo berubah2 sendiri.
    Tapi kamu dah hebat nduk.....dah bikin bapakmu buang rokoknya :D

    BalasHapus
  8. kakehen ngluruhi aku malih dadi kaya aku anakmu....uhuuiii....

    BalasHapus
  9. hahahah...keren juga si citra nih, tapi ndak papa pals, ntar pasti menyesuaikan juga kok

    BalasHapus
  10. hueheheh baru tau 'anggun' plesetannya jadi 'anak gunung' XD

    BalasHapus
  11. hihi, sudah belajar naik sepeda ya :)

    BalasHapus
  12. kayanya nanti kalo sudah agak gede memang berubah sendiri..
    ga apa-apa, biar bisa jadi sosok wanita yang kuat #hatsyaah

    BalasHapus
  13. hihihi ... Cit bapak mu putus asa tuh, haahahaha ...:D
    awas sob, ntar kalo Citra minta naek gunung yooo gak dilarang ya ... :P

    BalasHapus
  14. kalo anak anak sih...
    selama masih kecil, sepertinya semua harus dicobain tuh, kan namanya anak anak ingin tahunya besar yah
    jadi dalam tahap mencoba coba
    ntar kalo udah besar, pasti jadi anggun dengan sendirinya deh

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena