03 Juli 2012

Candi Sepi

#Bimbingan Orang Tua

Saat aplut foto di goplus ada yang nanya, kenapa sih ke Candi Sukuh mulu..?

Aku rada yakin kalo ada yang komentar tentang candi Sukuh pasti mikirnya ngeres. Padahal itu masih terkait dengan jurnal sebelumnya tentang Rencana Perjalanan. Memang candi Sukuh, Cetho dan sekitarnya termasuk lokasi favoritku karena masih masuk dalam kategori candi sepi yang nyaman namun murah meriah.

Aku suka kealamian lingkungannya. Ibue suka suasana ademnya dan Citra sudah jelas suka keterbukaan alamnya. Senang rasanya melihat Citra kelihatan bebas berlarian tanpa takut ilang ditelan hiruk pikuk pengunjung.

Dari sisi pendidikan, di candi sepi seperti Sukuh ini kayaknya lebih mengena dibanding aku ajak ke candi terkenal. Saat diajak ke candi Borobudur misalnya, aku sudah bisa membayangkan Citra tak akan bisa fokus dengan candinya dan lebih tertarik dengan sarana permainan anak. Kalo maunya seperti itu, untuk apa aku musti bawa dia ke Candi. Mendingan ajak ke pasar malam atau playground di mall yang ada deket rumah.

Untuk anak seumuran dia, cerita apa di balik relief candi buatku ga penting. Citra bisa belajar mengenali karakter-karakter yang tergambar disitu buatku sudah cukup. Saat menemukan relief yang aus dimakan usia, dia jadi diam dulu agak lama sebelum akhirnya bilang gajah atau kuda. Salah tebak bukan masalah, yang penting dia jadi belajar berpikir mengasah kepekaan otak tentang apa yang ada dihadapannya.

Aku tak pernah bertanya-tanya dengan sengaja tentang apa ini apa itu. Aku biarkan saja Citra memperhatikan apa yang ada sesuka hatinya. Saat bingung dan bertanya baru aku jawab dengan bahasa yang kuharap cocok untuk anak seumuran dia. Begitu juga saat menemukan karakter yang oleh sebagian dari kita dianggap nyleneh. Aku suka saat dia menyebutkan namanya dengan benar sebagai nenen atau titit tanpa perlu disamarkan dengan istilah burung misalnya.

Menurutku, membiasakan anak dengan istilah samar-samar hanya akan membuat anak bertanya-tanya saat dia sudah mulai mengerti nanti. Dengan belajar terbuka sejak dini, aku harap anak jadi bisa memahami anatomi secara ilmiah dan tidak tersisipi pikiran kotor yang bisa berefek negatif saat dia mulai beranjak remaja.

Bagaimanapun anak sekarang berbeda dengan jaman aku kecil dulu. Sekali dibilang pamali atau ora ilok langsung diam dalam arti kata yang sebenarnya. Anak modern dibilang tabu justru akan bertanya-tanya kenapa. Bila yang jadi orang tua masih saja menutup diri dengan pertanyaan semacam itu, jangan salahkan anak bila mereka akan mencari jawaban ke sumber lain yang entah bisa dipertanggungjawabkan atau tidak.

Sik sik sik, pak Manteb...
Aku ki cerita opo sebenernya ya..?
Kok dari candi belok ke pendidikan anak..?


Candi Sukuh sedang dipugar

Ini gajah

Ini nenen

Ini dia...

6 comments:

  1. mas rawins sudah ada pengalaman,, sya malah belum ada.. :D

    BalasHapus
  2. kalau gak terlalu rame malah santai ya jalan2nya apalagi untuk ambil foto

    BalasHapus
  3. citra belajar langsung dari ahlinya yah @@"

    BalasHapus
  4. gak apa-apa pak dari candi ke pendidikan anak..
    wah ada bule juga ya pak yang dateng ke candi sepi itu

    BalasHapus
  5. waduw..... #gambar terakhir...

    BalasHapus
  6. candi sukuh tu di mana ?
    yang enggok2an mau masuk karang pandan belok kiri bukan ?

    BalasHapus

Sebelum membaca jurnal ini mohon untuk membaca Disclaimer dari Blog Rawins. Memberikan komentar dianggap telah menyetujui Disclaimer tersebut. Terima kasih

© 2011 Rawin, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena